[simple_crumbs root="Home" /]
-->

THE GLORY OF CHRIST IN UNEXPECTED PLACES (2)

Matius 27:57-61, Ayub 10:20-22

Hari Kematian dan Kebangkitan Kristus adalah hari yang terpenting yang pernah ada di dunia ini dan merupakah hari yang ada di dalam kehendak Bapa, telah dinyatakan oleh para nabi dan digenapi di dalam Yesus Kristus 2000 tahun yang lalu. Inilah hari yang dikatakan oleh nabi-nabi “The Day of the Lord.” Allah hanya menunjuk 1 hari itu, dari ratusan jutaan hari sejak creation. Dan itu adalah hari antara Kristus mati sampai Dia bangkit. Allah mengirimkan Anak-Nya yang tunggal untuk mati dan nanti bangkit untuk kita semua. Ini adalah hari penebusan, hari rekonsiliasi. Tanpa hari ini, manusia sekaya dan sesukses apapun tidak memiliki pengharapan. Di dalam setiap lembar Alkitab, Allah sebenarnya menyatakan 4 batu penjuru.

  1. Creation. Di tempat itu maka kita akan mengerti bahwa Allah menciptakan manusia dan seluruh dunia ini. Dari titik itu maka kita bisa melihat sampai saat ini, generasi demi generasi, dan kebudayaan demi kebudayaan, teknologi dan teknologi berkembang maju.
  2. Fall. Itu adalah titik kejatuhan manusia di dalam dosa. Dari titik itu seluruh kejahatan muncul. Orang-orang saling membunuh. Bangsa-bangsa saling bertempur dan tidak ada habis-habisnya sampai sekarang. Jikalau Allah melepas kita hanya sampai di titik kedua saja maka tidak ada pengharapan bagi kita semua. Tetapi Puji Tuhan, karena Allah menyatakan titik yang ketiga.
  3. Redemption atau titik penebusan. Itu adalah titik yang membalik dan memberikan pengharapan bagi seluruh umat manusia. Manusia tidak harus mengakhiri hidupnya di dalam kuasa dosa dan mengakhiri hidupnya tanpa pengharapan. Hari ini adalah hari pengharapan satu-satunya. Tidak ada satu pendiri agama yang bisa melakukan hari ini. Tidak ada orang kaya yang bisa membeli hari ini. Tidak ada orang yang begitu pandai yang bisa meng-create hari ini. Ini adalah hari di dalam isi hati Allah Tritunggal di dalam kekekalan.
  4. Consummation. Di titik itulah maka semua orang di dalam Kristus akan mendapatkan keselamatan. Alkitab menyatakan bahwa pengharapan kita tidak akan mengecewakan. Tariklah titik Redemption ini maka seluruh destiny manusia itu hanya akan menuju kepada murka Allah di dalam neraka. Ini adalah titik terpenting. Itulah sebabnya sebagai Hamba Tuhan saya terus-menerus meminta kepadamu, seluruh jemaat, pikirkan mengenai kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Kabarkan kematian dan kebangkitan Kristus. Karena ini adalah satu-satunya berita yang dimiliki oleh gereja yang tidak dimiliki oleh dunia ini. Dunia bisa menawarkan kita menjadi lebih baik, menjadi lebih sukses, lebih pandai tetapi tidak ada yang bisa menawarkan rekonsiliasi Allah dan manusia di dalam penebusan. Ini adalah hari-hari yang penting.

Ketika hari Jumat Agung, kita melihat apa yang terjadi sesungguhnya di salib. Hari Sabtu, 2000 tahun yang lalu adalah hari di antara Kristus disalib dan juga kebangkitan. Mari melihat sekarang apa yang terjadi di dalam kubur. Ini adalah hari yang gelap karena Yesus dikubur. Apa yang Tuhan itu mau ajarkan kepada kita? Apa hikmat Allah yang mau Dia nyatakan kepada jemaat-Nya? Mari kita melihatnya di dalam 3 sudut pandang.

  1. Lihatlah dari seluruh orang jahat yang berhasil membunuh Yesus.
    Ini adalah hari di mana kita menghadapi the problem of evil (Problema kejahatan). Mengapa orang benar menderita, orang yang tidak salah harus menjadi korban, orang suci dikalahkan? Mengapa Yesus harus ada di kubur dan Dia mati dipermalukan. Alkitab dengan jelas menyatakan dengan kejujurannya ini bukan Rest In Peace, ini mati. Di mana Allah ketika semua ini terjadi? Mengapa Allah diam atau apakah mungkin Dia tidak ada? Bukankah jikalau ada Allah maka tidak ada kejahatan? Hari ini kita menghadapi satu realita, yaitu the problem of evil. The problem of evil adalah salah satu dari 2 pertanyaan teologis yang paling tinggi dan sebenarnya tidak ada jawabannya secara verbal. Pertama adalah kedaulatan Allah dan kebebasan manusia. Ketika sebuah pesawat jatuh, itu adalah kedaulatan Allah atau kebebasan manusia. Apakah itu kehendak Allah di dalam kekekalan atau itu adalah kesalahan pilot? Ini menjadi problema teologia yang luar biasa sulit. Kesulitan kedua dari the problem of evil adalah mengapa orang yang tidak berdosa itu mati dengan kesalahan orang yang berdosa? Ini adalah masalah yang begitu serius.

