[simple_crumbs root="Home" /]
-->

Ujian, Pencobaan dan Kemenangan (10)

Pengkhotbah: Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Matius 4:5-7, Mazmur 78:18-19, Lukas 11:16

Pada pencobaan Yesus yang kedua, setan membawa Yesus ke bubungan Bait Suci dan meminta Yesus terjun dari atas. Setan mengingatkan Yesus akan Mazmur 91 yang mengatakan bahwa Malaikat akan diutus oleh Bapa di surga untuk menatang Yesus sehingga kaki-Nya tidak terantuk ke batu. Ini adalah pencobaan yang jauh lebih sulit daripada yang pertama. Kelihatannya setan memakai sesuatu yang baik, yang tidak berdosa, memakai sesuatu yang sungguh-sungguh agamawi, bahkan sesuatu yang merupakan inti dari gereja, yaitu Firman. Setan tidak memakai praise and worship untuk mencobai Yesus, setan tidak memakai segala ornamen di dalam gereja untuk mencobai Yesus. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Firman Tuhan itu penting sekali, pusat dari gereja adalah Firman Tuhan. Setan mengambil Firman dan menyodorkannya dengan tafsiran yang salah kepada Yesus Kristus. Perhatikan bagaimana Yesus keluar dari jebakan ini dan bagaimana Yesus melawan jebakan setan. Setan mengutip Firman, lalu Yesus Kristus mengatakan: “Ada pula tertulis janganlah engkau mencobai Tuhan Allahmu”. Yesus mengambil Firman dari kitab Ulangan 6:16. Perhatikan bahwa pencobaan kedua ini tidak bisa kita lawan kecuali kita mengenal dan mendalami Firman. Yang Yesus Kristus lakukan bukan melawan Firman di Mazmur dengan Firman di Ulangan 6. Yang Yesus lakukan adalah melawan tafsiran firman yang salah dari setan dengan tafsiran firman yang benar dari Yesus Kristus.

Banyak orang Kristen terjebak di dalam pencobaan kedua ini. Jika kita tidak mengenal Firman, maka ketika seseorang mengatakan sesuatu yang ada di dalam Alkitab maka kita berpikir bahwa kita harus mentaatinya. Contoh yang sederhana, ada orang mengatakan bahwa ular adalah wujud dari setan, ini ada di kitab Kejadian. Ular yang mencobai Adam dan Hawa, maka ular itu setan. Dahulu ada suatu ajaran, yang mungkin menggelikan, tetapi banyak orang Kristen mempercayainya. Kalau ada lukisan ular, langsung dibakar. Demikian juga dengan patung ular harus dibuang, guci bergambar ular harus dipecahkan. Karena ular itu adalah lambang dari setan. Kelihatannya ini adalah sesuatu yang benar, ada di Alkitab tetapi jangan lupa bahwa Musa ketika di padang gurun dan orang-orang Israel sakit, Musa meninggikan tongkat ular, maka ular itu adalah lambang keselamatan. Kalau kita tidak mengerti yang satu, kita berpikir bahwa yang ini benar, tetapi kalau kita mengerti ada berbagai macam ayat di dalam Alkitab, maka kita akan menemukan paradoks, bukan anti-tesis, tetapi paradoks yang membuat kita berpikir secara lebih dalam sehingga pikiran kita mengkristal dan menemukan kebenarannya. Inilah sebabnya kalau kita melihat teologia reformed dari orang-orang reformed dan puritan maka kita akan mendapat berkat Tuhan yang luar biasa di dalam sejarah gereja. Ketika mereka berkotbah, satu kotbah mereka, di bawahnya begitu banyak ayat referensi. Sering sekali dalam bahasa yang aslinya. Ini membuat kita mendapatkan suatu pikiran yang luas, mengerti secara keseluruhan. Banyak hamba Tuhan tidak mau belajar baik-baik. Kalaupun mereka tidak mengerti bahasa asli, setidaknya mereka bisa membaca banyak commentary yang terpercaya dari para raksasa rohani yang menyatakan Firman, mengupas dalam bahasa aslinya dan memberi tafsiran, commentary yang begitu sehat. Tetapi mereka tidak mau akan hal itu, mereka membuang dari buku-buku yang baik yang Tuhan sudah berikan melalui sejarah gereja dan orang-orang yang Tuhan sudah urapi pada masanya.

Paulus mengatakan kepada Timotius: “Timotius, apa yang aku perintahkan, aku ajarkan kepadamu saat ini, ajarkan kepada orang lain yang cakap untuk mengajar orang lain”. Maka Timotius harus mengingat kalimat Paulus, lalu kemudian diajarkan kepada seseorang yang cakap mengajarkan ke orang lain. Paulus sudah membuat patron bagaimana pengajaran yang benar itu terus sepanjang sejarah gereja. Dia sudah mempersiapkan Timotius untuk berbicara 3 level di bawah yaitu Paulus, Timotius, seorang yang cakap mengajar orang lain. Dengan begitu seluruh teologia gereja itu ada. Kita harus mengerti Firman. Kita harus mengerti Firman dengan tafsiran yang baik. Kita harus mengerti Firman dengan teologia yang sehat. Kita harus mengerti Firman untuk membawa kita semakin takluk kepada Tuhan, hidup dengan God-centred, not self-centred.

Sekarang hamba Tuhan sudah tidak membahas dengan baik Firman, memiliki satu spirit untuk mendapatkan keuntungan dari jemaatnya. Itu semua sudah mendukakan hati Tuhan. Ketika saya mengatakan demikian, saya tidak mengatakan bahwa kita lebih baik atau kita satu-satunya gereja yang benar, sama sekali tidak. Tetapi bukankah kita harus menuju kepada yang Tuhan kehendaki? Gereja dipersiapkan sebagai mempelai wanita Kristus yang murni dan tidak bercacat cela sampai bertemu dengan Tuhan. Bukankah kita harus memiliki kemurnian di dalam hati? Pantaskah kita menggunakan Firman untuk mendapatkan uang? Bukankah kita memiliki satu kemurnian di dalam hati untuk mengharapkan Kristus? Pantaskah kita mengharapkan Dia untuk mendapatkan berkat? Arah hati kita harus benar. Seluruh gereja kita menuju ke sana. Tidak ada gereja yang sempurna, tetapi minimal arah dan tujuannya harus tepat.

Yesus berkata di depan setan, kalimat ini diutarakan oleh Allah kepada kita untuk kita baca supaya kita tahu cara menghadapi setan. Perhatikan bagaimana cara untuk melawan setan. Kata Yesus: “Ada pula tertulis …”. Bila kita bertemu setan yang menggunakan ayat Alkitab, kalau kita tidak membaca ayat Alkitab, kita tidak mungkin bisa menghadapinya, bahkan kita terjebak dalam salah mentafsirkannya. Kita harus memiliki suatu tafsiran yang murni, yang benar dan yang sehat.

Kata Yesus: “Ada pula tertulis jangan engkau mencobai Tuhan Allah”. Di dalam Alkitab ada beberapa kali kata “bagaimana manusia mencobai Tuhan.” Dalam Alkitab, mencobai Tuhan itu seperti apa:

  1. Mencobai Tuhan dengan membatasi Tuhan.
    Kita mencobai Tuhan dengan memberi batasan kepada Tuhan. Lihat Mazmur 78:18-19. Di sini kata mencobai Tuhan muncul. Ayat tersebut mempunyai konteks di mana Allah sudah berjanji kepada Israel bahwa Dia menyertai. Tetapi Israel selalu menjadi bangsa yang tegar tengkuk, mereka selalu bersungut-sungut. Ingin air. Ketika sudah diberi air, mereka meminta daging, terus seperti itu, tidak pernah puas. Mereka berteriak: “Apakah Tuhan beserta kita atau tidak? Apakah Tuhan sanggup menyediakan hidangan di padang gurun?” Teriakan itu adalah teriakan tuntutan. Sungutan itu adalah suatu bentuk tidak mengakui bahwa Allah sudah memberikan anugerah sebelumnya. Jangan kita bersungut-sungut, jikalau apa yang kita inginkan belum atau tidak terjadi. Kita boleh berdoa kepada Tuhan, kita boleh menyatakan isi hati dan keinginan kita kepada Tuhan, tetapi dengan ucapan syukur (seperti kata Paulus). Kalau kita bersungut-sungut, artinya kita tidak puas dengan hidup yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Apakah tidak ada berkat Tuhan yang besar dalam hidup kita? Kenapa terus marah? Kenapa terus bersungut-sungut? Kenapa terus mencobai Tuhan? Tuhan marah kepada Israel, mereka sudah ditolong, tetapi ketika mereka menginginkan sesuatu yang tidak ada, mereka bersungut-sungut. Ini adalah bentuk membatasi Allah. Dengan marahnya dan bersungut-sungutnya mereka, mereka mau menentukan waktu, cara, dan tempat Allah harus menyatakan kuasa-Nya. Kita tidak sadar akan hal ini.

