[simple_crumbs root="Home" /]
-->

Godly Zeal

Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Nats : Wahyu 3 : 14-19; Yohanes 2 : 13-17.

Dunia tidak mengenal satu gerakan yang Tuhan berikan dari Surga kepada gereja-Nya, kepada hamba–hamba-Nya, kepada anak-Nya yang sejati, yaitu zealous. Ini adalah api yang dari Surga yang mendorong seseorang untuk hidup bergairah dan melakukan segala perkerjaan dan kemuliaan didedikasikan kepada Allah saja. “Be zealous” demikian kata Yesus Kristus kepada jemaat di Laodikia. Gambaran jemaat di Laodikia pada waktu itu adalah tidak panas dan tidak dingin. Yesus berkata, “alangkah baiknya jikalau engkau panas atau dingin”. Di Laodikia ada sumber mata air panas yang dapat digunakan untuk kesehatan dan ada sumber mata air dingin yang begitu fresh, begitu segar untuk diminum. Tetapi sumber mata air itu begitu jauh dari kota. Maka orang–orang berusaha untuk mengalirkan sumber mata air panas dan juga sumber mata air dingin ke kota, tetapi karena jaraknya begitu panjang maka ketika sampai ke kota Laodikia, kedua mata air tersebut menjadi suam–suam kuku. Keduanya sudah tidak panas dan tidak segar lagi. Maka Yesus Kristus mengatakan “karena engkau suam–suam kuku, Aku akan memuntahkan engkau”. Ini adalah suatu tuntutan dari Kristus Yesus sang gembala gereja. Ini adalah kalimat–kalimat yang sangat tajam dari pencipta langit dan bumi dan pembentuk gereja. Itu berarti, engkau tidak berguna dan berharga bagi-Ku. Gereja adalah garam dunia, gereja adalah terang dunia, diminta oleh Allah untuk dipakai bagi dunia ini sehingga dikatakan engkau adalah garam dunia. Tetapi jikalau garam itu sudah menjadi tawar, dengan apa dia diasinkan lagi? Tidak mungkin, dan tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak orang.

Dunia ini adalah dunia yang membutuhkan kesaksian dari Allah yang hidup. Dunia ini adalah dunia yang mau mencari sebenarnya siapa yang sungguh–sungguh sejati di tengah–tengah umat manusia yang mengaku Allahnya adalah sejati. Dan satu–satunya adalah di dalam Yesus Kristus, di dalam gereja-Nya, tetapi gereja sekarang sudah menjadikan diri persis seperti dunia dan hidup sama dengan budaya dunia. Jikalau kita ingin membesarkan kerajaan Allah, hanya melalui satu cara yaitu Kristus Yesus, salib dan kesucian harus ditegakkan. Tidak mungkin tidak. Sekarang banyak orang ingin menjadi audience pleaser, bisa diterima oleh dunia, “memiliki cara kerja, cara pikir yang sama dengan dunia. “Engkau sudah suam–suam kuku, tidak ada gunanya.” Jangan bermain–main, jangan membohongi Tuhan dan jangan membohongi dirimu sendiri. Jangan engkau menjadi orang yang melayani Tuhan dengan caramu sendiri. Lihat dan kembali kepada Firman, mari bertobat dan kemudian kita melayani Tuhan.

Saya kembali lagi, dunia ini tidak mengenali apa yang akan saya bicarakan karena ini ada di dalam Alkitab, yaitu zealous, Godly zeal. Godly zeal adalah bentukan Roh Kudus di dalam hidup kita yang menyalakan hati kita, menumbuhkan seluruh afeksi yang suci di dalam hati kita, dan mengarahkan seluruh hidup kita menuju kepada sesuatu yang benar and kudus. Di dalam Alkitab kita menemukan orang–orang yang begitu zealous bagi Tuhan bahkan di dalam seluruh emosinya yang membuat kita sebagai orang Kristen pun kebingungan. Mereka memiliki doa-doa seperti ini, “Seperti rusa yang merindukan air demikian jiwaku merindukan Engkau ya, Tuhan. Air mataku menjadi makananku siang dan malam karena sepanjang hari orang berkata kepadaku di mana Allahmu?” Di dalam kerinduannya orang ini berkata, “Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama–lamanya. Biarlah aku berlindung di dalam naungan sayap-Mu.” Ada sesuatu api dan afeksi di dalam doanya. Afeksi itu bukan untuk mengejar uang, bukan untuk mengejar harga diri, bukan unutk mengejar kenikmatan hidup, tetapi mengejar Allah. Saudara lihat di dalam pengharapan orang ini, “Aku sangat menanti–nantikan Tuhan seperti pengawal menantikan pagi hari.” Lihat kesukaannya, “Ya peringatan–peringatanMu menjadi kegemaranku, menjadi penasehat–penasehatku.” Lihat cintanya, “Aku menaikkan tanganku kepada perintah–perintahMu yang kucintai. Aku hendak merenungkan ketetapan–ketetapanMu.” Lihatlah kemarahan dan kebenciannya, “Aku menjadi gusar terhadap orang fasik yang meninggalkan taurat-Mu, aku membenci orang–orang yang membenci Engkau, aku sungguh–sungguh membenci mereka.” Lihatlah ketakutan orang ini, “Badanku gemetar karena ketakutan terhadap Engkau. Aku takut kepada penghukuman.” Seluruhnya dinyatakan di dalam doa, ia mencetuskan isi hatinya yang terdalam, pengharapannya, kerinduannya, kehausannya, cintanya, kesukaannya, kemarahannya dan ketakutannya. Bagaimanakah dengan saudara?

Orang–orang yang dipakai oleh Tuhan selalu memiliki Godly zeal, kegairahan, ketekunan, kerinduan yang besar, sesuatu hal mengharapkan dan terus menerus mengejar Allah dan tidak akan melepaskannya sampai mendapatkannya. Orang–orang yang dipakai oleh Tuhan selalu memiliki contentment di dalam hatinya, karena sadar Tuhan itu segala–galanya tetapi ia tidak pernah puas untuk berambisi melihat anugerah dan kekayaan dan kemuliaan Tuhan dinyatakan di seluruh dunia. Godly zeal. Pagi ini saya berharap, berlutut berdoa, kiranya Tuhan mengasihani kita, mengasihani gereja yang sejati, memberikan kembali api yang tidak dikenal oleh dunia ini. Api yang asing bagi dunia ini, yang mungkin aneh bagi dunia ini. Tetapi itu adalah api Surgawi dan itu adalah api Roh Kudus yang menggerakkan seluruh hamba–hamba-Nya dan dimulai dari Yesus Kristus itu sendiri. Dia diurapi oleh Roh Kudus tanpa berhingga. Suatu hari Dia datang ke Bait Suci dan melihat orang–orang berjualan. Ibadah sudah tidak lagi dipentingkan, sebenarnya seluruhnya itu adalah uang. Dari dulu sampai sekarang gereja tetap sama, menarik jemaat dengan berbagai cara dan intinya adalah uang. Mengapa tidak bertobat? Mengapa tidak jujur? Mengapa kita diam saja? Sungguh–sungguhkah kita mencintai Tuhan? Tidak pernah ada orang yang mencintai Tuhan tidak mencintai gereja. Tidak pernah ada orang yang mencintai Tuhan tidak mencintai pekerjaan Tuhan. Yesus Kristus tidak tahan melihat orang-orang berjualan di Bait Suci, Ia mengatakan, “Cinta untuk rumah-Mu membakar Aku”, maka diporakporandakan orang-orang yang berjualan itu. Saudara tidak mungkin akan mengerti gerakan Tuhan, jika tidak memiliki Roh Kudus. Tetapi jikalau saudara–saudara memiliki Roh Kudus, maka saudara akan tahu bahwa itu adalah pemurnian/penyucian.