    Allah menyatakan kepada kita di dalam Alkitab bahwa Yesus mati dan dikubur. Pertanyaan the problem of evil muncul. Mengapa orang-orang yang jahat itu menang? Mengapa imam-imam kepala itu menang? Hari itu, imam-imam kepala pulang ke rumah dengan gembira karena Yesus yang mau menghancurkan Judaism, sudah dihancurkan terlebih dahulu. Hari itu orang-orang Romawi lega karena pax romana, the peace of Rome itu tidak terganggu. Di dalam pertentangan selama bertahun-tahun akhirnya mereka memutuskan, Yesus yang sangat menjengkelkan, harus mati. Bahkan mereka memilih seorang penjahat namanya Barabas menggantikan Yesus. Hari itu, seluruh kejahatan menang, seluruh orang tulus dikalahkan. Semua orang jahat tertawa terbahak-bahak. Tetapi Maria, ibu Yesus, terus menangis karena mengerti sekarang apa yang dikatakan oleh Simeon: Pedang menusuk hatinya. Hari itu, seluruh murid Yesus pergi dengan cucuran air mata dan ketakutan. Jikalau Guru mereka sendiri harus dimatikan seperti itu apalagi mereka, murid-murid-Nya. Saya teringat akan perkataan dari murid-murid kepada Yesus Kristus: “Aku sudah meninggalkan semuanya Tuhan, lalu apa yang akan aku dapatkan? Jawabannya adalah kubur. Ini adalah hari di mana kejahatan merajarela. The problem of evil, mengapa orang benar mati? Mengapa orang benar itu harus kalah? Dunia ini ketika menghadapi the problem of evil, kalau bukan anugerah Tuhan, tidak ada yang bisa menjawabnya.

    Ketika menghadapi the problem of evil, minimal manusia akan menjadi 2 hal ini:

    1. Deism adalah satu usaha pembelaan akan adanya Allah. Ini adalah sistem dari Teodisi. Ketika melihat the problem of evil, semua orang mengatakan; “engkau lihat tidak ada Allah bukan?” Maka orang-orang Kristen yang berpikir Deism akan mengatakan: Tidak, Allah itu ada. Allah itu ada tetapi Allah menciptakan dunia lalu kemudian Dia melepaskannya. Suatu hari, ini akan berakhir. Ada Allah tetapi Allah tidak berinterfensi. Ada Allah tetapi Allah membiarkan.
    2. Atheism. Semua manusia berada di dalam tesis dari Epicurus. Epicurus menyatakan kalimat-kalimat yang begitu menusuk hati setiap manusia ketika melihat the problem of evil. Mengapa ada kejahatan? Bukankah Allah itu baik dan Maha Kuasa? Jikalau ada kejahatan maka Allah itu mungkin Maha Kuasa tapi tidak baik. Atau Dia baik tapi tidak Maha Kuasa. Atau kemungkinan yang ketiga, Dia tidak baik dan tidak Maha Kuasa. Tetapi dari 3 kemungkinan itu, Allah yang tidak baik, Allah yang tidak Maha Kuasa dan Allah yang tidak baik dan tidak Maha Kuasa. Ketiga-tiganya bukan Allah. Jikalau engkau orang Kristen, mengatakan bahwa Allah itu adalah baik dan Maha Kuasa, mengapa ada kejahatan? The problem of evil. Di mana Allah? Mengapa Dia tidak melindungi orang benar? Mengapa Dia tidak menjawab doaku? Itu adalah hari Sabtu. Saya dapat memberikan daftar peristiwa kejahatan yang seakan-akan tidak ada jawabannya dan tidak ada akhir. Bukan maksud saya untuk menjelaskan secara filosofikal bahwa Allah itu ada. Tetapi karena ini dinyatakan oleh Yesus sendiri. Biarlah kita boleh memiliki iman yang Tuhan itu nyatakan kepada kita bahwa Alkitab mengajarkan Yesus dikubur.

    Terhadap problem of evil ini maka saya mau mengingatkan saudara tentang 2 hal yang besar. Ingatlah yang pertama bahwa Yesus dikubur, Yesus sendiri sudah pernah mengatakannya. Dia mengatakan di dalam 2 hal ini yang pertama adalah rombak Bait Suci ini dan dalam 3 hari, Aku akan membangunnya kembali. Dan yang kedua, dia menyatakan: Angkatan yang jahat ini tidak akan mendapatkan tanda apapun selain dari tanda nabi Yunus. Sama seperti Yunus di perut ikan 3 hari 3 malam lamanya, maka Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi 3 hari 3 malam lamanya. The problem of evil tidak akan menghancurkan iman Kristen dan tidak dapat mengatakan bahwa Allah itu tidak ada. Karena Yesus itu dikubur, Dia sendiri sudah mengetahuinya dan tidak lepas dari rencana Bapa-Nya yang kekal. Apapun saja yang terjadi meskipun itu sesuatu air mata yang luar biasa menghancurkan, ketika the problem of evil itu sampai, mengguncangkan iman dan pikiran kita tetapi Alkitab mengatakan: Itu ada di dalam rencana Allah dan tidak ada yang tidak luput dari seluruh rencana Allah.

    Ini peristiwa yang sesungguhnya, terjadi di Inggris. Di sana ada sekolah Kristen kecil dan sangat terkenal karena pendidikannya yang berhasil untuk anak-anak yang bisu dan tuli ini. Ada seorang wartawan mau melaporkan keberhasilan dari tempat itu dan mewawancarai guru dan anak-anak. Beberapa pertanyaan diajukan oleh wartawan ini kepada anak-anak. Dan ketika diajukan, menuliskan di papan tulis, lalu seorang anak nanti akan maju dan menulis jawabannya di papan tulis. Anak-anak menjawab dengan tepat dan semua anak yang ada di dalam ruangan itu bertepuk tangan. Setelah seluruh pertanyaan diberikan, wartawan itu memiliki beberapa pertanyaan terakhir yang sangat-sangat jahat. Apakah Allah itu baik? Beberapa anak maju dan menuliskan bahwa Allah itu baik. Lalu kemudian, pertanyaan terakhir, jikalau Allah itu baik, mengapa menciptakan engkau bisu dan tuli? Semua anak kemudian tertunduk, air mata mulai mencucur, mereka diam, tidak lagi bergembira seperti tadi. Lalu kemudian ada seorang anak mengacungkan tangan dengan air matanya, ia menuliskan demikian, “karena itu kehendak-Mu, ya Bapa, terpujilah nama-Mu.” Semua anak yang melihat itu mulai kembali tersenyum dan semuanya bertepuk tangan.