    Ketika saya membaca, menyelidiki hal ini, sungut-sungut dan marah-marah adalah hal yang sepele dan biasa terjadi. Kenapa marah-marah atau sungut-sungut? Kenapa Israel berbuat seperti itu? Tidak puas dengan hidup. Tetapi itu bukan hanya tidak puas, itu adalah suatu teriakan untuk Tuhan: “sekarang dengar keinginanku, lakukan sekarang di tempat ini segera, dengan cara yang aku inginkan!” Tuhan pasti menuntun hidup kita, pasti memberi anugerah yang terbaik, Dia sudah memberikan Anak-Nya, apalagi yang lain. Tetapi tidak berarti kita boleh membatasi Tuhan, harus hari ini, di sini, dengan cara seperti ini Engkau memberkati aku. Dia adalah Allah yang bebas dan tidak terikat, Dia adalah Allah yang mengasihi kita di dalam kedaulatan-Nya. Kalau kita memaksa bahwa ini harus terjadi karena aku beriman, itu sebenarnya adalah suatu teriakan bahwa kita tidak beriman. Aku mengakui kuasa-Mu, lakukan sekarang! Dia berkuasa dan kalau Dia tidak mau melakukan sekarang, kita juga tidak dapat berbuat apa-apa. Jangan bersungut-sungut, jangan menuntut Allah untuk hal ini. Bersungut-sungut artinya tidak bersyukur, tidak mengakui anugerah yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Ada orang yang sudah bertahun-tahun dikeluarkan dari kesulitan yang besar, hidupnya sekarang terus bersungut-sungut. Saya tidak habis pikir. Dahulu Tuhan tolong, sekarang Tuhan pasti tolong, tetapi yang membuat Tuhan tidak menolong adalah sungut-sungut itu, karena kalau Tuhan menolong ketika kita bersungut-sungut, berarti Tuhan adalah budak kita. Jangan membatasi Allah. Dia berhak menolong kita sekarang, 10 tahun lagi, atau kapan saja. Dia berhak menolong kita dengan burung gagak, atau cara lain yang biasa. Tetapi yang paling penting adalah kita mau taat pada-Nya atau tidak. Alkitab mengatakan bahwa Israel mencobai Tuhan. Jangan sampai kita mencobai Tuhan dan membangkitkan kemarahan-Nya.

  2. Mencobai Tuhan dengan menuntut tanda.
    Lihat Lukas 11:16. Hati-hati ketika kita minta tanda, apa motivasi kita. Apakah kita sungguh-sungguh sedang berada di dalam suatu ketidakjelasan sehingga kita minta tanda atau karena kita sebenarnya tidak mau taat, kita tidak percaya, kita tidak mengenal Dia. Kalau kita terus minta tanda, sebenarnya kita tidak percaya kepada-Nya, kita tidak mengenal-Nya. Alkitab mengatakan: “mereka mencobai Yesus dengan meminta tanda”. Sebaliknya, Gideon meminta tanda, tetapi Allah tidak marah. Tidak setiap kali kita minta tanda Allah akan marah. Tetapi dalam hal Gideon, dia meminta tanda karena:

    – Dia mendapat tugas khusus dan dia tidak percaya dia diberi tugas khusus

    – Gideon merasa ragu-ragu ketika dia berjalan, apakah yang dipikirkannya benar. Ini adalah suatu ketulusan untuk mengetahui lebih lanjut akan pimpinan Tuhan. Tetapi sebenarnya banyak orang yang begitu jelas dan nyata, tetapi terus minta tanda, sebenarnya intinya adalah menunda ketaatan kepada Tuhan. Di sini Allah menyatakan suatu kemarahan. Yesus sudah melakukan tanda-tanda, Dia sudah mengajar dengan begitu jelas, tetapi orang Israel masih minta tanda. Yesus mengatakan: “Aku tidak akan memberimu tanda kecuali tanda nabi Yunus”. Tanda bahwa Anak Manusia akan mati, dikubur tiga hari dan akan bangkit sama seperti Yunus ada di perut ikan tiga hari. Dan tanda kedua dari nabi Yunus adalah Israel tidak akan percaya, tetapi bangsa-bangsa lain akan percaya kepada Yesus. Ini adalah tanda penghakiman kepada orang Israel.

Masih ada 3 lagi prinsip mencobai Tuhan. Tetapi biarlah pada hari ini kita diingatkan supaya kita tidak membatasi cara kerja Allah. Juga jangan kita meminta tanda dengan didorong motivasi ketidakpercayaan. Biarlah kita hidup dalam ketaatan kepada Tuhan.

Ujian, Pencobaan dan Kemenangan (8)

Pengkhotbah: Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Matius 4:5-7, Mazmur 91:11-12

Ketika membaca ayat-ayat ini, hal yang paling utama adalah kiranya kita takut kepada Tuhan. Saya sungguh tidak bisa mengerti bagaimana orang berani hidup tanpa Kristus, tanpa Firman dan tidak mengenal pribadi Allah. Setan terus menerus mematikan manusia, membuat kita berada di dalam lumpur yang menarik kita, semakin kita bergerak semakin kuat tarikannya ke bawah. Kecuali ada pertolongan dari Surga kepada kita, maka tidak mungkin kita bisa keluar dari lumpur itu. Tetapi hebatnya, cara setan memasukkan kita ke dalam lumpur dan pada saat yang sama kita tidak menyadari bahwa kita sedang terhisap di dalam lumpur. Ini adalah kematian perlahan–lahan, sama seperti seekor katak, dimasukkan di panci yang dipanaskan terus menerus, dan kemudian mati. Katak memiliki kekuatan di dalam dirinya untuk beradaptasi dengan suhu di sekitarnya sampai titik suhu tertentu, sama seperti kita. Manusia diberikan kemampuan untuk beradaptasi. Pertama, saudara akan merasakan hal yang tidak benar, tetapi ketika saudara mengijinkan itu terjadi, maka kemudian saudara akan berada di dalam posisi merasa ini baik dan tidak ada masalah, Saudara mulai beradaptasi. Saudara tidak sadar, bahwa kita sedang dimatikan sampai suhu tertentu. Ini adalah pekerjaan setan yang menarik kita, yang berusaha melumpuhkan kita. Bagaimana kita berani hidup tanpa Tuhan dan Firman-Nya? Setan saja berani mencobai Anak Allah. Apalagi terhadap kita? Dengan mudah sekali dia akan menggocoh kita.

Kita akan masuk mengenai temptation setan kepada Yesus Kristus. Sebelumnya saya mau mengingatkan beberapa hal seperti yang sudah dibahas sebelumnya.

  1. Setan mengetahui Firman. Di dalam Yakobus dikatakan setan gemetar kepada Tuhan. Tetapi satu hal, setan tidak pernah taat kepada Tuhan. Yang membedakan antara pengikut setan dengan pengikut Kristus hanya satu, yaitu ketaatan membaca Firman. Setan mengetahui Firman. Kalau saudara melihat di dalam ayat-ayat ini, luar biasa kejahatan dan keberanian dan kecongkakan setan. Setan berani bicara kepada Yesus Kristus: ada tertulis, berarti itu adalah Firman. Firman itu adalah Yesus Kristus sendiri. Tidak ada nabi atau rasul yang mengeluarkan kalimat dari dirinya sendiri. Itu dikontrol oleh Firman. Firman itu dinyatakan di dalam hati para nabi. Dinyatakan itu adalah Firman-Nya Kristus. Sekarang Firman itu diambil oleh setan kemudian disodorkan kepada Kristus. Luar biasa! Itu adalah tipuan. Itu adalah hal yang sangat tidak tahu diri dan sangat kurang ajar. Tetapi jikalau setan begitu berani berbicara demikian kepada Kristus, apalagi kepada kita.