Suatu hari Paulus diminta oleh seluruh jemaatnya untuk tidak pergi karena baru saja Nabi Agabus bernubuat bahwa sebentar lagi Paulus akan pergi ke Roma dan mengalami begitu banyak penganiayaan. Jemaatnya begitu mengasihi Paulus dan menahannya untuk tidak pergi. Tetapi Paulus mengatakan, “Kamu jangan mendukakan hatiku, jangankan dianiaya, mati bagi Kristus aku mau.” Lalu Paulus pergi dan sampai akhirnya dia mati. Jikalau bukan Roh Kudus yang menerangi kita, bagaimana kita dapat mengerti ayat ini? Semua orang inginnya lari dari kematian. Tetapi orang yang memiliki api dari Tuhan, ketaatan kepada Tuhan diutamakan. Maka kemudian dia pergi ke sana untuk menjalani seluruh penderitaan sampai akhirnya dia mati. Ketika saya melihat seperti ini, saya menyadari hidup saya itu miskin sekali. Roh yang menggerakkan Paulus itu kiranya Roh yang menggerakkan aku. Kita harus meminta pertolongan Tuhan untuk digerakkan oleh Roh yang sama.

Suatu hari ketika Musa sudah sampai di perbatasan tanah Kanaan, Tuhan mengatakan, “Masuklah, Aku akan meminta malaikat-Ku memimpin engkau. Masuk ke tempat negeri yang berlimpah dengan susu dan madunya, dan seluruh malaikat-Ku akan memerangi mereka dan akan menghancurkan seluruh kota demi kota. Masuklah Musa, bersama dengan malaikat-Ku tetapi Aku tidak akan menyertai engkau.” Lalu Musa mengatakan: “Kalau Engkau Tuhan tidak menyertai kami, jangan biarkan aku melangkah satu langkah dari tempat ini.” Ketika melihat Musa seperti ini, mungkin saudara mengatakan Musa bodoh karena itu beyond pengertian manusia pada umumnya. Tuhan yang mengatakan akan memberikan berkat-Nya, memberikan malaikat-malaikat-Nya mengapa Musa tidak mau? Jawabannya adalah karena ada Godly zeal di dalam hati Musa. Sekarang hanya sedikit orang di dunia ini di dalam gereja Tuhan yang memilikinya.

Hari ini saya akan berbicara apa yang Alkitab itu nyatakan, dan apa yang bapak–bapak Gereja, khususnya orang–orang Puritan ketika bicara mengenai Godly zeal. Kalau saudara membaca buku–buku Puritan, dua kata ini akan digabungkan. Mereka adalah orang yang Godly, orang yang saleh, takut akan Tuhan dan mereka adalah orang zealous, orang yang berapi–api, orang yang berambisi, orang yang sungguh–sungguh memiliki kegairahan besar bagi Allah.

Beberapa karakteristik dari Godly zeal:

(1) Orang yang Godly zeal adalah orang yang zeal-nya itu dijagai dan lahir dari Firman. Zealous yang sejati. Kegairahan, kerajinan, ketekunan, kecemburuan yang suci dari Firman dan dibatasi oleh Firman. Orang yang memiliki kegairahan bagi Tuhan yang sejati, ketika orang tersebut membaca Firman setiap hari, sungguh–sungguh mau meneliti perintah–perintah-Nya dan menyimpan di dalam hatinya, kemudian saudara lihat dia begitu rajin, itu adalah sesuatu yang sejati. Tetapi jikalau seseorang hanya di dalam gereja, tidak membaca Firman, tidak mengerti Firman, maka itu adalah bukan Godly zeal, itu adalah performance zealous. Banyak orang tidak mau pergi ke gereja yang sama kalau tidak ada pelayanan. Tidak ada ketekunan. Tidak ada gairah untuk mengejar Tuhan. Tidak baca Firman Tuhan. Itu adalah sesuatu kepalsuan. Itu performance. Godly zeal selalu akan muncul dari Firman. Selalu akan muncul dari pengenalan akan Allah. Karena melihat Allah itu begitu mulia di dalam Firman-Nya. Itu yang membuat seseorang gentar dan mau seumur hidup melayani Tuhan dalam bentuk apapun saja. Dan di dalam setiap pelayanan selalu sangkal diri, pikul salib.

Ketika berbicara berkenaan tentang Godly zeal, Biblical zealous, zeal yang lahir dan juga dijagai oleh Firman, bukan liar. Banyak orang di dalam gereja kelihatan sungguh–sungguh bagi Tuhan, orang itu kadang–kadang mengeluarkan karunia–karunia Roh yang begitu seakan–akan hebat, berkobar bagi Tuhan tetapi sebenarnya adalah sesuatu yang liar. Di dalam Alkitab, anak–anak Harun memberikan satu api yang asing, demikian kata Firman Tuhan. Kelihatannya sama, api. Tetapi Tuhan katakan tidak, ini api asing. Perhatikan apa yang dikatakan oleh Thomas Brooks, seorang Puritan. Godly Zeal itu seperti api. Jika api itu berada di dalam tungku perapian, maka akan menjadi pelayan yang baik. Tetapi jika di luar tungku perapian itu, akan menjadi tuan yang buruk. Artinya adalah bahwa sama seperti saudara–saudara memiliki api di dalam tungku, maka tungku dengan api itu akan sangat bermanfaat bagi kita. Saudara bisa membakar jagung, membakar roti, bisa merebus air di sana, saudara bisa lakukan. Tetapi jikalau api itu keluar dari tungku itu, maka yang terjadi adalah rumah kita akan terbakar. Perhatikan baik–baik, zealous yang sejati tungkunya itu, batasannya adalah Firman. Zeal yang sejati dijagai oleh knowledge and wisdom kepada the Word of God. Dan itu adalah tanda dari yang dimiliki oleh Kristus dan orang–orang yang dikuduskan-Nya. Api yang sejati yang dari Surga selalu ada kaitannya dengan mengenal Firman. Zealous yang sejati adalah biblical zealous, lahir dan dibatasi dengan pengenalan dan arti yang ada di dalam Firman.

(2) Mereka memiliki kegairahan yang besar bagi kehormatan Allah. Api itu akan muncul ketika gereja Tuhan dirusak, gereja Tuhan disesatkan, kemunafikan merajalela, dan dosa merebak, bukan karena merasa diri dirugikan. Di dalam Perjanjian Lama, Tuhan menyatakan kepada Pinehas, yang baru saja membela kehormatan Tuhan. Tuhan mengatakan kepada dia, dia begitu giat membela kehormatan Allah tetapi sebenarnya bukan God-centered tetapi self-centered. Banyak orang tidak peduli kalau gereja dirusak, kalau gereja itu kemudian sesat, tidak peduli untuk seluruh kemunafikan yang terjadi di dalam gereja. J.C. Ryle mengatakan seseorang yang tidak memiliki zeal against error pada dasarnya dia tidak memiliki zeal for truth. Kalau saudara dan saya sebenarnya tidak peduli akan kesesatan, saudara dan saya sebenarnya tidak peduli akan kebenaran. Lihat seluruh orang yang dipakai oleh Tuhan, yang dipimpin, yang Roh Kudus itu hadir menggerakkan hatinya dan kemudian memiliki Godly zeal adalah orang–orang yang mau mengejar kehormatan bagi Allah di dunia ini, ingin kemuliaan Allah melingkupi seluruh bumi, memiliki visi yang tidak dilihat oleh mata manusia. Seluruh mata manusia memandang ke bawah, kepada uang, tetapi dia memandang ke atas, kepada nama Tuhan yang dipermuliakan bagi seluruh, di atas seluruh bumi.

Suatu hari nabi Elisa, ketika Elia sudah meninggalkan dia dengan diangkat oleh kereta yang ada dari Surga. Elisa sendiri tidak tahu harus seperti apa, banyak orang Israel yang masih mendukakan Tuhan. Elisa sendiri merasa apakah mungkin dia dipakai seperti Elia.  Maka kemudian di dalam doanya, dengan zealous yang masuk menjelajah seluruh nadinya, membakar hatinya dan dia berteriak meminta Tuhan bekerja sekali lagi bahkan meminta dua bagian dari apa yang Tuhan kerjakan bagi Elia. Sekarang di mana teriakan seperti itu? Di mana api itu lagi? Sudah tidak ada.