    Bagi orang-orang pilihan, the problem of evil tidak akan menghancurkan hidup kita. Karena orang pilihan sudah diberitahu Yesus ada dikubur, Aku akan masuk ke sana. Itu rencana-Ku. Itu adalah rencana kekal di dalam Allah Tritunggal. Tidak ada yang terjadi di dalam hidupku yang tidak dari kehendak Allah. Biarlah kita boleh aman di dalam pelukan-Nya. Biarlah kita boleh mendapatkan sukacita di dalam perlindungan-Nya. Ingat, pertama, Yesus sudah menubuatkan-Nya. Yang kedua, ingat bahwa perkataan Yesus kepada Petrus “Simon, Simon, iblis berusaha untuk menampi engkau, tetapi Aku sudah berdoa untuk engkau supaya imanmu jangan gugur”. Di tengah-tengah problem of evil dan seluruh kesulitan dan keguncangan iman, biarlah kita boleh ingat satu hal. Anak Allah itu sendiri, Yesus Kristus yang berdoa syafaat bagi kita dan menguatkan iman kita. Dan satu hal yang pasti, tidak pernah ada doa-Nya yang ditolak oleh Bapa yang di surga.

    Dia berdoa bagi kita dan menguatkan iman kita, membuat iman kita tidak bisa dikalahkan didalam bentuk apapun saja. Semua orang Atheis mengatakan karena ada the problem of evil, maka tidak ada Allah. Saya mengatakan sebaliknya. Lihatlah the problem of evil yang ada kepada semua anak Allah di dalam Alkitab maupun sejarah gereja. Dari mana kekuatan mereka untuk terus maju. Dari mana kekuatan mereka untuk terus bertumbuh dan menang dari seluruh kejahatan? Kalau bukan menyatakan adanya Allah yang menopang kami semua. Kubur Yesus Kristus, menyatakan the problem of evil.

  2. Lihat kubur itu sendiri.

    Kubur adalah tempat penguasaan setan. Ini adalah tempat semua orang yang berdosa, kecuali Kristus. Orang berdosa dibuang dan dimurkai oleh Allah, dan ketika Allah itu membalikkan diri-Nya, setan akan menangkapnya. Yesus adalah anak Allah yang tidak berdosa sama sekali. Dia suci adanya. Tetapi mengapa Dia harus ada di kubur? Karena di atas kayu salib seluruh dosa kita ditimpakan kepada Dia. Perhatikan baik-baik, satu dosa itu begitu fatal akibatnya. Semua orang suci di dalam Alkitab, mereka adalah orang berdosa, mereka harus masuk ke kubur. Anak Allah yang secara natur tidak berdosa itupun ketika ditimpakan seluruh dosa manusia, dia harus ada di dalam kubur. Kubur adalah tempat tersendiri. Ayub menyatakan ini adalah tempat di mana no return. Semua yang masuk tidak pernah kembali lagi, kecuali Kristus. Dengan tepat Ayub mengatakan, di mana cahaya terang serupa dengan kegelapan. Kubur adalah tempat yang tiada harapan.

    Semua manusia ditaklukkan dengan takut akan kubur. Bukan itu saja, Alkitab menyatakan kubur adalah tempat setan-setan berkuasa. Suatu hari Yesus pergi ke daerah Gedara, Alkitab menyatakan dari tempat pekuburan itu, datanglah dua orang yang kerasukan setan. Sekarang perhatikan baik-baik, Yesus ada di dalam kubur. Apa yang Alkitab mau ajarkan kepada kita? Satu pengajaran yang paling inti dari seluruh pengajaran yang lain. God is with us. Tuhan beserta dengan kita di manapun kita melangkah bahkan di tempat yang paling gelap suatu saat ketika kita berada di dalam kubur. Kita dapat melihat kepastian janji ini di dalam PL dan PB. Di dalam PL kita dalam melihat di dalam Mazmur 23:1-4, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku”. Yesus ada di dalam kubur dan kubur adalah tempat yang menakutkan, gada-Mu dan tongkat-Mu itulah yang menghibur aku. Di dalam PB kita dapat lihat Roma 8:38-39. Paulus menyatakan, “baik di dalam hidup atau maut, baik malaikat-malaikat atau penguasa kerajaan angkasa, ataukah yang ada di hadapan-Mu itu adalah kuasa yang ada di atas maupun yang ada di bawah atau pun makhluk lain, Alkitab menyatakan “Aku akan beserta engkau”. Dua kitab ini begitu jelas, God is with us. Kita bersyukur karena Dia pernah hadir di sana.

  3. Lihatlah dari rencana Allah yang kekal di dalam kekekalan.
    Maka lihatlah kubur Yesus, apa yang direncanakan oleh Allah yang kekal? Perhatikan satu kalimat ini, Kristus mematikan kematian tepat di singgasana-Nya. Upah dosa adalah maut, itulah sebabnya manusia harus mati dan dikuburkan dan kuburan adalah tempat kuasa kegelapan. Empat hal ini, yaitu setan, dosa, maut, kubur yang mengikat dan menaklukkan kita. Tidak ada orang yang bisa melepaskan diri. Tetapi apa yang menaklukkan manusia, ditaklukkan satu per satu oleh Kristus. Kristus membebaskan kita dari kuasa dosa. Kristus menghidupkan kita dari kuasa kematian. Dan pada waktu hari ini, mengapa Kristus harus pergi ke kubur? Karena Dia akan menghancurkan setan tepat di kepalanya, tepat di singgasananya dan itu adalah kubur. Saya teringat akan apa yang Allah Bapa sendiri nubuatkan. Ketika manusia sudah jatuh di dalam dosa, maka satu suara dari Allah Bapa dan itu adalah nubuatan-Nya “Aku akan mengadakan permusuhan antara keturunanmu dan keturunan perempuan ini”. Keturunan setan ini akan memanggut keturunan perempuan ini dan keturunan perempuan ini akan menghancurkan setan di atas kepalanya. Itu mau menyatakan bahwa setan akan memerangi dan melukai Kristus. Tetapi bersyukur kepada Allah karena tumit yang dilukai, walaupun menyakitkan tetapi tidak mematikan. Allah sudah berbicara ribuan tahun sebelumnya mengenai hal ini. Yesus pergi ke kubur, menelanjanginya, menghancurkannya tepat di tengah-tengah seluruh setan berkuasa.