  2. Setan menggunakan Alkitab dan melakukan tafsiran yang salah. Kalau orang Kristen tidak mengetahui Firman, akan mudah sekali dihancurkan oleh setan. Jangan berbangga jika saudara pergi ke gereja dan melayani Tuhan. Setan menipu kita dengan memakai Firman lalu dia menggunakan Firman itu untuk memalsukan Firman. Ini teknik tinggi. Pencobaan setan kepada Yesus Kristus itu tiga lapis. Tiap lapisan makin lama tekniknya makin tinggi. Kalau Tuhan memberikan kita cukup waktu untuk meng-explore semuanya, itu yang dikatakan oleh Ibrani, Yesus Kristus dicobai dari segala macam sisi. Setan pertama kali mencobai Yesus, dengan memakai kebutuhan (sedang lapar) untuk menjatuhkan Yesus. Tetapi sekarang sudah tidak memakai kebutuhan, karena Yesus mengatakan: “Ada tertulis manusia bukan hidup dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar daripada mulut Allah”. Lalu setan mengatakan: “Ada juga tertulis, Yesus, jatuhkan diri-Mu dari bubungan bait Allah itu, maka malaikat–malaikat-Nya akan menatang Engkau” (Mazmur 91). Jikalau saudara tidak membaca Alkitab baik-baik, pasti kalah dengan setan. Setan yang tertinggi itu bukan berada di kuburan tetapi letaknya di mimbar, di dalam gereja. Itulah sebabnya maka Yohanes mengatakan anti-christ. Anti-christ itu bukan orang beragama lain yang kemudian menghancurkan gereja, anti-christ adalah di antara kita sendiri. Orang–orang yang memakai Firman, memutarbalikkan Firman untuk menjatuhkan hati jemaat, supaya jemaat tidak mengenal Allah. Peperangan yang terbesar bukanlah peperangan bom atom. Peperangan yang terbesar yang menjatuhkan semua orang, bahakan anak–anak Tuhan sekalipun adalah peperangan tafsiran.

  3. Tafsiran yang dilakukan oleh setan itu, membawa kepada satu arah yang kesannya manis dan menyenangkan untuk daging, dan disetujui oleh natur manusia yang berdosa. Salah satu bentuk tipuan setan yang tinggi adalah menggunakan ayat Alkitab yang tepat, tetapi membawa ke arah yang berdosa. Perhatikan baik–baik direction-nya dan juga spirit-nya. Banyak orang Kristen dan kita tidak mengerti hikmat ini. Perhatikan apa yang terjadi kepada Adam dan Hawa ketika mereka dicobai oleh setan dan apa yang terjadi kepada Yesus Kristus ketika dicobai. Ketika setan mencobai Adam dan Hawa, setan menggunakan kalimat Allah, tetapi kalimat itu dibuat antithesis. Kalimat itu dibuat kontras 180 derajat. Kalimatnya tidak pernah diucapkan oleh Allah. Setan datang kepada Adam dan Hawa dan mengatakan kepada Hawa, “Tentu Allah berfirman, semua buah dari pohon di tempat ini engkau tidak boleh makan bukan?” Sebenarnya, Tuhan mengatakan: semuanya boleh kecuali ini. Setan melakukan antithesis. Tetapi ini tidak mungkin works kepada Yesus Kristus. Kepada orang–orang yang tidak mengenal Firman, maka setan akan mudah sekali untuk menipu, dia akan membalikkan perkataan Tuhan yang ada di dalam Alkitab karena orang tersebut tidak pernah membaca dan menyelidiki Firman. Tetapi kepada orang–orang Kristen yang meneliti Firman, maka setan akan menggunakan ayat yang benar–benar di dalam Alkitab. Setan akan mengambil ayat itu, memberikannya kepada kita, dan mengarahkannya ke suatu tujuan yang bukan dari Tuhan. Perhatikan arahnya. Setan memakai ayat Alkitab untuk mengarahkan kita untuk menyenangkan daging dan pikiran kita yang berdosa. Di sini setan akan mengeluarkan Firman lepas dari konteksnya. Dengan kata lain, dia akan menambahkan atau mengurangkan dan akan menerapkan Firman Tuhan bukan pada kondisi seperti yang Tuhan inginkan.


    Maka kita harus menguji setiap roh. Sebagai hamba Tuhan saya harus berani untuk diuji, karena saya harus bertanggung jawab di hadapan Allah. Di dalam 1 Yohanes 4:1, Yohanes mengatakan, “Ujilah setiap roh!” berarti Yohanes sendiri mau diuji. Dan yang menggerakkan Yohanes adalah Roh Kudus. Ketika Roh Kudus menuliskannya melalui tangan Yohanes “ujilah setiap roh”, maka Roh Kudus sendiri meminta jemaat untuk menguji Dia. Jangan saudara memiliki satu asumsi dasar yaitu percaya saja. Itu akan mematikan rohanimu. Penipu akan selalu bicara percaya saja. Kita memang harus percaya kepada Firman, tetapi kita harus mengujinya dan lihat baik–baik. Perhatikan Mazmur 91:11-12, seluruh katanya sama, tidak ada kesalahan di dalam titik komanya. Tetapi yang dikerjakan oleh setan adalah dia melepaskan ayat tersebut dari seluruh konteksnya. Dan kemudian menyodorkannya kepada Kristus Yesus. Kalau hal itu disodorkan kepada kita, maka akan menyenangkan daging kita, dan akan membawa kita untuk mendapatkan benefit dari Firman itu untuk keinginan berdosa kita. Dan itu yang dilakukan oleh setan. Calvin mengatakan setan sedang memperkosa dan mengorupsi Firman, dan menggunakan Firman itu seenaknya, lalu mengaplikasikannya secara liar. Mazmur 91:11-12 mau mengatakan, orang–orang yang sungguh–sungguh takut akan Tuhan, ketika dia berjalan, dan kemudian ada orang lain yang ingin menghancurkan dia, maka Tuhan berjanji: Akulah yang menjadi pelindungmu”. Tetapi ayat 11-12 ini dipakai untuk Yesus. Tidak ada orang yang sedang mengganggu dan memusuhi Dia. Sekarang kepada Yesus, setan berkata, “Jatuhkanlah diri-Mu dari tempat bubungan bait Allah itu lurus ke bawah, nanti malaikat akan menatang Engkau”. Tidak ada konteksnya sama sekali. Setan menggunakan Firman, memutarbalikkannya, mengeluarkan Firman yang memang ada, tetapi tidak memberikan konteks yang sesungguhnya. Dia sedang memperkosa, mengorupsi, memenggal Firman, dan mengaplikasikannya secara liar.

    Contohnya, banyak orang berkotbah mengenai Maleakhi tentang perpuluhan. Kita harus memberikan perpuluhan karena satu hal yaitu Tuhan sudah memberikan kepada kita uang itu. Kita bersyukur kepada Tuhan, dan itu bentuk iman bahwa milikku adalah sepenuhnya milik-Mu Tuhan. Ada orang bertanya kepada saya apakah perpuluhan itu masih berlaku sampai sekarang? Bukankah itu ada di dalam Perjanjian Lama? Saya katakan kepadanya benar bahwa perpuluhan ada di dalam Perjanjian Lama, maka saat ini perpuluhan itu tidak lagi berlaku. Bapak tidak harus memberikan 10%, tetapi boleh memberikan 20%, 30%, 40% bahkan semuanya. Maksud orang tersebut adalah kalau bisa jangan memberikan apa–apa untuk Tuhan. Perpuluhan adalah bentuk kita berterima kasih kepada Tuhan. Sebelum engkau memberikan perpuluhan, maka Tuhan sudah memberikan terlebih dahulu kepadamu. Bagaimana mungkin engkau bisa memberikan perpuluhan kalau tidak ada berkat Tuhan datang kepadamu? Tetapi sekarang terbalik, orang memberikan perpuluhan agar mendapatkan berkat lebih besar. Perhatikan arah dan spirit-nya. Ayat ini ditulis oleh nabi Maleakhi untuk menghardik orang Israel karena mereka menyimpan uang mereka. Mereka tamak. Maleakhi mengatakan engkau mencuri uang Tuhan, engkau memiliki hati yang tidak beres di hadapan Tuhan, engkau berpikir bahwa kalau engkau memberikan itu maka Tuhan tidak akan setia kepada janji-Nya? Engkau tidak mempercayai Tuhan, engkau greedy!