Yeremia mengatakan ada sesuatu api di dalam tulangku, seperti dalam sekam aku mau tahan untuk tidak bicara tentang Tuhan, karena Yeremia adalah salah satu orang yang paling sulit sekali dalam pelayanannya, dia pernah mengutuki hari lahirnya. Dia mengatakan, “Oh adalah sesuatu yang baik jikalau pada waktu itu, tempat kuburanku adalah kandungan ibuku, kalau aku pada waktu itu tidak melihat matahari dan tidak ada satu orangpun yang meneriakkan kegembiraan karena Yeremia sudah lahir, oh alangkah bahagianya waktu itu. Celakalah, celakalah engkau yang meneriakkan bahwa Yeremia sudah lahir, celakalah engkau yang berbahagia karena kelahiranku, karena sebenarnya aku begitu sangat menderita dan aku mau menyembunyikan namaMu, aku mau mengkatupkan mulutku, dan aku tidak akan menyebut–nyebut Engkau lagi dan aku mau berdiam diri, tetapi ketika aku berdiam diri api itu menjalar di seluruh sendiku, aku tak sanggup untuk menahannya, api itu mendorong aku untuk hidup menyatakan dan mengabarkan kehormatan Allah”. Di mana gereja atau orang yang berdoa seperti itu?

(3) Zeal yang menuntut akan diri. Godly zeal bukan ditujukan untuk terus menuntut orang lain. Allah akan memproses diri kita terlebih dahulu. Orang–orang yang memiliki zealous yang suci akan memaksa diri, menuntut diri, mengintrospeksi diri, mengkoreksi diri terlebih dahulu. Mematikan dosa diri terlebih dahulu, taat kepada Allah terlebih dahulu, mendengar Firman bukan memikirkan orang lain tetapi kepada diri kita terlebih dahulu. Zeal yang sejati akan mulai dari sincere examination of self, demikian orang–orang Puritan mengatakan. Jikalau saudara mengikuti satu pemimpin yang hanya bisa bicara tetapi tidak mau kerja itu bukan Godly zeal. Yang menyuruh saudara untuk memberikan persembahan, tetapi dia tidak memberikan persembahan yang terbaik itu bukan Godly zeal. Kalau menyuruh seseorang pikul salib, dia sendiri tidak pikul salib. Godly zeal menginginkan kebangunan tetapi mulai daripada diri, menginginkan nama Tuhan dipermuliakan tetapi mulai daripada ketaatan diri.

Terhadap hal ini saya akan memberikan sedikit catatan, mungkin banyak saudara–saudara yang tidak suka dengan apa yang disebut dengan gerakan radikal. Tetapi saya mau luruskan kata radikal ini. Radikal dari kata radix, radix artinya akar. Kalau kita tidak suka dengan kata ini, apakah saudara suka dengan orang yang munafik, orang yang bertindak bukan dari dalam hatinya? Ketika berbicara mengenai Godly zeal, saudara akan berpikir bahwa ini adalah bagian dari radikalisme. Lihat, Yesus Kristus radikal atau tidak? Yesus Kristus mengatakan kepada jemaat di Laodikia, “Karena kamu tidak panas, karena kamu tidak dingin, maka Aku akan memuntahkan engkau”. Intinya adalah dengan menggunakan satu kata radikal itu, saya mengatakan kita harus radikal bagi Allah. Apa arti radikal bagi Allah? Perhatikan baik–baik, prinsip dari Alkitab, api di dalam peperangan rohani bukan dilawan dengan air, api dilawan dengan api! Ibrani 1:7 Allah itu membuat malaikat–malaikat-Nya, membuat pelayan–pelayan-Nya, pelayan–pelayan api. Ini adalah api yang kudus, dari Tuhan, urapan Roh Kudus, api yang menuntut diri, menyangkal diri, memikul salib. Ketika bicara mengenai radikalisme di dalam kekristenan, radix, orang yang bekerja dari akarnya itu hidup berdedikasi bagi Allah. Di dalam kekristenan kalau kita bicara mengenai radikal, kita yang mati, kita yang disembelih, kita yang dianiaya, kita yang harus sangkal diri, kita yang harus pikul salib, kita harus menahan diri kita, kita harus mendoakan musuh kita, kita yang dirugikan, itu adalah Godly zeal.

Samuel Ward menyatakan api zealous surgawi ini sama dengan ketakutan kepada kematian tetapi bagi setan. Setan tidak takut ketika kita itu memuji–muji Tuhan, di dalam gereja, nyanyi dalam koor, kita bahkan melayani biasa saja tetapi setan itu takut kepada orang-orang Kristen yang memiliki Godly zeal, takutnya persis seperti seseorang mau berhadapan dengan kematian. Di dalam kitab Wahyu ada satu tulisan, dan mereka mengalahkan seluruh musuh itu dengan darah Anak Domba dengan perkataan kesaksian mereka dan tidak menyayangkan hidup mereka sendiri masuk ke dalam kematian. Godly zeal adalah api yang membakar untuk diri, menuntut diri lebih berjuang, menuntut diri menyangkal salib, menuntut diri untuk hidup lebih suci, menuntut diri untuk mematikan dosa.

(4) Godly zeal, kudus dan aktif bertindak. Selalu mendedikasikan diri pada tugas yang diberikan kepada kita untuk Injil. Thomas Brooks menyatakan, jiwa yang memiliki Godly zeal selalu bertanya kepada diri, apa yang dapat aku berikan bagi Allah lagi? William Ames menyatakan seorang Kristen yang memiliki Godly zeal selalu siap untuk melakukan seluruh tugas yang Tuhan tempatkan di atas kepalanya, bahkan itu mungkin suatu tugas yang sangat sulit bagi dia, bahkan mungkin melampaui kemampuan manusia untuk menanggungnya. Karena dia memuliakan Allah, karena dia ingin hidup untuk menyenangkan hati Allah, hanya Allah saja, maka ketika ada tugas bahkan paling sulitpun dia akan meminta kekuatan dari Tuhan itu. Ini adalah orang–orang yang hidup aktif bergairah dan bergelora bagi Allah yang keluar dari comfort zone. Saya tidak katakan saudara harus meninggalkan segala sesuatu yang rutin, tidak. Di dalam kerutinan itu pun kita bisa Godly, memiliki Godly zeal.

Perhatikan baik-baik apa yang saya mau bicara di bawah ini, zealous yang Godly adalah zealous yang aktif bertindak di hadapan Tuhan, tuntutan kita bukan tidak melakukan kesalahan apapun, tetapi kita dipanggil bersama–sama untuk menjadi hamba Tuhan, saudara dan saya adalah sama–sama full time hamba Tuhan di dalam ketaatan kepada Pemimpin kita. Kita dipanggil full time hidup bagi Allah.

Richard Baxter mengatakan, apakah engkau berpikir bahwa Tuhan memiliki banyak hamba namun tidak mempunyai pekerjaan untuk hambanya lakukan? Akankah seorang di antara kalian yang akan memuji dan menghadiahi hambamu karena tidak berbuat apa–apa? Dan kemudian merasa puas apabila hambamu itu pada akhir tahun berkata kepadamu, aku tidak melakukan kesalahan apapun. Allah memanggil engkau tidak semata–mata untuk tidak melakukan kesalahan, namun untuk mengasihi Dia dan melayani-Nya dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan. Apabila kini engkau memiliki tuan yang lebih baik daripada tuan yang sebelumnya, tidakkah engkau seharusnya bekerja lebih keras dari sebelumnya? Tidakkah engkau akan melayani Allah dengan lebih berapi–api daripada engkau dulu melayani setan? Apabila engkau adalah orang percaya sejati, engkau kini telah meletakkan pengharapanmu di Surga, maka carilah, kejarlah hal–hal surgawi seperti orang–orang dunia memilih dan mencari dan mengejar hal–hal duniawi. Lihat bagaimana orang dunia mengejar dunia ini, membayar berapa pun saja harganya, mendedikasikan hidupnya untuk segala sesuatu yang nantinya mati. Tetapi mengapa gereja Tuhan yang sudah ditebus, sama dengan dunia? Kiranya Tuhan mengasihani kita, memberikan kepada kita roh-Nya, urapan dan api-Nya kepada kita semua untuk kita memiliki Godly zeal.