Saya teringat akan satu film, The Cronicles of Narnia dari C.S. Lewis. Ada satu bagian di mana salah satu anak itu, Edmund, telah menghianati Aslan dan juga saudara-saudaranya yang lain. Di dalam cerita ini, Aslan menggambarkan Kristus. Edmund membantu seorang penyihir yang jahat itu, ratu Narnia yang telah membujuk Edmund. Maka menurut hukum yang berlaku, penghianatan ini akan menghasilkan hukuman mati bagi Edmund dan hanya ada satu cara untuk menyelamatkan Edmund, Aslan harus diserahkan ke tangan sang ratu yang jahat ini. Melihat kondisi seperti ini, maka Aslan yang lebih berkuasa daripada ratu itu, datang ke tahta dari ratu itu dengan tenang dan tanpa perlawanan. Setelah itu, Aslan kemudian dipermalukan dan diikat disebuah loh batu yang mewakili hukum taurat untuk dibunuh dan Aslan mati. Saudara-saudara perempuan Edmund, Lucy dan Susan memperhatikan kejadian itu, air matanya terus mengalir dan mereka benar-benar putus asa, karena melihat Aslan mati.

Tetapi tidak lama, tiba-tiba Aslan bangkit di depan mereka, menang mutlak atas kematian. Lucy dan Susan seakan-akan tidak percaya, dan kemudian mereka bertanya “Aslan, apa artinya semua ini? Engkau tadi sudah mati dan sekarang engkau bangkit, mengapa hukum kematian itu tidak berlaku bagimu?” Pada titik ini C.S. Lewis memberikan penjelasan yang luar biasa brilliant. Artinya, kata Aslan, bahwa meskipun sang penyihir menguasai kesaktian yang hebat, tetapi sebenarnya ada kesaktian yang lebih hebat yang tidak diketahuinya. Pengetahuan penyihir itu hanya terbatas pada waktu yang ada. Tetapi seandainya ia bisa melihat sedikit jauh ke belakang saat sebelum waktu diciptakan, ia akan membaca mantra yang berbeda ada di situ. Ia pasti akan tahu, bahwa ketika seorang korban yang tidak melakukan penghianatan apapun, dan dengan sukarela dibunuh untuk menggantikan seorang penghianat, maka, loh batu itu akan hancur, dan kematian itu sendiri akan bekerja secara terbalik. Perhatikan kalimat terakhir dari C.S. Lewis ini. Kematian itu sendiri akan mulai bekerja secara terbalik. Ketika saya menemukan kalimat ini, saya mulai mengerti mengenai kemuliaan Kristus, jika seorang yang benar, tidak melakukan penghianatan apapun, sukarela dibunuh untuk menggantikan seorang penghianat, maka loh batu itu akan hancur dan kematian itu sendiri akan mulai bekerja secara terbalik.

Saya teringat satu kalimat dari orang puritan yang menggabungkan semuanya, The dead of death in the death of Christ. Kematian Kristus adalah kematian yang mematikan kematian itu. Jikalau seorang yang benar, yang suci ada dalam kubur, dan kemudian dia harus dimatikan dalam kubur itu, ada satu hukum yang lain, yang tidak diketahui oleh penjahat itu, dan hukum itu ada di dalam kekekalan di dalam isi hati Allah, yaitu bahwa kematian itu sendiri akan mulai bekerja secara terbalik. Maka Kristus yang mati itu akan mematikan kematian itu. Oh puji Tuhan! Saudara perhatikan hal ini, matinya kematian di dalam kematian Kristus. Apa yang terjadi pada hari Sabtu? Mengapa Yesus Kristus harus dikubur? Dia menghancurkan kematian dan setan tepat di dalam singgasananya. Itulah sebabnya Paulus menyatakan “Hai maut di mana kemenanganmu? Hai maut dimana sengatmu?” Ini adalah suatu pengharapan satu-satunya di antara seluruh manusia yang hidup. Apakah rohmu tidak bersukacita karena ada pengharapan di dalam kuburan? Apakah kita tidak berbahagia karena Kristus memberikan kemenangan di dalam the problem of evil. Apalagi yang sekarang kita khawatirkan kecuali kita memiliki kuasa untuk menyampaikan berita ini ke seluruh dunia. Kematian akan kematian karena kematian Kristus.

Puisi ini akan mengakhiri semuanya. “Antara hidup dan bangkit-Nya, Kristus terbaring di dalam kubur. Sekarang semua orang yang percaya tahu, bahwa mati tidak berarti binasa”. Jikalau engkau belum pernah menjadi orang Kristen, pernahkah engkau mendengarkan berita seperti ini? Jikalau engkau bukan seorang Kristen, di mana letak pengharapanmu? Dan jikalau engkau adalah orang Kristen, mengapa engkau tidak menghormati Kristus yang mulia seperti ini, mengapa engkau hanya sesekali pergi ke gereja dan engkau melupakan Kristus? Dia adalah Raja di atas singgasana-Nya yang kekal di dalam surga dan dari singgasana-Nya, Dia turun untuk menghancurkan singgasana setan. Saya berdoa kiranya semua orang yang mendengarkan hari ini, di dalam hatimu ada takut akan Tuhan lebih lagi. Di dalam hatimu ada hormat kepada Kristus lebih dalam lagi. Engkau lupakan hidup keagamaanmu yang sudah sia-sia, tinggalkan itu semua, masuklah lebih dalam di dalam iman yang sesungguhnya, mengenal Kristus yang sesungguhnya, yang memberikan kepada kita satu pengharapan yang pasti. “Antara mati dan bangkit-Nya, Kristus terbaring di dalam kubur-Nya, sekarang semua orang yang percaya tahu, bahwa mati tidak berarti binasa”. Dan itu adalah hari Sabtu. Kiranya Tuhan menguasai kita semua, kiranya Roh Kudus menguatkan iman kita. Mari kita berdoa.