    Tetapi sekarang, ada banyak hamba Tuhan mengatakan jikalau engkau memberikan perpuluhan, maka Tuhan akan memberikan lebih banyak. Perhatikan arah yang sedang dituju oleh pendeta itu? Dia sedang mengobarkan greedy , bukan mematikan dosa greedy . Ayat Alkitabnya sama, direction-nya berbeda. Perhatikan, ini tipuan yang licin sekali. Kecuali sungguh–sungguh kita minta belas kasihan Tuhan mengerti Firman, dan Roh Kudus menerangi kita, saudara tidak akan sadar akan hal ini. Ayat Alkitabnya sama tetapi, yang satu mematikan dosa, yang satu lagi mengobarkan dosa. Yang satu membuat orang mencintai Tuhan, yang satu membuat orang memberikan perpuluhan bukan karena cinta kepada Tuhan, tetapi investment . Tidak ada satu perasaan pikul salib, tidak ada satu perasaan ketaatan karena itu adalah invest . Sehingga ketika saudara melakukannya, itu menyenangkan daging. Setan menggunakan kalimat yang precise , tepat, tetapi arahnya akan membawa kita kepada kesenangan daging. Dan kalau kita mendengarkannya, memperhatikannya, dan menyetujuinya karena natur manusia sudah corrupt , sudah jatuh di dalam dosa. Gereja Tuhan, perhatikan arah. Ketika engkau membaca apapun saja perhatikan arahnya. Apakah itu membuat kita memikul salib, mengikuti Kristus, menyangkal diri, dan semakin taat kepada Tuhan? Atau menyukakan daging kita? Perhatikan arahnya.

    William Perkins , seorang Puritan. 300 tahun yang lalu di dalam commentary-nya, dia menuliskannya di dalam konteks ketika dia berperang dengan hamba–hamba Tuhan dari gereja Anglican yang palsu (Saya tidak katakan semua gereja Anglican palsu, dengan hamba-hamba Tuhan yang palsu) yaitu salah satu hal utama yang dikerjakan setan pada umat Tuhan adalah membawa seseorang kepada presumption , atau anggapan, atau kepercayaan, yang kosong yang tidak ada tentang kasih Allah, anugerah Allah, dan perkenanan Allah padaku. Tuhan memang beranugerah, mengasihi, memberikan perkenanan, tetapi bukan seperti apa yang mereka maksudkan. Jadi mereka selalu mengatakan Allah beranugerah padamu, Allah mengasihi engkau, Allah memberkati engkau. Benar Allah memberkati kita, benar Allah memberikan anugerah itu, tetapi bukan seperti yang mereka kotbahkan, bukan seperti yang jemaat lihat atau pikirkan. William Perkins menyatakan tanda orang-orang seperti ini adalah mereka tidak akan ketat, tidak akan teliti, dan mereka tidak akan hati-hati di dalam membaca Firman. Biasanya mereka mengambil Firman untuk pleasure dan profit kehidupan mereka sendiri. Seperti apa yang dikatakan Daud di dalam Mazmur 19. Mereka selalu menuntut extra ordinary providence dan mengabaikan lawful ordinary providence. Mereka adalah orang-orang yang lancang, gegabah, congkak, terlalu yakin pada diri mereka sendiri.

    Daud menegaskan: Bebaskan aku dari dosa ini. Jangan biarkan aku berada di dalam dosa seperti ini. Perhatikan baik-baik, Abraham, Musa, Daud dan semua rasul-rasul adalah orang diberkati Tuhan, dan mereka dipakai oleh Tuhan dan Tuhan begitu jelas berbicara kepada mereka atau kadang-kadang Tuhan itu begitu jelas memberikan beberapa hal penampakan atau hal-hal yang ajaib, bahkan mujizat-mujizat kepada mereka. Iman mereka menopang mereka. Tetapi mereka tidak pernah congkak atau mereka gegabah atau lancang. Mereka adalah orang yang menyadari bahwa dirinya tidak layak mendapatkan miracle. Aku adalah orang yang sungguh-sungguh berdosa di hadapan-Mu. Milikilah hati yang selalu menyadari bahwa kita ini adalah orang yang tidak layak ditolong oleh Tuhan, tetapi kita minta pertolongan Tuhan. Kadang Tuhan menolong dengan extra ordinary providence , dengan miracle tetapi kadang Dia menolong atau Dia akan berkata-kata dengan cara yang lebih sederhana. Tuhan menggunakan segala cara yang kelihatannya natural tetapi sebenarnya itu adalah pengaturan tangan-Nya yang tidak terlihat.

    Satu hal yang sangat menjijikan di dalam hal ini, ketika ada orang yang berani di hadapan Allah mengatakan, “aku meng-claim Firman, meng-claim janji Tuhan”. Ketika Allah berjanji, Alkitab dengan jelas menyatakan Dia tidak pernah curang dan Dia adalah Allah yang memberikan kasih setia sampai pada masa tuaku. Tidak pernah ada satu nabi yang berani mengatakan “aku claim”. Itu sifat yang tidak benar dan bukan dari anak-anak Tuhan. Tuhan bukan petugas asuransi. Dia adalah Allah dan di dalam kerangka kedaulatan Allah, Dia yang berjanji, Dia berhak untuk tidak menyatakan janji itu kepada kita. Di dalam Ibrani 11 ada tulisan bahkan mereka itu adalah orang-orang yang tidak mendapatkan janji itu. Meskipun kehidupan mereka sudah memberikan kesaksian yang benar, tidak ada kesalahan pada mereka, tetapi mereka tidak mendapatkan janji itu. Alkitab kemudian mengatakan: Tetapi Allah tidak malu menjadi Allah mereka karena Allah sudah menyediakannya di Surga. Itu tempat kediaman yang jauh lebih baik daripada di dunia. Allah berhak kepada siapa Dia mengasihani dan kepada siapa Dia menarik. Dia berhak untuk memberikan janji-Nya dan menentukan kapan janji-Nya itu terlaksana. Kita tidak pernah boleh untuk meng-claim kepada Dia. Kita tidak pernah boleh untuk menyatakan harus terjadi hari ini, sebaliknya kita boleh mengatakan: Tuhan berikan aku kekuatan untuk terus memandang janji-Mu yang tidak pernah akan binasa dan Engkau pasti akan setia kepadaku. Berikan aku kekuatan, Tuhan. Itu namanya iman. Itu namanya kesetiaan. William Perkins, Calvin, dan bapak-bapak gereja, sudah menyatakan cara kerja setan di dalam hal ini. Dia akan menggunakan ayat Alkitab yang tepat lalu kemudian memberikannya kepada kita. Mencopotnya dari seluruh konteksnya, mengaplikasikannya secara liar. Dia sedang mengkorupsi, dia sedang memperkosa daripada teks dan kemudian mengarahkan kepada jiwa kita untuk seakan-akan itu Tuhan menjanjikannya dan itu akan menyenangkan daging. Setiap kali Firman Tuhan menyenangkan daging saudara harus hati-hati karena itu teknik dari setan.