Arti Panggilan: Follow Me (4)

Pengkotbah: Pdt. Agus Marjanto, M. Th
Nats: Matius 4:18-23, Efesus 3:1-13. Follow Me (4)

Yesus berkata, “Ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”. Kalimat “Ikutlah Aku” dinyatakan oleh Kristus kepada Petrus bahkan minimal tiga kali di dalam seluruh ayat Alkitab. Pertama kali ketika Petrus sedang menjala ikan, maka Yesus katakan “Follow Me”. Kedua, saat Petrus imannya goyah karena Yesus Kristus menyatakan bahwa diri-Nya akan ditangkap, dan akan menderita, serta akan menjalani jalan salib, maka Petrus mengatakan, “Tidak Tuhan, itu tidak akan terjadi.” Yesus Kristus mengatakan “Follow Me, Peter”. Kemudian setelah Yesus mati dan bangkit dan setelah memulihkan seluruh kepercayaan diri Petrus yang tadinya runtuh karena sudah tiga kali menyangkal Yesus, maka kemudian Yesus menyatakan, “Engkau pada saat ini, masih muda, engkau bebas kemanapun engkau pergi, tetapi pada waktu tua, maka engkau akan diikat tanganmu dan engkau akan dibawa ke tempat yang engkau tidak kehendaki”. Alkitab mengatakan nubuatan Yesus bagaimana Petrus akan mati martir. Ketika Petrus mendengar kalimat itu, dia melihat Yohanes, kemudian dia membandingkan dirinya dengan apa yang akan terjadi mengenai kematian murid-murid yang lain. Lalu Yesus mengatakan, “Itu bukan urusanmu”, tetapi engkau ikut Aku.” Ketika kita mengikut Kristus, mata kita selalu memandang orang lain. Kita ingin membandingkan diri kita dengan orang lain. Yesus mengatakan, tidak Petrus, itu bukan urusanmu, engkau sekarang ikut Aku! Mata yang tertuju kepada Kristus Yesus, yang memimpin di dalam iman, dan membawa iman ini kepada kesempurnaan, demikian kata Ibrani. Ini adalah panggilan Yesus Kristus kepada Petrus untuk mengikut Dia seumur hidup, sebulat hati. Untuk apakah kita mengikut Yesus dan akan menuju ke mana? Yesus Kristus mengatakan, “Aku akan membuat engkau menjadi penjala manusia.” Perhatikan baik-baik, “Ikut Aku” itu berarti sekarang. “Aku akan” itu berarti ada sesuatu proses. Di dalam proses itu ada pemuridan, proses itu adalah proses untuk mengenal Kristus dan kemudian ujungnya adalah di dunia ini. Aku akan menjadikan engkau. Menjadikan apa? Menjadikan penjala manusia. Maka hari ini saya akan bicara berkenaan dengan apa itu menjadi penjala manusia. Apa relasi gereja dengan penjala manusia? Ini adalah sesuatu yang menjadi isi hati Tuhan sendiri.

Isi hati Tuhan adalah kita mengikut Kristus dan diproses dan kemudian menjadi penjala manusia. Menjadikan hidup itu memiliki arti yang sifatnya di dalam kekekalan. Di tengah seluruh pekerjaan di dunia, maka Tuhanlah yang menentukan di dalam Firman-Nya, apa yang bersifat kekal dan apa yang bersifat sementara. Apa yang berharga dan apa yang hina di tengah-tengah dunia ini. Maka masuklah di dalam bentukan Tuhan untuk menjadikan kita orang yang memiliki nilai yang kekal, memiliki pekerjaan yang sungguh-sungguh kekal adanya. Para murid-Nya melepaskan jalanya dan mengikut Kristus. Matius menuliskan, setelah Yesus Kristus mengatakan hal itu, maka Petrus kemudian mengikuti Dia, lalu kemudian Andreas mengikuti Dia. Semua murid mengikuti Dia dan Dia membentuk para murid menjadi penjala manusia. Ketika berbicara berkenaan dengan penjala manusia, ada satu hal yang penting di sini, yaitu Gospel. Penjala manusia tidak bisa dilepaskan dari Injil itu. Mari lihat Efesus. Mengapa lihat di dalam Efesus? Karena saudara akan mengerti, seorang yang tadinya mengabarkan agama, menjadi seorang yang mengabarkan Injil. Paulus sendiri menyatakan, “Dulu yang aku kerjakan itu sampah,” padahal agama adalah salah satu hal yang bernilai di dunia ini. Orang boleh membenci dan tidak menyukai agama, tetapi orang itu cepat atau lambat, akhirnya harus mengakui agama yang akan menang di seluruh dunia, tidak mungkin tidak. Agama itu adalah sesuatu yang selalu dimiliki oleh kita. Maka kalau kita melihat di dalam kitab Kejadian, maka manusia itu selalu diciptakan menjadi orang yang memiliki sifat budaya dan sifat agama. Tak mungkin saudara dan saya lepas dari hal itu. Saudara tidak mengakui sesuatu agama, saudara pada saat yang sama sedang beragama untuk yang sesuatu. Ini adalah sesuatu yang tidak mungkin akan lepas dari diri kita karena kita diciptakan sebagai makhluk yang berbudaya dan sekaligus makhluk yang beragama.

Tetapi Paulus, orang yang begitu ketat di dalam hukum Yahudi dan sangat meneliti seluruh agama Yahudi, dia mengatakan, “semua itu adalah sampah setelah aku bertemu dengan Kristus” Maka perhatikan baik-baik, ini bukan bicara mengenai agama, ini bicara mengenai Injil. Saudara-saudara mau untuk dibentuk dan dijadikan hidup yang berarti, maka saudara-saudara harus ada kaitan dengan Injil. Lalu apakah itu Injil? Sedemikian besarkah Injil itu sehingga memiliki nilai yang kekal? Kita akan menemukan 3 definisi Injil yang begitu jelas di dalam Efesus 3 yang dinyatakan Paulus kepada orang-orang Efesus.

1. Injil adalah sesuatu pewahyuan, rahasia, unsearchable riches of Christ.

Injil adalah satu pernyataan, rahasia, kekayaan, hikmat Allah, yang tidak terjangkau, yang tersembunyi berabad-abad. Perhatikan, di sini ada kata pernyataan rahasia, ini bicara berkenaan sesuatu yang misteri, pembukaan dan pewahyuan. Di dalam bahasa Yunani, pewahyuan atau Paneron, sesuatu yang sifatnya adalah apokaliptik, sesuatu yang tadinya tertutup, dibuka dan kemudian isinya dikeluarkan. Maka Injil itu adalah sesuatu pewahyuan. Injil adalah sesuatu pembukaan, sesuatu yang tadinya tersembunyi, rahasia, misteri tentang kekayaan hikmat Allah. Kekayaan hikmat Allah yang tidak terjangkau, yang tersembunyi berabad-abad. Di dalam bahasa Inggrisnya, maka Efesus 3 mengatakan Injil itu adalah sesuatu pewahyuan, rahasia, unsearchable riches of Christ. Karena hikmat Allah itu adalah Kristus, demikian kata Paulus di dalam Korintus. Kalimat ini mau menyatakan bahwa hikmat Allah yang tadinya tertutup, yang mulia, yang kaya, yang besar dan yang tidak mungkin satupun manusia bisa menjangkaunya, dibuka kepada umat manusia hanya melalui Injil. Injil inilah yang membuat kita mengerti berkenaan dengan pribadi Allah. Injil inilah yang membuat kita bisa mengerti siapa Allah itu, Injil inilah membuat kita bisa mengerti bahwa Dia adalah Allah yang memiliki sesuatu cara kerja dan memiliki isi hati. Paulus menyatakan inti Injil itu ada pada Kristus Yesus. Maka ketika kita membaca Injil, membaca Alkitab, maka kita akan makin mengenal Kristus. Semakin mengenal Kristus, kita akan makin mengenal hikmat Allah yang tersembunyi. Kita semakin mengenal The Glory of God dan rencana-Nya di dalam hidup kita, dan makin kita mengenal Allah yang mulia di dalam Kristus, maka makin kita takjub dan makin kita didorong, makin rindu untuk memberitakan Injil. Ini sesuatu proses yang begitu alamiah di dalam kerohanian Kristen. Semua orang yang makin mengenal Allah adalah orang yang rindu untuk menyatakan kepada dunia siapakah Allah itu. Orang yang makin mengenal Allah adalah orang yang dibakar di dalam hatinya rindu untuk makin mengenal Allah. Ini adalah satu kemuliaan, satu nilai yang lebih besar daripada apapun saja yang ditemukan di dunia. Mengapa kita tidak memberitakan Injil? Karena kita tidak mengenal Kristus. Kita tidak mengenal Kristus, karena kita tidak membaca Alkitab. Ini semua akan jadi satu kesatuan, itu adalah sesuatu yang tidak bisa ditipu, itu adalah sesuatu yang keluar dengan sendirinya. Ada hal-hal objektif dan subjektif di dalam rohani, dan dua ini menjadi satu tidak bisa dipisahkan. Kita tidak bisa dengan sesuatu cara, aku ingin, rindu memberitakan Injil, itu adalah sesuatu kebohongan. Bagaimana kita bisa memiliki kerinduan? Kenallah Kristus lebih dalam melalui Firman. Paulus menyatakan bahwa Injil itu adalah pernyataan rahasia, sesuatu yang tadinya tertutup, tentang apa? Tentang kekayaan hikmat Allah. Hikmat Allah adalah Kristus. Dan kekayaan hikmat Allah yang apa? Yang tidak terjangkau, yang tersembunyi berabad-abad, unsearchable reaches of Christ. Ada beberapa aplikasi di dalam point ini:

Aplikasi pertama, kita adalah orang-orang yang dipanggil untuk pergi memberitakan Injil kepada dunia. Tidak mungkin bangsa-bangsa menjangkaunya. Jangan pernah berpikir bahwa orang-orang itu akan datang ke gereja atau membaca Injil dengan sendirinya. Dunia bisa mengenal Injil jika dan hanya jika gereja yang pergi kesana. Sama seperti Petrus, Andreas, murid-muridNya, Paulus, mengenal Injil. Seperti Abraham, Nehemia, mengenal Allah di dalam Perjanjian Lama, itu adalah karena Allah yang turun, Allah yang menyatakan diri-Nya. Allah yang rela datang ke dunia. Tadi saya sudah katakan bahwa Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini, voluntarily and independently, menyatakan rahasia Allah Tritunggal itu ke dalam dunia. Tanpa Dia datang, maka tidak mungkin sepandai apapun bisa mengenal Allah, isi hati-Nya dan pribadiNya. Maka di dalam ayat ini, apa yang menjadi isi hati Tuhan? Beritakan Injil, bergerak ke bawah, ke lapangan. Beritakan Injil itu meskipun itu mungkin bagi orang lain akan ditolak. Saudara dan saya panggilannya adalah bukan untuk diterima oleh mereka. Saudara dan saya panggilannya adalah untuk memberitakan Injil itu. Ketika Injil itu diberitakan, maka itu akan menjadi sesuatu yang terbuka bagi mereka. Dan suatu hari pemberitaan Injil itu tidak akan pernah menjadi sia-sia. Suatu hari itu akan menjadi sesuatu pengadilan atau sesuatu keselamatan bagi orang yang sudah mendengarkannya.

Aplikasi kedua, di dalam pengertian Injil yang begitu dalam dan begitu luas ini, maka ketika Alkitab menyatakan memberitakan Injil itu artinya adalah memberitakan segala sesuatu yang ada di dalam Alkitab (the whole Bible). Orang-orang Puritan mengatakan ketika kita dipanggil untuk memberitakan Injil, ketika jemaat dilatih untuk memberitakan Injil, itu adalah termasuk di dalamnya adalah khotbah, termasuk di dalamnya adalah guru-guru Sekolah Minggu yang mengajar. Pada waktu itu tentu belum ada guru Sekolah Minggu. Di dalamnya adalah pengajaran, katekismus, itu adalah sesuatu pemberitaan Injil. Saya mau saudara-saudara bisa mengerti apa yang disebut sebagai pemberitaan Injil. Pemberitaan Injil bukan saja saya datang ke tempat seseorang kemudian, “Ibu/Bapak sudah pernah dengar Kristus atau belum?” “Oh belum.” “Yesus Kristus itu mati bagi bapak dan bapak kalau pergi ke surga itu harus ada yang menebus, tidak bisa di dalam dosa.” Bukan itu saja. Itu termasuk, dan itu adalah sesuatu yang penting, tetapi bicara mengenai pemberitaan Injil adalah segala sesuatu yang dikerjakan untuk kita itu memberitakan the whole Bible. Sehingga, jikalau seseorang itu mengajar tentang Kristus dan membawa jemaat itu mengenal makin baik kepada Kristus, mengenal kedalaman Kristus, apakah dia sedang mengajar di mimbar, di kelas, ataukah dia sedang mengajar di remaja, atau Sekolah Minggu bahkan, atau pemuda, dia sedang memberitakan Injil. Ketika kita mengerti ini, maka di dalam aplikasi, kita jangan hanya senang tiap minggu mendengar kotbah. Kadang juga khotbahnya tidak karuan-karuan yang saudara dengar, bahkan mungkin saudara pikir, khotbahnya bagus. Lalu kemudian saudara-saudara pulang, tidak. Minta kepada Tuhan anugerah untuk mengangkat dari kehidupan saudara menjadi orang yang memberitakan Injil.

Maka bicara berkenaan Injil adalah the whole Bible. Bicara mengenai Injil adalah membuka siapakah Kristus itu, di dalam segala hal yang gereja itu nyatakan, bicara mengenai Injil bukan saja bicara mengenai saudara turun ke jalanan dan membagi traktat, tetapi di tempat yang lain saya harus katakan kepada saudara, terlalu banyak gereja, termasuk gereja ini, sangat kurang untuk turun ke jalanan dan membagi traktat. Kita diminta untuk menjadi garam. Garam di mana? Keluarga? Tidak. Yesus Kristus mengatakan engkau adalah garam dunia. Engkau adalah terang dunia, bukan kampung. Kita harus memberitakan Injil ke bawah, kita harus memberitakan injil ke Nias, kita harus memberitakan Injil dengan seluruh yang kita punya, dengan umur, kesehatan, keuangan, kita mesti turun ke lapangan. Gereja ini harus diisi dengan orang-orang lapangan. Kita semua adalah orang-orang di lapangan dunia untuk memberitakan Injil.

Hal yang lain, yang saya mau tegaskan di dalam hal ini. Di sini dikatakan bahwa Injil adalah pernyataan rahasia misteri kekayaan hikmat Allah yang tidak terjangkau, yang tersembunyi berabad-abad, unsearchable riches of Christ. Maka jikalau saudara-saudara tidak mengenal Injil, maka saudara tidak akan mengerti ini. Inti gereja adalah Kristus yang dinyatakan di dalam Injil. Saudara-saudara mungkin menjadi orang Kristen sudah bertahun-tahun lamanya tetapi saudara-saudara tidak mengenal Kristus yang dinyatakan di dalam Injil. Saudara tidak akan mengerti ada kekayaan, kemuliaan yang lain daripada hidup di dunia ini. Sebagai hamba Tuhan, saya mendorong saudara-saudara untuk membaca Alkitab, mendengarkan khotbah dan saudara-saudara makin hari makin bertumbuh melihat kemuliaan Injil Kristus, melihat kemuliaan Kristus yang dinyatakan di dalam Injil, di dalam Alkitab. Dan saudara-saudara akan melihat kemuliaan Allah. Dan saudara-saudara akan berubah hidupnya. Follow me, Peter, maka Petrus lihat Kristus yang adalah inti daripada Injil.