THE GLORY OF CHRIST IN UNEXPECTED PLACES (1)

Matius 26: 36-42, Matius 27:45-47

Mari kita melihat bagian Firman di dalam Matius 26: 36-42 dan Matius 27:45-47. Ini adalah peristiwa terpenting sejak bumi diciptakan. Kematian dan kebangkitan Kristus Yesus melampaui seluruh peristiwa yang paling hebat di dunia ini. Kematian dan kebangkitan Kristus lebih penting daripada kejatuhan Roma, lebih penting daripada peristiwa Jengis Khan menguasai seluruh Asia, lebih penting dari penemuan listrik fotografi dan seluruh alat teknologi, dan bahkan lebih penting dari deklarasi hak asasi manusia yang sampai saat ini berusaha untuk terus menerus dipegang. Peristiwa yang terjadi selama tiga hari pada 2000 tahun yang lalu lebih penting daripada seluruh pengajaran agama dan kebudayaan manusia manapun saja. Seluruh penemuan dan kemajuan manusia selalu diikuti oleh satu kata yang kecil ini tetapi mematikan yaitu dosa. Dosa tidak bisa diselesaikan dengan teknologi, pendidikan dan bahkan oleh agama. Pendidikan mengajarkan kita bagaimana menjadi lebih pandai. Teknologi memampukan kita untuk hidup lebih baik dan agama membuat kita bermoral lebih tinggi tetapi dari seluruh lingkup hidup manusia, tidak ada yang memberikan penebusan. Dosa hanya bisa diselesaikan dengan penebusan bukan dengan agama. Hari ini kita akan mengingatkan satu kalimat penting dari Kristus. Dan kalau Tuhan pimpin maka di dalam beberapa hari ini kita akan melihat kalimat-kalimat dan peristiwa penting dari Kristus yang menyatakan kemuliaan-Nya di tempat-tempat yang tak terduga. Kristus itu begitu mulia. Bersyukur kalau kita boleh melihat kemuliaan-Nya. Tetapi selama 33,5 tahun kemuliaan-Nya itu seakan-akan tertutup tetapi jika Roh Kudus bekerja di dalam hati kita, maka kita akan melihat kemuliaan-Nya yang tidak tertandingi.

Hari ini kita akan memikirkan satu kalimat Kristus di atas kayu salib yaitu “Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku”. Ini adalah inti kekristenan. Tanpa itu seluruh kita akan binasa. Ini adalah kalimat yang membuat kita boleh ditebus. Pikirkan bahwa Dia sudah bergantung di atas kayu salib berjam-jam lamanya. Kalimat itu diucapkan di tengah seluruh darah yang mengalir dan keringat yang membanjiri. Seluruh kalimat Kristus adalah kalimat-kalimat yang lirih. Tetapi dari seluruh kalimat-Nya itu ada satu kalimat yang keras, “Allah-Ku, Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku”. Ketika Dia berteriak dan teriakan itu dicatat oleh penulis Injil maka itu adalah teriakan yang harus diperhatikan dan diingat, karena ini adalah jeritan hati-Nya dan tangisan-Nya yang terdalam. Apakah arti teriakan ini? Ketika saudara mengerti teologia, ketika saudara mempelajari satu kalimat demi satu kalimat, maka ini adalah salah satu kalimat yang melampaui pikiran kita, sehingga kita membutuhkan anugerah-Nya untuk dapat mengerti dan mengenal-Nya. Tidak ada teriakan seperti ini dari pendiri agama atau dari semua orang yang menyatakan dirinya suci. Ini adalah teriakan dari Anak Allah yang diutus. Apakah arti teriakan ini?

  1. Ini adalah teriakan penderitaan terbesar karena Kristus ditinggalkan oleh Bapa.
    Saat itu adalah saat ketika Bapa memalingkan muka-Nya dari Kristus, menarik diri-Nya dari Anak. Ini adalah kalimat yang diucapkan karena hati-Nya sangat menderita. Mari kita melihat seluruh penderitaan Kristus dan apa yang terjadi di dalam hidup-Nya. Dia adalah Allah Anak yang mengambil tubuh yang berpetakan teladan budak, yang bisa mati, bisa sakit, satu tubuh yang terbatas. Bukankah itu penderitaan? Jikalau saudara tadinya bebas, kemudian saudara terkena sakit stroke dan kemudian saudara harus terbaring, bukankah saudara akan menangis dan berteriak, “mengapa hidup seperti ini?” Apalagi kalau saudara adalah seorang pemuda, remaja atau eksekutif muda. Ketika saudara terbaring, bukankah saudara juga akan mengeluh dan berteriak kepada Tuhan? Bahkan ketika saudara bertambah tua dan terbatas, bukankah saudara sering sekali menangis ketika mengingat masa muda yang begitu lincah? Dari tidak terbatas menjadi begitu terbatas. Bukankah itu sesuatu penderitaan yang begitu mendalam? Tetapi Kristus tidak berteriak ketika Dia yang tidak terbatas menjadi terbatas. Dia menjalaninya dengan sukacita.