Sekarang saya akan masuk ke dalam teknik setan yang lain di dalam temptation ini juga. Teknik setan di dalam temptation yang kedua itu ada 2 hal yang besar. Pertama adalah dia menggunakan Firman: “Ada tertulis”, Yesus. Kedua, dia menggunakan mujizat. Lihat Matius 4:5-6. Setan menginginkan mujizat terjadi. Setan menginginkan Yesus membuat mujizat. Setan membujuk Yesus untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Anak Allah di hadapan seluruh orang Israel dengan menggunakan mujizat. Yesus menggunakan pengajaran dan berkotbah ketika Dia menyatakan bahwa Dia adalah Anak Allah kepada orang Israel. Yesus akan menggunakan mujizat untuk menyatakan ketepatan, meneguhkan pengajaran-Nya, tetapi Dia tidak mengobral mujizat. Perhatikan kalimat setelah ini, camkan di dalam hati saudara. Keinginan yang liar untuk terus-menerus melihat mujizat untuk diri sendiri adalah tanda anak neraka. Saya tidak akan berbicara ini kalau tidak ada basis Alkitab dan teologi yang jelas. Saya sengaja bicara seperti ini untuk membuat saudara melihat kembali Alkitab. Saya akan membawa saudara-saudara di dalam 3 tempat ayat Alkitab. Ketiga-tiganya adalah anak-anak neraka yang menginginkan mujizat. Yang pertama adalah Lukas 16:19-31. Perhatikan baik-baik apa yang diminta oleh orang ini: “Berikan kesaksian mujizat, Bapa Abraham, kirim Lazarus untuk bangkit dari orang mati, katakan dia kepada saudara-saudaraku”. Di sini kita dapat melihat detail eskatologi apa yang terjadi. Di dalam neraka orang itu tetap bisa berpikir, tetap memiliki kasih, cinta, tetapi di dalam neraka dia menyodorkan pikiran yang tetap adalah pikiran setan. “berikan mujizat, bangkitkan Lazarus supaya dia pergi ke tempat semua saudara-saudaraku, masih ada 5 saudara di sana, supaya mereka jangan seperti aku”. Perhatikan, ini adalah penginjilan cara setan. Lalu kemudian apa yang dikatakan oleh Bapa Abraham? Ada pada mereka kesaksian nabi dan kesaksian Musa (5 Kitab Taurat). Tetapi orang ini mengatakan: Tidak. Kalau ada orang yang dibangkitkan pasti mereka akan percaya. Abraham mengatakan: Tidak, kalau mereka tidak mau menerima pengajaran kami, tidak mungkin mereka percaya dengan kebangkitan. Saudara-saudara, saya tidak mengatakan bahwa mujizat Tuhan tidak ada pada hari ini. Ada. Sampai detik ini ada. Tetapi kalau engkau terus menginginkan extra ordinary providence, yang supranatural terjadi terus-menerus, Saudara harus hati-hati karena itu bukan dari Tuhan. Kadang saya lihat orang-orang terlalu congkak, terlalu berani berkata bahwa Tuhan sudah berbicara kepada mereka, dan sering mendapatkan penglihatan-penglihatan. Saudara cek umur Abraham, Petrus, Yunus, dan semua nabi-nabi, berapa kali mereka mendapatkan suara Tuhan? Tidak sering. Jikalau Tuhan memberikan satu mujizat, maka langkahnya itu luas dan jejaknya sampai kepada kekekalan. Mujizat bukan untuk mujizat itu sendiri. Setiap orang yang terus-menerus berbicara mujizat dan mengingikannya secara membabi buta, itu adalah tanda anak neraka. Saudara uji kalimat saya. Saudara lihat kembali di dalam Alkitab.

Saya tidak mengatakan bahwa setiap kali mujizat itu ada, maka itu pasti dari setan. Itu juga salah. Tetapi saya mau mengatakan, setiap kali mujizat ada, jangan berpikir itu pasti dari Tuhan. Yesus tidak sering mengadakan mujizat dan ketika Dia melakukan mujizat itu untuk meneguhkan sebuah pernyataan. Ketika Dia menyatakan bahwa Dia adalah Roti yang Hidup, maka kemudian Dia membelah-belah roti itu. Itu untuk menegaskan apa yang menjadi pengajaran-Nya. Dia tidak sembarangan. Mujizat Tuhan bukan untuk kesukaan kita pribadi. Saudara harus tahu itu untuk apa. Ada seorang misionaris pergi ke satu daerah di Afrika lalu kemudian ada perang suku dan kemudian seorang anak mati di dalam peperangan suku itu. Lalu misionaris itu berdoa kepada Tuhan, minta belas kasihan. Dia bahkan tidak minta untuk anak itu dibangkitkan. Dia tidak tahu anak itu bisa dibangkitkan atau tidak. Dia adalah orang protestan. Dan ketika dia berdoa, kemudian anak itu bangkit. Sebelumnya misionaris ini terus memberitakan Injil tetapi tidak mendapatkan buah yang nyata tetapi begitu mujizat terjadi maka itu menggenapi pemberitaan Injil. Intinya itu adalah pengajaran. Perhatikan sekarang Lukas 23:8, Herodes menyukai mujizat dan ingin melihatnya. Ada orang pergi ke gereja karena ingin melihat atraksi mujizatnya. Jika demikian, saudara persis satu sifat dengan Herodes. Kita harus bertobat. Kita harus mengerti bahwa yang paling utama itu adalah Firman. Kemudian dalam Markus 15:31-32. Imam-imam menginginkan mujizat. Dia meminta Yesus turun dari salib. Yesus tidak melakukannya karena tujuannya Yesus datang bukan untuk melakukan mujizat. Yesus datang untuk menggenapi seluruh rencana Allah yaitu supaya semua manusia boleh mengenal-Nya. Dan bagaimana manusia boleh mengenal-Nya? Manusia harus memiliki satu relasi dengan Allah Bapa kembali dan itu harus dengan penebusan di atas kayu salib dan Yesus Kristus mengajar dan Dia meneguhkan pengajaran itu. Tetapi yang terjadi sekarang adalah atraksi entertainment yang bersifat supranatural ada di dalam gereja. Setan akan menggunakan hamba-hamba Tuhan untuk memutar seluruh arah gereja. Sudah berapa banyak dari kita jatuh di dalam jebakan ini?

Saya akan akhiri dengan 1 Korintus 1:22-23. Bagi orang dunia, orang yang tidak dipilih, bagi anak-anak neraka, maka pengajaran tentang Yesus Kristus yang disalib adalah stumbling block dan hal yang bodoh karena mereka menuntut miraculous sign, mereka menuntut bukti tentang keberadaan Yesus Kristus. Temptation setan kepada Yesus Kristus: Engkau Anak Allah, jatuhkan diri-Mu, maka akan ada malaikat-malaikat yang menatang Engkau. Dia menggunakan Alkitab, memutarbalikkannya dan dia menginginkan mujizat itu terjadi. Kiranya kasihan Tuhan memimpin hidup kita.

Hal-hal yang diajarkan Alkitab tentang keluarga

Amsal 31:1-31

Sebenarnya di dalam seluruh pergumulan keluarga dan di dalam relasi suami-istri dan di dalam relasi keluarga dengan gereja dan pekerjaan, maka sebenarnya ada 3 hal yang paling utama, tetapi hari ini saya tidak mungkin menyelesaikan ketiga-tiganya karena khususnya yang terakhir itu akan membahas masalah yang besar. Pertama berkenaan dengan keseimbangan antara keluarga dan gereja. Kedua berkenaan dengan perkataan Yesus, “Jikalau engkau itu tidak membenci suamimu, istrimu, ayahmu, ibumu, anak-anakmu, engkau tidak bisa mengikuti Aku.” Ini adalah sesuatu yang sering sekali disalah mengerti. Ketiga sebenarnya adalah bicara mengenai ordo. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa suami itu kepala rumah tangga, kepala istri. Sekarang gerakan feminism sedang melanda luar biasa untuk membuat wanita sejajar dengan laki-laki.

Saya tidak akan menjelaskan point yang ketiga karena itu akan memerlukan seminar sendiri dan waktu berjam-jam untuk menjelaskan dengan tepat berkenaan dengan ordo ini. Tetapi saya akan memberi hint terlebih dahulu point yang ketiga, meskipun saya tidak jelaskan di sini, supaya jangan ada unsur dosa di dalam diri kita mengambil advantage dari ayat tersebut. Ketika Paulus meyatakan suami adalah kepala istri dan istri harus tunduk kepada suami, sama seperti Kristus adalah kepala jemaat dan jemaat itu harus tunduk kepada Kristus. Sebagai suami tidak berarti saudara boleh abuse istri. Harus diingat, relasi suami-istri, suami adalah kepala keluarga dan istri adalah pewaris tahta kasih karunia Allah itu adalah relasi cinta dan hormat. Kalau suami tidak mencintai istri, kalau suami tidak korban untuk istri, kalau suami itu tidak sungguh-sungguh mengerti pergumulan istri, tak mungkin istri itu akan menghormati suami. Standarnya itu adalah Kristus dan jemaat. Bukankah Kristus yang mati terlebih dahulu bagi jemaat? Jemaat itu tidak kenal Kristus, tetapi Kristus terlebih dahulu mati, maka jemaat kemudian mau menyerahkan hatinya. Jaman sekarang terjadi peperangan yang besar antara laki-laki dan perempuan, tetapi kalau saudara mengerti prinsip ini, yang disebut sebagai biblical order, biblical ordo, itu akan menjadikan sesuatu hal yang indah di dalam kehidupan keluarga kita. Suatu hari kalau Tuhan pimpin, maka saya akan berbicara lebih dalam lagi tentang hal ini. Sekarang saya akan masuk ke dalam kesulitan di dalam pikiran kita mengerti ayat-ayat Alkitab tentang keluarga yang sering sekali disalah mengerti.