2. Injil diberitakan oleh satu institusi, yaitu oleh gereja.

Tugas dan panggilan Gereja ditentukan di dalam kekekalan sebagai alat Tuhan satu-satunya yang berdiri di hadapan kerajaan dunia dan di hadapan kerajaan setan untuk menyatakan rahasia kekayaan hikmat Allah yang tidak terjangkau, yang tersembunyi berabad-abad itu. Gereja yang tidak memberitakan Injil maka itu bukan gereja. Gereja yang tidak menyatakan Kristus itu bukan gereja. Sebenarnya kalau saudara-saudara bertanya kepada saya; saya sudah beberapa kali bersaksi, saya sebenarnya tidak suka masuk ke dalam gereja. Karena kalau bicara mengenai gereja, ada perkelahian di dalamnya, gereja berurusan dengan organisasi, ada tugas ini dan itu yang berurusan dengan organisasi. Saya berpikir kalau sudah bicara gereja, mungkin banyak orang sama seperti saya, 90% orang Kristen kalau bicara mengenai gereja adalah sesuatu hal yang negatif, bukan positif. Tetapi makin saya belajar Firman, makin saya menyadari isi hati Allah itu hanya pada gereja. Tentunya ketika saudara berbicara berkenaan dengan hal ini adalah bicara mengenai gereja yang tidak kelihatan. Dan gereja yang tidak kelihatan adalah gereja yang kumpulan umat Allah yang sejati. Tetapi kita harus mengetahui bahwa gereja yang tidak kelihatan itu dibentuk oleh Allah di dalam 1 gereja, institusi yang kelihatan dan melalui gereja yang kelihatan, Allah menyatakan Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia. Ketika saya berbicara berkenaan dengan gereja, pertama-tama saya mengatakan kepada Tuhan: “Tuhan saya mau untuk saya lepas dari gereja.” Saya dapat berkeliling membagikan pengenalan saya akan Tuhan dari satu gereja ke gereja yang lain dan saya akan menjadi berkat bagi seluruh gereja. Sampai kemudian saya menyadari itu adalah sesuatu kesombongan. Saya tidak mungkin menjadi berkat bagi seluruh gereja karena selalu “saya ada di dalam gereja.”

Gereja yang sejati itu lebih besar daripada kita secara pribadi. Gereja yang sejati adalah gereja yang merupakan isi hati Allah dan isi hati Allah itu dinyatakan untuk menyatakan kepada dunia Injil Tuhan, kekayaan yang tersimpan berabad-abad, unsearchable riches of Christ. Maka mengerti ini kita harus menghargai gereja, kita harus berani berdiri di depan kerajaan dunia, manusia apapun saja dan di depan kerajaan setan untuk kita menyatakan Injil. Gereja yang sejati selalu sifatnya perang. Gereja yang sejati selalu sifatnya perjuangan. Gereja yang bukan sejati selalu sifatnya, isinya hanya persekutuan. Kita tidak membangun satu gereja untuk mengumpulkan orang Kristen. Tidak. Kita membangun 1 gereja, itu adalah isi hati Tuhan untuk menyatakan siapa Tuhan itu di tengah-tengah dunia. Maka ini adalah sesuatu hal yang Tuhan itu nyatakan sendiri supaya sekarang oleh jemaat, diberitahu berbagai ragam hikmat Allah kepada pemeritah-pemerintah dan penguasa-penguasa di Surga. Dan hasil dari hal ini. Saudara perhatikan sekarang. Injil adalah kekayaan hikmat Allah yang tersembunyi berabad-abad dan itu adalah pada Kristus Yesus, Injil, gereja. Berdiri di hadapan kerajaan dunia dan kerajaan setan ditentukan oleh Allah untuk memberitakan Injil itu.

3. Pemberitaan Injil yang sejati akan mengalami sesuatu penderitaan dan penganiayaan.

Paulus mengatakan: “Itu sebabnya aku ini Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu.” Di dalam ayat 13, “sebab itu aku minta kepadamu supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakan ini.” Gereja yang sejati memberitakan Injil. Gereja yang sejati menyatakan siapa itu Kristus. Gereja yang sejati itu berperang dan gereja yang sejati itu secara hasil dari alamiahnya, akan menjadi gereja yang menderita, menjadi gereja yang dianiaya. Kita tidak mencari penganiayaan tetapi mau tidak mau, kalau kita menjadi gereja yang sejati, maka itu akan sesuatu implikasi yang terjadi di dalam kehidupan. Saudara-saudara, beritakan Injil, kenal Kristus, kenal Alkitab kita dan turunlah ke lapangan, ke jalanan, memberitakan Injil. Sebenarnya gereja yang kurang sehat adalah gereja yang seperti kita. Satu tahun satu kali pergi ke Nias memberitakan Injil. Semuanya senang pergi ke sana. Tetapi setelah satu minggu, lalu kemudian kita memberitakan Injil? Tidak. Itu kurang sehat. Saya tidak membandingkan gereja kita lebih baik daripada gereja lain. Saya membandingkan gereja kita seturut apa yang Alkitab itu nyatakan. Seharusnya yang kita kerjakan adalah kita harus setiap hari memberitakan Injil. Setiap hari makin mengenal Firman. Setiap hari makin mengenal Kristus dan setiap hari makin memberitakan Injil. Kristus Yesus mengatakan: “Follow Me, Peter and I will make you a fisher of men.” Kita tidak ditentukan untuk menunggu di rumah sampai maut mendatangi kita. Kita ditentukan sebelum maut menjemput, mengenal Kristus dan mengabarkan Kristus itu kepada dunia. Ini adalah sesuatu takdir yang baru bagi orang Kristen. Kristus menentukan satu hidup yang berkemenangan, hidup yang berguna, hidup yang diurapi oleh Tuhan, hidup yang dipimpin oleh Kristus agar dunia boleh mengenal Kristus melalui hidup dan melalui bibir mulut kita. Paulus menyatakan: “Ini adalah tugas penyelenggaraan yang dibebankan kepadaku karena kasih karunia-Mu, ya Tuhan.” Ini adalah sesuatu hidup yang diubahkan dan ketika orang itu diubahkan, Paulus diubahkan. Maka dia tahu, ini anugerah yang besar. “Peter, follow Me and I will make you a fisher of men.” Itu yang terjadi kepada Petrus, Andreas, bapak-bapak gereja, dan itu yang terjadi kepada orang-orang Kristen termasuk kita. Kenallah Kristus. Kenallah lebih dalam dan beritakan Dia seumur hidup kita. Kiranya Tuhan boleh menyatakan Firman-Nya.

 

Arti Panggilan: Follow Me (3)

Pengkhotbah: Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Matius 4:18-22; Matius 16:21-24; Yohanes 21: 18-22

“Follow Me” adalah kalimat yang dikatakan oleh Yesus kepada orang-orang di sekitarnya. Tetapi, berapa banyak orang yang mau mengikut Kristus? Ini adalah panggilan yang agung, yang diutarakan oleh pribadi Allah yang agung itu sendiri, kepada manusia yang hina. Ini adalah panggilan untuk mendekat. Jangan pernah berpikir dan menganggap Allah itu seperti teman kita, yang bisa diperlakukan seenaknya. Gereja sudah tidak menghormati Allah, gereja sudah berkotbah dan sudah mendidik jemaatnya dengan menurunkan Allah dari singgasananya. Allah itu adalah Allah yang mencintai kita, tetapi cinta yang tidak bisa dipermainkan. Allah mencintai seluruh dunia, sehingga diberikan Anak-Nya yang tunggal sehingga setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal dan tidak binasa, tetapi kalimat di bawahnya tidak pernah diperhatikan. Dia menyatakan bahwa yang tidak percaya, dia sudah berada di dalam hukuman. Martin Luther mengatakan, “Let God be God, let man be man”.

Apa makna “Follow Me”?

Pertama, panggilan untuk mengenal Kristus dengan dekat.