    Perhatikan penderitaan-Nya yang lain. Dia adalah satu pribadi yang suci hidup di tengah-tengah manusia yang berdosa. Jikalau saudara adalah seorang yang sangat menjaga kebersihan dan kemudian saudara harus tinggal dengan seseorang yang luar biasa kotor, apakah yang saudara rasakan? Saudara tidak akan menyukai keadaan saudara. Kristus adalah pribadi yang suci dan tidak berdosa yang hidup di tengah-tengah manusia yang berdosa, namun Dia tiak mengeluh. Di tempat yang lain Dia disalahmengerti, ditentang dan ditolak. Suatu hari dengan cinta kasih-Nya Dia membawa beberapa murid-Nya pergi ke satu tempat untuk bertemu dengan satu orang gila yang dirasuk oleh legion, setan. Setelah itu maka Alkitab mengatakan Dia tidak melayani yang lain, Dia kembali lagi ke tempat-Nya. Itu adalah cinta kasih dari hati Kristus. Mencari walaupun hanya satu orang gila yang dirasuk oleh setan. Dan kemudian setelah Dia menaklukan dan mengusir setan itu, apakah yang terjadi di kampung itu? Apakah mereka berbahagia memuliakan Tuhan? Tidak. Mereka malah mengusir Kristus. Kristus mengusir setan dan semua orang itu mengusir Kristus. Sejak dahulu manusia akan mengusir Kristus demi uang. Kristus selalu ditentang, diusir dan disalah mengerti. Apakah Dia mengeluh dan berteriak? Tidak.

    Lihatlah penderitaan-Nya yang lain. Dia menderita kesakitan di seluruh tubuh-Nya. Tamparan dan cambukan dari para tentara, mahkota duri yang dipaksakan di atas kepala-Nya. Pernahkah saudara melihat Dia mengeluh? Tidak. Dia menderita di seluruh relasi-Nya. Orang-orang terdekat-Nya membuat hati-Nya remuk. Yudas mengkhianati-Nya hanya demi 30 keping perak yang nilainya sama dengan harga seorang budak. Setiap orang yang tidak dilahirbarukan akan menghina Kristus dengan hinaan yang paling rendah. Petrus menyangkal Dia dan bahkan murid-murid-Nya meninggalkan Dia ketika Dia ditangkap dan dipaku di atas kayu salib. Apakah Tuhan kita mengeluh dan berteriak? Tidak pernah. Hati-Nya hancur melihat ibu-Nya menangis. Seorang manusia yang normal tidak akan tahan melihat orang yang mereka kasihi mengalami penderitaan. Kristus melihat hati ibu-Nya hancur karena menyaksikan penderitaan-Nya di atas kayu salib, direndahkan, dipertontonkan dan dipermalukan di hadapan orang banyak. Tetapi Kristus tidak pernah mengeluh.

    Dia tidak pernah mengucapkan satu keluhan kepada Bapa-Nya. Dia menderita dari seluruh jabatan-Nya. Dia adalah Raja, namun sebuah ejekan diletakkan di atas salib-Nya yang tertulis: “Inilah raja orang Yahudi.” Dia diberi jubah dan mahkota duri, dan sebuah buluh pengganti tongkat kerajaan. Mata-Nya ditutup dan kemudian ditampar, lalu kemudian seluruh prajurit mengatakan: “Hai Engkau, sekarang coba terka siapakah yang menampar Engkau? Bukankah Engkau itu nabi? Engkau bisa bernubuat, Engkau dapat mengetahui masa depan, bukankah Engkau tahu siapa yang menampar-Mu?” Dan sebagai Imam, Dia dipenjara dan digantung di atas kayu salib oleh seluruh imam. Dia menderita dalam seluruh jabatan-Nya, Raja, Imam, Nabi. Tetapi tidak pernah Dia mengatakan, “AllahKu, AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Seluruh penderitaan tersebut dianggap-Nya sebagai penderitaan yang kecil. Berbeda dengan kita. Begitu kita merasa sedikit sakit, kita langsung mengeluh kepada Allah. Ketika kita dihina maka kita langsung berteriak kepada Tuhan, begitu kita mengalami ketidakadilan, kita langsung menuntut keadilan. Begitu kita disalahmengerti kita ingin segera membereskannya. Begitu orang yang kita kasihi sakit, maka kita langsung cemas. Kita akan terus menuntut Tuhan. Bagi Kristus, tidak! Alkitab menyatakan, Dia tidak mengatakan apapun juga. Dia biasa menderita kesakitan, Dia memberikan tubuh-Nya untuk dipukul. Tetapi tiba-tiba di atas kayu salib Kristus berteriak, “AllahKu, AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

    Perhatikan penyebab teriakan ini. Bukan karena penderitaan, bukan karena kematian, tetapi karena Allah Bapa memalingkan muka-Nya dari Allah Anak. Ini adalah penderitaan yang Dia takuti ketika di Getsemani, Dia tidak takut mati, Dia tidak takut sakit, Dia tidak takut hati-Nya dihancurkan tetapi Dia takut Bapa itu meninggalkan Dia. Dia adalah Anak Tunggal Bapa yang ada di dalam pangkuan Bapa, yang begitu dekat dengan Allah Bapa. Tetapi ada satu waktu di dalam sejarah di mana kedekatan ini hancur. Bapa yang tadinya terus memandang Anak dan Anak yang terus memandang Bapa, sekarang di dalam satu waktu Allah Bapa memalingkan muka-Nya. Mengapa Allah Bapa memalingkan muka-Nya? Karena dosa. Perhatikan baik-baik, dosa kita di tanggung oleh Kristus dan pada saat itulah, Bapa di surga memalingkan muka-Nya. Ditinggalkan oleh Allah adalah penderitaan yang terbesar.