  1. Berkenaan antara kerja, keluarga dan gereja.
    Ini adalah hal yang terus-menerus akan menarik hati dan pikiran kita, dan kemana pun saja saudara-saudara melangkah, kalau kita tidak mengerti prinsip Alkitab, selalu akan dipenuhi dengan guilty feeling yang tidak perlu. Kita berpikir bahwa keseimbangan itu adalah masalah dengan waktu, sebenarnya tidak demikian. Sebelum saya jelaskan prinsip Alkitab, maka kita harus hati-hati dengan perenungan pikiran kita, kalau tidak, nanti kita akan bersalah kepada Tuhan. Apa yang saya mau katakan adalah sering sekali kita selalu against berkenaan dengan gereja dan keluarga. Padahal kalau kita mau berpikir dengan cermat, yang menghabiskan paling banyak waktu bukan gereja, tetapi kerja. Tetapi mengapa di dalam hidup kita, kita tidak pernah complaint mengenai kerja? Kita sedang tidak fair untuk menempatkan masalah ini. Mari kita baik-baik memikirkan Firman. Baik-baik untuk kita berhati-hati di dalam pikiran kita yang sudah jatuh di dalam dosa. Di luar sana orang-orang yang tidak mengenal Allah mengambil waktu orang-orang yang sudah ditebus oleh Kristus dari pagi sampai malam dan kita tidak pernah complaint sekalipun. Tetapi ketika kita bicara berkenaan dengan gereja, hanya 1 minggu 2 jam, kalau saudara-saudara mengikuti 1 persekutuan yang lain mungkin 2 jam lagi, 1 minggu hanya 4 jam, saudara bekerja 1 hari 8 jam, saudara tidak pernah complaint terhadap dia. Biarlah kita boleh berhati-hati akan hati kita. Apakah sungguh-sungguh kita takut kepada Tuhan? Kenapa yang selalu dibenturkan adalah keluarga dan gereja? Kenapa saudara tidak pernah membenturkan antara keluarga dan pekerjaan? Apa yang sedang terjadi dalam hidup kita? Nah saudara-saudara, biarlah perkataan-perkataan yang tajam ini biarlah boleh menembus hati kita, dan biarlah Roh Kudus boleh menyadarkan kita.

    Saya tidak sedang berbicara berkenaan dengan kepentingan keluarga yang lebih rendah daripada kepentingan gereja, sama sekali tidak. Perhatikan baik-baik, prinsip di dalam Alkitab bukan keseimbangan tetapi keutuhan. Prinsip di dalam Alkitab tidak seperti ini, untuk keluarga, untuk pekerjaan dan untuk gereja masing-masing 5 jam. Bukan di dalam area jam, bukan fenomenanya, tetapi adalah esensinya secara keseluruhan, the wholeness, integrate. Salah satu masalah ketika dosa sudah masuk di dalam hidup manusia, maka manusia itu menjadi disintegrate. Manusia tidak pernah bisa wholeness, tidak pernah bisa berintegrasi. Manusia tidak pernah utuh hidup di hadapan Allah. Kalimat itu sama seperti yang dikatakan oleh Yesaya, padahal Yesaya adalah orang yang dipakai oleh Tuhan, yang ketika berhadapan dengan Allah, kemudian dia melihat dan mendengar malaikat itu berseru: “Suci, suci, sucilah Tuhan!” Langsung dia itu mengatakan: “Celaka aku! Aku orang yang berdosa! Celaka aku!” Kalimat itu boleh diumpamakan seperti satu gelas beling yang jatuh ke lantai dan hancur berkeping-keping (disintegrate).

    Hidup kita ini penuh dengan dimensi-dimensi, ada pasangan hidup kita, perlu uang untuk makan, perlu berelasi dengan mertua dan orang tua, berelasi dengan teman-teman sosial. Kita perlu untuk beribadah di dalam gereja, kita perlu ada talenta studi, saya perlu waktu studi, ada anak-anak yang menuntut kita 24 jam, dan lain sebagainya. Seluruh area hidup ini, kalau kita tidak mengerti core-nya, kita akan ditarik-tarik terus. Seorang anak muda yang terus pergi bersama teman-temannya, orang tuanya akan bertanya dan menariknya. Seorang suami yang terus pulang larut malam, istrinya akan bertanya dan meminta ia memperhatikan anak-anaknya. Hidup kita yang sudah jatuh di dalam dosa terus akan pecah dan terjebak kalau kita tidak mengerti bagaimana kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan di dalam Firman dan Firman itu meluruskan hidup kita. Dan saya mengerti, bahkan di dalam diri saya, ketika kita itu melakukan sesuatu yang begitu sangat meminta waktu di satu tempat, lalu kemudian mulai muncul guilty feeling. Saudara tidak usah bicara mengenai gereja dan keluarga, saudara lama di tempat pekerjaan pun ada guilty feeling terhadap keluarga. Kita berpikir untuk menyeimbangkan, saudara tidak akan pernah mungkin bisa menyeimbangkan sampai saudara mendapatkan core-nya.

    Mari kita perhatikan baik-baik Amsal 31:10-31. Amsal 31 menyatakan seorang istri yang bekerja. Masalahnya bukan di sana, tetapi bagaimana cara menyeimbangkannya? Saya tidak pernah mengatakan bahwa istri tidak boleh bekerja, hanya mengurus anakmu terus di rumah. Istri-istri yang tidak bekerja belum tentu lebih baik anaknya daripada istri-istri yang bekerja. Tetapi apa motivasinya bekerja? Saudara mesti hati-hati karena itu akan mempengaruhi spirit anak kita dan membuat anak kita entah mencintai Tuhan atau membenci Tuhan. Kita tidak bisa melihatnya sekarang. Kita akan melihatnya belasan tahun setelah itu. Apakah seorang istri bertanggung jawab untuk bekerja mengembangkan talenta, atau jika memang keuangan sangat kurang? Jawabannya adalah ya. Di tempat yang lain, apakah istri bertanggung jawab untuk mengasuh anak? Jawabannya adalah ya. Apakah ia bertanggung jawab untuk mengabarkan Injil? Jawabannya adalah ya. Apakah ia bertanggung jawab untuk berdoa syafaat? Jawabannya adalah ya. Maka seluruh aspek ini bukan aspek keseimbangan. Ini adalah bicara mengenai wholeness. Lihatlah perempuan dalam Amsal 31 ini, dia bekerja, tetapi perhatikan, domestic job, tanggung jawab internal itu diselesaikan. Banyak orang bekerja untuk keluar dari tanggung jawabnya karena tidak suka terhadap tanggung jawab yang ada. Kita harus hati-hati karena itu akan mempengaruhi spirit seluruh keluarga kita. Jikalau saudara bekerja karena merasa perlu untuk memenuhi segala keinginanmu (misalnya beli apartemen 5, mobil 6 dll), jika demikian yang mendorong kita itu bukan takut akan Tuhan, tetapi greedy. Pasti rumah tanggamu hancur karena itu dilihat oleh anak. Maka orang perempuan boleh kerja? Maka saya mendorong saudara bekerja, apalagi kalau saudara-saudara adalah orang yang pandai, tetapi keluarga saudara harus tetap diselesaikan.

    Saya cerita dua peristiwa yang benar-benar terjadi. Satu adalah seorang anak yang punya mama dan kemudian akhirnya keluarga itu sulit sekali, lalu kemudian mamanya dari pagi sampai hampir larut malam bekerja keras untuk membiayai keluarganya. Ketika dia harus keluar rumah, dia keluar dengan air mata, terus memikirkan keluarganya, minta belas kasihan Tuhan untuk boleh mendapatkan makanan supaya anaknya bisa hidup. Setelah anaknya itu besar, menikah, maka dia mengatakan, “Mama, terima kasih karena engkau sudah bekerja keras, berkorban bagi aku. Terima kasih.” Dia peluk mamanya dan seumur hidup, maka anak ini terus-menerus akan membiayai mamanya karena sayang, mengetahui mamanya bekerja keras untuk dia. Orang yang kedua, pada saat pernikahan, ketika acara penghormatan kepada orang tuanya, anak yang menikah ini memberikan bunga lalu berbicara,” Mama, saya berterima kasih karena pada waktu aku kecil aku masih ingat mama akhirnya memutuskan keluar dari pekerjaan untuk mengasuh aku. Aku berterima kasih, Ma.” Inti dari semuanya adalah mama yang pertama dan mama yang kedua itu satu, yaitu pikul salib. Jikalau engkau mau keluar kerja, kerja karena engkau pikul salib, tetapi kalau engkau keluar kerja karena engkau tidak suka di rumah, itu adalah hal yang salah. Sama halnya dengan hamba Tuhan. Sebagai hamba Tuhan, saya harus mengasihi jemaat, saya harus kerja keras untuk jemaat, dan saya harus mengasihi keluarga, saya harus bekerja keras untuk keluarga. Saudara harus kerja keras untuk menghidupi keluarga, saudara harus mengasihi keluarga, saudara harus kerja keras untuk nama Kristus dipermuliakan di dalam gereja. Kita harus berjuang, dengan lutut kita berdoa kepada Tuhan, itu seluruhnya adalah tanggung jawab kita.