Kalimat yang sama diutarakan Kristus kepada gereja-Nya. Jikalau kita mempelajari kehidupan Kristus, kita bisa membaginya menjadi dua. (1) Pribadinya, the person of Christ. Kristus itu adalah Allah yang sejati, dan Manusia yang sejati. (2) the work of Christ. Teologi reformed, Calvin dan khususnya semua orang Puritan menyatakan satu pekerjaan Kristus yang inti, yang penting adalah membawa umat-Nya bersatu di dalam Dia (Union with Christ). Membawa umat-Nya bersekutu di dalam Dia, di dalam Dia maka kita mendapatkan keselamatan, di dalam Dia maka kita mendapatkan pengampunan dosa, di dalam Dia maka Bapa di Surga tidak menjadi murka kepada kita, karena seluruh kemurkaan sudah diberikan kepada Yesus Kristus. Di dalam tulisan-tulisan rasul-rasul Kristus, ada satu teologia, satu kalimat yang penting yaitu “di dalam Dia” (In Christ). Kristus di dalam kedaulatan dan anugerah-Nya membawa orang-orang yang dipilih-Nya, yang sebelumnya di dalam Adam dan mati di dalam dosa dan kegelapan, sekarang berada di dalam Dia. Ini yang dikerjakan oleh Kristus. Dia pergi dari kota ke kota, dari desa ke desa, untuk mencari yang terhilang. Dia pergi mengajar, mendidik jiwa bersekutu dengan Dia kepada Bapa. Dia membuat mujizat, melepaskan orang-orang dari setan, supaya mereka bisa bebas bersekutu dengan Bapa di Surga dan menyembah Allah. Persis seperti Musa mengatakan kepada Firaun, let my people go, biarkan umat-Ku keluar supaya dapat beribadah kepada-Ku. Kelepasan Tuhan dari seluruh ikatan dunia dan dosa, membuat kita dibebaskan. Bukan berarti hidup bebas liar tetapi hidup bebas untuk beribadah kepada Tuhan, hidup bebas untuk dimiliki oleh Tuhan sepenuhnya. Dia mati agar di dalam Dia kita dapat bersekutu dengan Bapa. Dia adalah mediator, pendamai itu sendiri dan setelah kematian dan kebangkitan-Nya, Dia naik ke Surga dan Dia mengutus Roh Kudus agar God with us, Immanuel. Supaya sekarang, tanpa tubuh, Kristus Yesus bersekutu dengan kita di dalam roh-Nya setiap hari dan setiap detik. Dia memberikan Roh Kudus kepada gereja-Nya, membangkitkan gereja-Nya dan gereja menjadi ibu dari seluruh orang yang ditebus oleh Kristus dan Dia menegaskan Sakramen Baptis Kudus maupun Sakramen Perjamuan Kudus agar dunia dapat merasakan persekutuan dengan Dia melalui indera kita.

Perhatikan seluruh apa yang dikerjakan oleh Kristus pada waktu Dia ada di dunia dan pada waktu Dia ke Surga. Dia mengutus Roh Kudus, Dia membentuk gereja-Nya dan pada waktu Dia berada di Surga, Alkitab mengatakan Dia berdoa syafaat untuk umat-Nya, seluruhnya berada di dalam satu terminologi ini, union with Christ. Kalimat Yesus Kristus kepada murid muridnya, “Follow Me, union with Me,” mendekatlah kepada-Ku, lihatlah Aku, lihatlah bagaimana Aku melayani, kenallah Aku. Berkali-kali, di dalam segala hal, Dia menarik hidup kita mendekat tetapi berkali-kali kita menolak panggilan itu. Kita menolak panggilan-Nya dengan alasan tidak ada waktu padahal kita lebih menyukai panggilan yang lain daripada panggilan Pencipta langit dan bumi. Kristus menyatakan untuk apa engkau menyebut-nyebut perjanjian dengan Aku, padahal pada waktu itu engkau tidak memperdulikan perjanjian itu. Biar kita mengerti siapa diri kita. Kita membutuhkan Dia. Satu kalimat dari Yesus Kristus, “Lakukanlah ini supaya engkau mengingat Aku, lakukanlah Perjamuan Kudus supaya engkau mengingat Aku”. Bukan Kristus perlu diingat, karena kalau kita tidak mengingat Dia yang celaka bukan Dia, melainkan kita. Kalau kita tidak ingat Dia, maka dosa akan banyak sekali dalam hidup kita tanpa terbendung, kalau kita tidak mengingat Dia di kayu salib maka kita akan menjadi manusia yang liar, kalau kita tidak mengingat hidup kita sudah ditebus, maka kita akan terus menerus berada di dalam kehidupan yang hina, dan kita pikir itu mulia, kecuali kita mengingat hidup kita ditebus, kecuali kita mengingat Tuhan sudah datang ke dunia dan mati bagi kita. Biar kita boleh sungguh-sungguh menghormati Dia.

Ada satu peristiwa di mana Tuhan digambarkan sebagai raja, mengutus seluruh bawahannya pergi kemanapun saja, mengundang orang-orang itu untuk datang ke tempat meja perjamuan, bersama-sama bersekutu, tetapi setiap orang yang diundang menolak dan tidak menghargai. Mereka mengatakan tidak ada waktu dan ada sesuatu yang lebih penting. Setiap kali gereja yang sejati menyatakan sesuatu hal untuk mendidik saudara dan saya, itu bukan panggilan supaya gereja penuh, tetapi panggilan untuk kita makin mengenal Kristus. Kita yang butuh gereja dan bukan gereja yang memerlukan kita. Ini adalah sesuatu kebenaran, biarlah kita boleh mendidik hati, jiwa dengan sungguh-sungguh di hadapan Allah. Jangan mempermainkan Tuhan, gereja yang sejati, atau hamba-hamba Tuhan yang sejati.

“Follow me, Peter”, maka ini adalah knowing God, mengenal Allah. Mengenal Allah dan tahu tentang Allah adalah dua hal yang beda. Mengenal Allah itu artinya memiliki satu keintiman, satu relasi encountering with God. Tetapi mengetahui tentang Allah itu adalah sesuatu pembicaraan dari buku, dari orang lain. Maka murid-murid diminta untuk datang, untuk mengenal Yesus Kristus, melihat sendiri apa yang dikerjakan, mendengar sendiri apa yang diajarkan. Kalau saudara memiliki buah apel, dari tampak luar saudara katakan buah apel ini bagus, merah, mengkilat, ranum, itu adalah saudara tahu tentang apel. Tetapi kalau saudara tahu tentang buah apel, lalu saudara gigit apel, kunyah, masukkan itu di dalam perutmu, itu artinya adalah saudara mengenal apel. Biarlah kita bukan saja pergi ke gereja, tetapi kenallah Tuhan, kenallah Firman, ini adalah sesuatu hal yang Tuhan sendiri nyatakan.

Dia sudah membuka diri-Nya untuk kita bisa mengenal Dia, masakan kita tolak satu undangan yang besar ini, dan bukan itu saja, Yesus mengatakan maka “Follow Me”, ikutlah Aku dan Aku akan menjadikan engkau penjala manusia. Ini adalah panggilan yang mulia, karena yang memanggil itu mulia dan akan menuju kepada kehidupan yang mulia. Semakin kita mengenal Kristus yang mulia, maka saudara dan saya kita akan tahu, hidup yang termulia itu hanya satu yaitu dipakai oleh Allah dan hidup yang dipakai oleh Allah adalah yang memperluas pengaruh Allah di bumi ini. Saya tidak menyatakan bahwa semua harus menjadi pendeta, tetapi yang saya mau katakan adalah di dalam hal apapun kita akan dipakai untuk menjangkau jiwa makin dekat dan makin mengenal Tuhan dan itu adalah sesuatu kemuliaan hidup.

Hidup itu selalu melihat Allah, hidup itu selalu dipakai oleh Allah, hidup itu selalu diurapi oleh Allah, hidup itu dipakai untuk membesarkan nama Allah di dunia ini dan menyebarkan pengaruhnya kepada bangsa demi bangsa itu adalah sesuatu hidup yang mulia.

Kedua, panggilan untuk memikul salib.