    Kristus mengajarkan kepada kita satu prinsip yang penting, apapun saja penderitaan manusia, jikalau seluruh penderitaan itu digabung, apapun itu baik fisik, mental, emosional, bahkan ketika ditinggalkan oleh orang-orang yang kita kasihi, semuanya itu digabungkan dan dibandingkan dengan Allah meninggalkan kita, itu persis seperti perbandingan satu tetes air dengan seluruh samudra yang ada. Inilah yang ditakutkan oleh Kristus. Orang itu seakan-akan berkata menjauhlah Allah karena aku tidak peduli jalan-jalan-Mu. Perhatikan ketika Yesus Kristus didatangi oleh orang-orang yang berkata, “Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu? Bukankah kami mengusir setan demi nama-Mu, bukankah kami melayani Engkau?” Yesus Kristus berkata, “menjauhlah dari pada-Ku hai sekalian pembuat kejahatan, Aku tidak mengenal engkau.” Allah yang suci tidak mungkin didekati oleh kita yang berdosa. Penderitaan manusia yang sesungguhnya adalah ketika Tuhan memalingkan muka-Nya dari kita. Pada titik itulah, yaitu ketika Allah meninggalkan seseorang, Dia membiarkan seseorang, Dia tidak menyertai orang itu lagi, maka Alkitab mengatakan, di saat itulah orang itu akan menerima dan mendapatkan seluruh keinginan hatinya. Di titik itu orang itu akan memuaskan seluruh nafsunya tanpa ada yang bisa mengendalikannya.

    Di dalam Alkitab saya sangat terkesima dengan apa yang Paulus katakan di dalam 2 bagian di surat Roma. Bagian pertama di dalam Roma 2, Paulus menyatakan Allah membiarkan orang itu, Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka. Di dalam Roma 2 dikatakan, “aku tidak lagi mau bersetubuh dengan istriku, aku tidak lagi mau bersetubuh dengan suamiku, aku mau bersetubuh dengan sesama jenisku.” Satu kalimat Allah yang begitu sangat menakutkan adalah Allah menyerahkan mereka pada keinginan hati mereka. Bagian yang kedua di dalam Roma 8 adalah sesuatu yang terbalik. Orang ini berada dalam penderitaan, penganiayaan dan pedang. Dia berada dalam pergumulan yang sangat berat tetapi Alkitab mengatakan siapakah yang bisa memisahkan kita dari Kristus? Apakah pedang? Apakah penganiayaan? Apakah itu satu kesakitan? Tidak! Tidak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus. Perhatikan baik-baik, bukankah mereka adalah orang yang berada dalam satu keterbatasan? Kalau saudara dan saya masih memiliki pergumulan, bersyukurlah dan jangan marah kepada Allah di dalam pergumulanmu karena Allah sedang melindungi kita. Karena Dia menyertai kita di dalam pergumulan kita. Sebaliknya, ketika semuanya begitu lancar dan di saat manusia berpikir Allah tidak ada atau mungkin orang Kristen berpikir bahwa ini adalah berkat Tuhan, pada saat yang sama Alkitab mengatakan Allah membiarkan mereka. Pertanyaan kepada hatimu yang terdalam seluruh jemaat, apakah engkau benar-benar melihat Allah itu adalah yang paling mulia di dalam hidupmu? Apakah sumber kebahagiaan kita itu adalah benar-benar Tuhan? Yesus Kristus menyatakan, “AllahKu, AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Teriakan itu muncul karena Dia menderita di dalam dosa manusia, seluruh dosa manusia ditimpakan kepada Dia. Jikalau engkau terus menerus di dalam dosa, Alkitab mengatakan kita akan sulit memandang wajah Allah. Dan kalau engkau sangat menyukai hal itu, maka Alkitab menyatakan orang-orang seperti ini sangat mungkin adalah penunggu dari neraka. Engkau adalah milik neraka, jikalau engkau tidak menghargai Allah.

  2. Ini adalah jeritan ketakutan terdalam karena dimurkai Allah.
    Salib adalah lambang kutukan dan di atas salib, Kristus menerima seluruh murka Allah. Dia meminum cawan murka itu sampai tidak ada yang tersisa. Pada saat Allah meninggalkan Dia, pada saat itulah Allah murka kepada Dia, karena dosa manusia. Perhatikan baik-baik, dosa itu lebih jahat dari penderitaan. Orang Kristen biasanya takut berdosa karena kita takut akan penderitaan yang mengikuti dosa, tetapi kita tidak takut berbuat dosa. Kita harus ingat bahwa dosa lebih jahat dari penderitaan itu sendiri. Satu prinsip kejahatan dari dosa adalah dosa memisahkan Allah dari manusia, tetapi bukan saja memisahkan Allah dan manusia, tetapi membuat manusia menjadi musuh Allah. Di dalam Perjanjian Lama maka kata dosa itu adalah Hamartia yang berarti missed the target. Tetapi di dalam Perjanjian Lama ketika bicara mengenai dosa, ada satu arti lagi yang lain, yaitu tangan yang terancung ke atas, dan itu artinya adalah perlawanan. Ketika saudara berdosa, saudara bukan saja menyakiti dan menyedihkan hati Allah, tetapi ketika kita berdosa, kita mengancungkan tangan kita di hadapan Allah. Dosa adalah perlawanan terbuka kepada pribadi Allah. Dosa adalah tangan yang terancung kepada wajah Allah. Ada cerita yang menyatakan bahwa Stalin, orang komunis yang melakukan begitu banyak pembunuhan, ketika berada dalam sakit yang berat, sebelum dia mati, tidak dapat menerima penyakit yang mengerogoti tubuhnya itu. Di akhir hidupnya, dia berusaha untuk mengangkat tangannya ke atas dan kemudian mengepalkannya kepada langit, ada kemarahan yang dia tunjukkan, kemarahan kepada langit. Kemarahan kepada Tuhan yang dia tidak percayai.