    Perempuan di Amsal 31 itu ketika dia bekerja dan urusan rumah tangga diselesaikannya, suaminya bangga. Perhatikan baik-baik, suaminya tidak diperdaya oleh wanita ini. Dari kerja keras wanita ini, maka suaminya menjadi orang yang dihormati, anak-anaknya berbahagia. Di sini kita melihat bagaimana dia bekerja keras di luar rumah, di dalam rumah, dan kemudian dikatakan bahwa ia membuat pakaian dari lenan, menjualnya. Pakaiannya adalah kekuatan, kemuliaannya, dan ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya. Dia sedang berbicara tentang Firman kepada anak, kepada seluruh keluarga. Jikalau seorang perempuan bekerja adalah karena untuk superioritas, untuk mendapatkan profit, maka di situ kegagalan dari keluarga itu. Bagaimana ibu di Amsal 31 ini bisa tetap memiliki keseimbangan? Dalam ayat 30: “Istri yang takut akan Allah dipuji-puji.” Jadi ini adalah core-nya. Jadi sekarang, apa yang ada di tengah-tengah isi hatimu dan keluargamu? Kalau Allah tidak ada di tengah, maka engkau pasti akan hancur. Engkau mendapatkan segala sesuatu tetapi hidup pernikahanmu tidak akan bahagia. Perhatikan sekarang seluruh area hidup itu akan terus menerus akan tarik menarik kecuali saudara mendapatkan core-nya untuk membuat sesuatu hal yang firm, yang balance dan di titik tengah itu siapa? Alkitab mengatakan fear of the Lord – takut akan Allah.

    Jikalau ada fear of the Lord – maka saudara mencari nafkah karena tahu itu adalah panggilan. Saudara berdamai dengan mertua itu adalah panggilan. Saudara bergaul dengan banyak teman, itu adalah calling, menjadi saksi dan garam bagi dunia ini. Saudara keluar untuk study karena itu panggilan dan semuanya karena fear of the Lord. Ketika ada seseorang bertanya kepada saya ingin melayani, saya katakan melayani dengan sungguh-sungguh tetapi satu hal yaitu ketika waktumu begitu banyak dipakai untuk pelayanan sekaligus engkau harus perhatikan dan bereskan seluruh keluargamu. Karena ini adalah the wholeness, integrate, seluruhnya. Engkau melakukannya karena takut akan Allah. Apakah fear of the Lord ada di dalam hatimu? Kalau iya jalankan saja dan kau tidak akan merasa bersalah karena Tuhan akan mengkonfirmasi engkau. Tetapi jikalau tidak ada, maka sebenarnya seluruh kehidupan kita adalah kehidupan yang self-centered, tidak mau dipakai oleh Tuhan dan tidak mau pikul salib, tidak mau bayar harganya. Sekali lagi kuncinya adalah apakah aku melakukan ini karena takut akan Tuhan? Amsal 4:23 ayat yang berkali-kali saya katakan. Mari periksa diri kita masing-masing dengan jujur dengan tulus terbuka di hadapan Allah, apakah inti dari hati kita? Apakah itu fear of the Lord? Ataukah hal-hal yang lain? Karena dari hati terpancar seluruh kehidupan. Kalau hati kita hedonism, pleasure at any cost, terpancar dari seluruh kehidupan. Kalau hati kita fear of the Lord terpancar dari seluruh kehidupan.

    Saya berharap dalam poin pertama ini saudara mengerti sekali lagi, mengerti tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah, semuanya the wholeness, saudara harus persembahkan kepada Allah. Pada saat penghakiman terakhir Dia akan tanya: Bagaimana hubungan dengan suami/istrimu? Beres? Menjaga kesucian? Engkau mengasihi dia? Bagaimana hubungan dengan anak-anak? Beres? Engkau mendidik dia? Bagaimana dengan talenta yang Aku berikan kepadamu? Banyak orang yang malas tidak mau untuk menggali talentanya di dalam pekerjaan dengan alasan-alasan sebenarnya adalah dia malas. Biarlah kita boleh mengerti, jagailah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari sanalah terpancar kehidupan. Saya akan akhiri poin pertama ini dengan Firman Tuhan yang mengatakan, orang yang takut akan Tuhan, Roh Kudus akan bekerja di dalamnya dan salah satu tandanya adalah dia suka diam di rumah Tuhan. Jangan terbalik, bukan semua orang yang ada di gereja pasti cinta sama Kristus, tetapi orang yang cinta Kristus pasti akan pergi ke gereja. Mazmur 84:2-8. Sekali lagi, bukan masalah keseimbangan tetapi keseluruhan, the wholeness, hidup yang utuh dipersembahkan kepada Allah dalam seluruh hidup dan keluarganya, dan boleh menjadi satu hati melayani bersama keluarganya terus di rumah Tuhan, terus itu menjadi keinginan kesukaannya, karena dia melihat ada visi yang baru dan dia akan membawa, menggunakan apapun saja yang menjadi talentanya, yang menjadi uangnya, yang menjadi pekerjaannya untuk kemuliaan bagi nama Tuhan. Pikirkan baik-baik dan biarlah saudara boleh mengerti core-nya, The commitment of your heart.

  2. Lihat Matius 10 : 34-38. Apakah benar bahwa Yesus meminta kita untuk membenci seluruh keluarga kita sama seperti Dia membenci pekerjaan setan? Perhatikan baik-baik, salah satu dari ciri interpretasi bidat adalah mengambil satu ayat Alkitab, menekannya dan melupakan ayat-ayat yang lain. Bukankah di Alkitab dikatakan: Hormatilah orang tuamu? Bukankah di dalam Alkitab dikatakan bahwa suami cintailah istri dan istri tunduklah kepada suami? Bukankah di dalam Alkitab bahkan Yesus mengatakan bahwa engkau harus mencintai musuhmu dan bukan membencinya? Dia bahkan mengatakan: Jikalau ditampar pipi kiri, engkau berikan pipi kanan. Engkau disuruh berjalan 1, engkau berjalan 3 langkah bersama dia. Bukankah itu adalah bentuk dari cinta? Bukankah Allah sendiri mengatakan bahwa Aku mengasihi engkau dan God is love? Ayat ini bukan anti-tesis. Ayat ini adalah paradoks.

    Anti-tesis adalah 2 hal yang akan bertentangan dan sampai kapan pun saja dan di dalam kekekalan pun, saudara tidak pernah mungkin akan mendamaikannya. Contoh kalimat anti-tesis dalam Alkitab yaitu engkau tidak bisa memilih 2 tuan. Engkau harus pilih salah satu, God or mammon. Kalau saudara mencintai uang, saudara tidak pernah bisa, sampai kapan pun saja, engkau mengatakan: Aku mencintai ini untuk hidupku untuk mulia bagi Kristus. Tidak pernah mungkin, itu adalah kebohongan. Alkitab mengatakan: Cinta akan uang adalah sumber seluruh kejahatan. Tuhan tidak katakan: Punya uang sumber kejahatan. Yang membuat orang itu jahat, itu cinta uang, bukan uangnya. Jadi uang itu netral. Itu adalah milik Allah yang dipercayakan kepada kita. Tetapi cinta uang itu berarti hati kita itu mendekap pada dia. Itu akar segala kejahatan. Maka itu adalah kalimat anti-tesis.