    Apa pengertian dosa bagi kita? Ketika kita melihat kisah penyaliban Kristus kita menangis, kita kasihan kepada Kristus yang menderita. Tetapi Alkitab menyatakan Yesus berkata kepada wanita-wanita yang juga menangis, “Jangan engkau menangis karena Aku, tetapi tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu karena akan tiba masanya orang berkata berbahagialah perempuan yang mandul dan tidak pernah menyusui karena ada tiba masa penghukuman akan dosa.” Ketika kita melihat Kristus dipaku di atas kayu salib kiranya Roh Kudus memutar arah dari air mata kita, bukan karena Dia perlu dikasihani, tetapi karena murka Allah akan ditimpakan kepada kita.

    Apakah kita pernah bertemu dengan Allah? Alkitab mengatakan bahwa Musa orang yang tersuci sekalipun gemetar, bahkan Elia kemudian menutupi mukanya itu dengan gemetar, Yohanes yang tadinya bersandar di dekat bahu Kristus menjadi tersungkur dan mereka adalah orang-orang yang dikasihi oleh Allah. Bahkan orang yang paling suci dan dikasihi oleh Allah pun gemetar ketika bertemu dengan Allah. Kenapa manusia berani berdosa? Saudara-saudara akan bertemu dengan Allah yang murka pada waktunya. Bertobatlah engkau dari dosa, saya menangisi hatimu, karena engkau akan luar biasa binasa dan ketakutan pada hari itu, betapa sering engkau mendengarkan kotbah yang terus menerus menyatakan Allah mencintai, Allah mencintai, lihatlah salib! Tanpa Kristus maka kita binasa, tanpa Kristus maka kita akan hancur. Jonathan Edward ketika bicara berkenaan dengan Kristus yang marah, maka seluruh jemaatnya menjadi sangat takut. Siapa yang tahan melihat Dia, dan siapa yang tahan melihat Dia yang marah, tanpa ada yang melindungi? Perhatikan baik-baik bagi engkau yang belum pernah mendengarkan Kristus, atau engkau yang sudah bergereja dan engkau yang bermain-main dengan dosa. Apa yang sebenarnya terjadi di atas kayu salib?

    “Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Allah murka kepada Kristus. Dari kalimat itu muncullah istilah teologis ekspiasi, apakah maknanya? Ekspiasi berarti seseorang yang berusaha untuk melindungi orang lain dari pembunuhan. Saya pernah melihat kejadian sesungguhnya, seorang ayah bersama dengan anaknya yang terjebak di tengah-tengah pertempuran di mana peluru dimuntahkan dari kedua belah pihak. Apakah yang dia lakukan sebagai ayah? Anaknya yang masih kecil itu tidak mungkin bisa lari, tidak ada lagi jalan keluar lagi. Maka ayah tersebut memeluk anaknya dan tubuhnya membungkus anaknya sehingga seluruh peluru menembus tubuhnya dan akhirnya ayah itu mati tetapi anak itu selamat. Itulah salib. Dia membungkus saudara dan saya dari murka Allah yang seharusnya ditimpakan kepada kita, karena dosa yang sudah kita lakukan untuk melawan Allah. Siapa yang bisa melepaskan kita dari murka Allah kecuali Kristus? Dan kalau saudara mengerti hal ini dan kalau Roh Kudus menerangi hati kecilmu, tidakkah engkau begitu menghargai Kristus? Bukankah engkau seharusnya mengasihi Dia yang mengasihi kita? Cinta Kristus keluar dari murka yang ditimpakan kepada kita.

  3. Ini seruan ketaatan yang sempurna pada jalan yang ditetapkan Allah.
    Yesus Kristus adalah Anak Allah yang diutus ke dunia menjalankan kehendak Allah. Dan untuk menjalankan kehendak Allah maka Dia tidak mengambil hak ke-Allahan-Nya. Dia mengambil bentuk manusia yang bisa kita salah mengerti. Tetapi bukan itu saja, Dia kemudian dipaku di atas kayu salib. Yesaya 53 mengatakan ketika itu terjadi supaya kehendak Allah itu dinyatakan. Apakah itu kehendak Allah? Kehendak Allah yang paling ujung adalah termasuk Kristus itu dimurkai dan ditinggalkan oleh Allah. Tanpa salib maka tidak ada pengampunan. Tanpa salib maka tidak ada rekonsiliasi dengan Allah. Tanpa salib maka tidak ada penebusan. Tanpa salib Kristus, agama sebaik apapun saja tidak pernah menghapus dan melindungi engkau dari murka Allah. Tanpa salib tidak ada perdamaian dengan Bapa di surga dan di dalam Yesaya 53 mengatakan tanpa salib maka umur kita tidak berlanjut. Dan ketika Dia melakukan itu maka kehendak Allah terlaksana oleh-Nya. Dan Dia akan melihat keturunannya akan berlanjut umurnya. Seluruh agama mengajarkan bagaimana pengikutnya harus mati untuk pendirinya. Hanya satu agama yang menyatakan pendirinya mati bagi pengikutnya.

“AllahKu, AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Pada saat itu Allah tidak menjawab. Pada saat itu semua orang yang di sana tertegun. Pada saat itu Roh Kudus bekerja diam-diam, memberitakan kalimat ini, dari generasi ke generasi, dan orang yang mengerti akan menjawab, “karena aku Tuhan Yesus, karena aku berdosa”. Kiranya cinta kasih-Nya hadir dalam hidupmu, kiranya murka-Nya diteguhkan dari hidup kita, kiranya belas kasihan-Nya nyata di dalam hidup kita yang hanya satu kali. Jangan mencintai dosa lagi, jangan mempermainkan kekristenan sebagai sebuah agama saja. Bawalah dirimu kepada salib, minta pengampunan dari Kristus dan biarlah kebenaran ini menyinari hati kita dan setiap hari kita boleh hidup makin menghargai Kristus karena salib-Nya adalah alasan kita tetap hidup sekarang dan selama lamanya. Kiranya Tuhan mengasihani kita.

^