    Tetapi ketika kita bicara berkenaan dengan suami-istri, orang tua-anak, ini bukan anti-tesis. Ini adalah paradoks. Paradoks itu adalah dua hal yang secara fenomena luar itu bertentangan tetapi di dalamnya ada satu keindahan kalau saudara menemukan kuncinya untuk menyatukan semuanya. Tuhan mau supaya kita mengasihi keluarga kita, supaya gereja memiliki keluarga-keluarga yang sehat dan saling mengasihi. Orang-orang yang dipakai menjadi kesaksian di luar adalah orang-orang yang Tuhan berikan anugerah dalam persekutuan yang indah dalam suami istri di dalam gereja. Tuhan mau engkau makin lama saling mengasihi antara suami-isteri, orangtua dan anak-anakmu. Tetapi mengapa ayat ini begitu sangat tajam? Sekarang saya akan jelaskan arti ayat ini bukan membenci seperti saudara itu tidak suka dan membuang.

    Arti ayat ini dalam bahasa aslinya adalah love-less. Love-less itu adalah sesuatu sedikit atau boleh dikatakan lebih sedikit daripada cinta kepada Kristus. Apa artinya? Jikalau kita adalah orang yang lahir baru, anak-anak Tuhan yang sejati, maka Roh Kudus akan memberikan pertumbuhan rohani dan saudara-saudara perhatikan pertumbuhan rohani itu akan makin lama makin kita itu mengasihi keluarga kita. Tetapi jikalau belum lahir baru maka belum terjadi demikian. Orang yang sungguh mengasihi Tuhan, makin lama makin mengasihi keluarga dengan kesucian dan kemurnian bukan dengan interest pribadi. Dan ketika kita mengasihi keluarga kita dengan makin lama makin suci dan murni, Roh Kudus akan memberikan sesuatu pertumbuhan rohani lagi, yaitu kita melihat kemuliaan Kristus dan Dia menjadi segala-galanya dalam hidup kita. Kita makin mencintai Dia dan apa yang Yesus katakan adalah jikalau kita masuk ke dalam stage seperti ini dalam pertumbuhan rohani tentu seumur hidup tidak ada yang sempurna, maka kita akan sadar makin lama kita akan makin mengasihi Kristus lebih daripada mereka dan gap itu, perbandingan itu, seperti cinta dan benci. Karena mengasihi Kristus jauh lebih besar daripada mengasihi keluarga kita.

    C.S. Lewis mengatakan, jikalau kita makin lama makin mengasihi Kristus dan seakan-akan itu cinta pada Kristus lebih besar dibandingkan dengan cinta kepada keluarga seperti cinta dan benci, tetapi pada saat yang sama engkau akan menyadari bahwa engkau akan mengasihi keluargamu jauh lebih besar dan lebih dalam dari sebelumnya. Ketika saya mendapatkan pengertian ini hati saya melonjak kegirangan. Tuhan, Engkau itu begitu penuh dengan hikmat, dan hikmat-Mu itu benar-benar tersembunyi kecuali kalau engkau memberikan kepada kami Roh Kudus-Mu. Yesus mengatakan kalimat-kalimat paradoks ini, barangsiapa mau mempertahankan, engkau akan kehilangan. Barangsiapa mau menyerahkan nyawanya, engkau akan mendapatkannya. Jikalau engkau merelakan seluruh keluargamu, mengasihi Kristus lebih daripada anakmu, engkau akan tahu, anakmu akan semakin mengasihi engkau. Jikalau engkau mau melepaskan hakmu dan berdoa, “Tuhan meskipun suami saya itu begitu kejam tapi aku tidak akan mencari untuk dia mencintai aku, Tuhan tolong untuk dia boleh takut kepada nama-Mu.” Begitu suamimu mencintai Tuhan maka dia akan menuju ke rumahmu dan mencintai engkau lebih daripada sebelumnya. Ini adalah jalan keselamatan yang Tuhan itu berikan pada kita. Saudara berpikir kalau dia sudah cinta pada Kristus pasti dia tidak cinta sama aku, tidak, sama sekali tidak.

Saya akan akhiri seluruh khotbah ini dengan dua cerita yang sungguh-sungguh terjadi. Pertama adalah cerita John Sung. Suatu hari dia sebenarnya sudah memiliki satu perjanjian untuk dia pergi keluar kota untuk sebuah kebaktian kebangunan rohani yang besar dan John Sung adalah orang yang sangat sibuk, dia jarang sekali bertemu dengan keluarganya. Tetapi hari itu dia sempat pulang rumah dan kemudian dia tetap harus pergi lagi untuk beberapa bulan atau beberapa minggu, saya lupa. Tetapi hari itu, ketika dia akan berangkat, istrinya sekarat, hampir mati, istrinya itu berada di dalam kesakitan yang begitu besar dan John Sung sangat mencintai istrinya. Maka di dalam posisi seperti ini, John Sung tidak bicara banyak, dia pandang istrinya, dia berlutut di depan ranjang istrinya, dia berdoa kepada Tuhan minta belas kasihan untuk istrinya. Tidak ada air mata. Tulisan itu mengatakan John Sung kemudian menguatkan dirinya, berdiri dan kemudian melangkah untuk melayani Tuhan di kota yang lain karena sudah ada perjanjian dan dia sama sekali tidak membelokkan kepalanya. Kalau saudara orang yang tidak dewasa, jikalau saudara menjadi istri John Sung, saudara akan terluka dan berkata bahwa engkau laki-laki yang tidak cinta kepada istri. Tetapi kalau engkau melihat the whole story, mengapa dia tidak mau berlinang air mata karena supaya istrinya tidak sedih dan dia meninggalkan istrinya, dia tidak membalikkan badan, kenapa? Karena dia sangat mencintai istrinya tetapi dia mesti mencintai Tuhan dan pada saat itu, hatinya mencintai istrinya dengan cinta yang jauh lebih besar daripada sebelumnya. Itu adalah rahasia-rahasia misteri kehidupan.

Orang yang kedua adalah Hudson Taylor. Sebelum Hudson Taylor menjadi misionaris, orang tuanya terus mendoakannya agar anaknya dipakai Tuhan di China. Pada hari itu setelah dia menjadi besar akhirnya dia memutuskan memang panggilan Tuhan pergi ke China. Ketika orang tua Hudson Taylor akan pergi ke suatu tempat dan papanya harus berpisah karena harus pergi ke kota lain, catatan itu mengatakan bahwa papanya naik kereta api, Hudson Taylor dan mamanya itu kemudian menunggu dan kereta api itu perlahan-lahan bergerak meninggalkan mereka. Hudson Taylor lari-lari kecil karena tahu pergi ke luar negeri pada waktu itu sangat mungkin untuk tidak kembali ke rumah seumur hidup. Dan itu adalah perpisahan hampir sama dengan perpisahan kematian tetapi dia tahu panggilan Tuhan dan kemudian dia melambaikan tangan ke papanya sampai ujung dari jalan itu. Dia bersama dengan mamanya. Beberapa hari kemudian kapal itu berangkat, dan mamanya dengan berat hati melepaskan dia dan kemudian dia ada di geladak kapal itu. Hudson Taylor terus melambaikan tangan ke mamanya. Kapal itu mulai makin lama makin meninggalkan pelabuhan itu, air mata terus ada, mungkin tidak bertemu, mungkin bertemu di Surga. Terus kemudian Hudson Taylor ingat sesuatu, dia masuk ke tempatnya tempat dia simpan bukunya, dia ambil buku lalu kemudian dia tulis I love you Mom, lempar buku itu dan kemudian mamanya itu lihat dan pegang, I love you Mom.

Jikalau kita mau menyerahkan seluruh orang yang kita kasihi untuk mengasihi Kristus lebih daripada kita, saudara-saudara akan melihat satu hal bahwa orang tersebut mencintai kita lebih dari sebelumnya. Jangan salah mengerti ini dan jangan bodoh dan jangan ditipu oleh setan. Kasihilah Kristus lebih daripada sebelumnya, jangan engkau pertahankan dirimu dan engkau kehilangan dirimu. Kau pertahankan hakmu dan engkau kehilangan suamimu. Engkau pertahankan cintamu kepada anakmu dan anakmu melihat mama begitu egois dan engkau tidak akan mendapatkan cinta anakmu. Ini adalah cinta Kristus yang murni yang suci yang membuat kita boleh memiliki satu keluarga yang indah bagi Tuhan. Kiranya Kristus dipermuliakan. Kiranya keluarga kita boleh diberkati.

^