Beberapa bulan setelah itu dan menuju kepada hari terakhir, Yesus Kristus mengatakan kepada Petrus dan kepada murid-murid-Nya, “Aku akan pergi ke Yerusalem dan akan menanggung banyak siksaan dan Aku akan mati disalib di sana”. Maka, ketika bicara mengenai “Follow Me”, itu bukan saja panggilan untuk mendekat, tetapi juga panggilan untuk memikul salib. Ketika Petrus mendengarkan kalimat bahwa Yesus sebentar lagi akan dipaku di atas kayu salib maka Petrus menarik Yesus ke samping dan mengatakan itu tidak mungkin terjadi kepada-Mu, tetapi Kristus menyatakan, “Enyahlah Iblis, engkau memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia dan bukan yang dipikirkan oleh Allah”. Yang ada di dalam isi hati dan dipikirkan oleh Allah adalah Salib. Yesus Kristus mengatakan, “Pada-Ku ada makanan yang lain yang engkau tidak ketahui dan makanan itu adalah menjalankan kehendak Allah.” Kehendak Bapa yaitu salib adanya. Jadi, ketika kita bicara berkenaan dengan mengikuti Kristus maka kita bicara berkenaan dengan salib. Yang ada di dalam isi hati Allah terdalam bukan kemakmuran, bukan kehebatan Kristus, tetapi salib. Melalui salib Kristus akan dimuliakan, melalui salib maka seluruh raja akan bertekuk lutut di bawah Dia. Jadi yang harus menjadi inti dan pikiran dari gereja adalah salib dan bukan yang lain. Banyak orang mau menjadi Kristen tetapi tidak mau menjadi serupa dengan Kristus. Saya katakan kepada saudara-saudara, kelahiran baru itu artinya disatukan dengan Kristus Yesus, dan itu artinya salib. Salib adalah kehidupan yang dikosongkan sampai seluruh kehendak Allah itu jadi.

Melalui Alkitab kita dapat melihat bahwa yang dikehendaki Kristus Yesus adalah pemuridan bukan jemaat-Nya menjadi banyak. Karena hanya murid yang bisa mengguncangkan dunia dan bisa dipakai oleh Allah. Hanya kesejatian muridlah yang bisa diurapi oleh Allah dan dipakai untuk menjangkau dunia ini, menjala manusia. Aku akan menjadikan engkau penjala manusia. Dan sungguh-sungguh itu terjadi. Yesus tidak memerlukan orang yang banyak. Sebelumnya ada ribuan orang melihat mukjizat-Nya, memecahkan roti dan juga menggandakan ikan. Ribuan orang makan. Mereka menyanjung Yesus, Mesias yang ditunggu-tunggu dan di dalam Alkitab ada satu tulisan bahwa mereka mau mengusung Yesus menjadi raja. Tetapi Yesus kemudian mengundurkan diri, dan Dia tidak mau menjadi raja. Yesus menjadi raja itu memang kehendak Bapa, yaitu menjadi Raja diatas segala raja. Tetapi ketika orang banyak hendak menjadikan Yesus sebagai raja, Yesus tidak mau. Alkitab mengatakan karena Dia tahu apa yang ada di dalam isi hati mereka.

Hal yang terutama di dalam Kekristenan bukan berkat, bukan mukjizat. Hal yang terutama di dalam Kekristenan itu genuity, satu kesejatian Kekristenan, dan itu tergantung dari salib. Saudara mau mengetahui gereja itu sejati atau tidak bukan dari jumlah jemaatnya, atau Hamba Tuhannya tetapi apakah dia mengkotbahkan salib atau kesuksesan? Salib atau kemakmuran? Salib atau pikiran manusia?

Biarlah kita boleh kembali melihat apa yang Alkitab itu nyatakan. Salib. Salib adalah kesulitan, penderitaan, air mata disebabkan karena menjalankan kehendak Allah. Salib bukan penderitaan karena kita berdosa. Salib bukan penderitaan karena kita salah pilih jodoh. Salib bukan penderitaan karena aku mencuri, aku masuk ke jail, Itu adalah salibku. Tidak! Salib bukan dan tidak ada urusannya dengan bicara berkenaan dengan keinginanku yang tidak tercapai. Salib adalah berbicara dengan aku mau menjalankan kehendak Tuhan dan aku harus takluk dan aku harus taat dan aku harus menderita. Aku harus penuh dengan kesulitan seperti ini, tapi aku rela taat karena Dia itu mulia dan panggilannya adalah mulia adanya.

Ketiga, panggilan untuk hidup sepenuhnya dimiliki oleh Kristus sampai kita mati.

Sebanyak tiga kali Yesus memanggil Petrus, “Follow Me”. Yang pertama di danau Galilea, dan Petrus kemudian meletakkan jalanya. Petrus mengikut Yesus dan mau mengenal-Nya. Sekarang, ketika Yesus Kristus menyatakan isi hatinya yaitu Dia akan pergi ke salib, Dia akan disesah menderita, maka Petrus kemudian menarik, tidak mungkin. Yesus mengatakan “Follow me, Peter”. Petrus menyangkal Yesus dan kemudian Yesus Kristus sudah memulihkan seluruh relasinya. Tiga kali Petrus menyangkal Yesus dan tiga kali Yesus itu bertanya kepada Petrus apakah engkau mencintai Aku? Petrus menjawab, “aku mengasihi”. Dalam hati Petrus mengasihi tetapi Tuhan tahu begitu banyak dosa. Ini adalah suatu jawaban yang genuine di hadapan Tuhan. Kemudian Yesus menubuatkan bagaimana Petrus akan mati martir. Yesus mengatakan, saat ini engkau masih muda, engkau pergi ke tempat kemanapun saja engkau kehendaki. Tetapi pada waktu engkau sudah tua, maka engkau akan diikat dan engkau akan diseret menuju ke tempat yang engkau tidak kehendaki. Alkitab mengatakan bahwa itu menyatakan bagaimana Petrus mati martir. Dan sejarah gereja menyatakan Petrus mati martir dengan cara disalib dan salib itu diputar dengan kepala di bawah. Sebelumnya dia akan disalib seperti Yesus disalib, tetapi kemudian dia mengatakan kepada para penyalibnya bahwa dia tidak layak disalib seperti Tuhan Yesus, dia minta supaya disalibkan dengan kepala di bawah. Maka itulah menjadi akhir kehidupan Petrus. Petrus sudah menetapkan hidupnya. Petrus sudah mengerti arti mengikut Yesus. Ikutlah Aku untuk seluruh kehidupan yang Aku akan rancangkan bagimu. Ini adalah panggilan untuk hidup sepenuhnya dimiliki oleh Kristus sampai kita mati.

Tetapi setelah Petrus melihatnya Yohanes, teman sekerja Petrus, dia kemudian bertanya, “Guru, kalau aku nanti akan mati martir, apa yang akan terjadi kepada Yohanes?” Satu kalimat Yesus itu menggugah sekali. “Jikalau Aku menghendaki untuk dia tetap hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau ikut Aku!” Dia adalah Pencipta langit dan bumi. Dan Dialah yang menyatakan dengan kedaulatan-Nya dan kebesaran-Nya, jadilah terang, maka terang itu jadi. Dan Dia berbicara dengan danau itu, Diam! Dan danau itu kemudian langsung teduh. Dia menyatakan Akulah jalan. Dia menyatakan Akulah kebenaran. Dia menyatakan Akulah hidup. Dia menyatakan Akulah terang dunia. Seluruh kalimat Yesus begitu mempesona dan begitu besar tetapi ada satu kalimat yang diutarakannya kepada kita dan kalimat itu mengatakan: “Itu bukan urusanmu.” Kalimat ini begtu tajam. Apa yang membuat kita menghentikan langkah kita mengikut Kristus? Yaitu ketika kita membandingkan hidup orang lain yang lebih baik dari kita. Itu akan selalu mengganggu kerohanian kita. Ketika kita mengikut Kristus Yesus, biarlah hati kita boleh tenang untuk membuat mata kita selalu terarah kepada Kristus. Jikalau tidak seperti itu, kita akan kecewa. Kita tidak akan mengakhiri seluruh perjalanan iman kita sampai pada akhirnya dengan kemuliaan. Kita akan terus membandingkan diri kita dengan orang lain. Mata hanya melihat Kristus saja dan bukan yang lain.

Ketika Yunus mengikut Kristus, kotbahnya diterima. Ketika Yesaya mengikut Tuhan, kotbah Yesaya ditolak. Ketika Daud mengikut Tuhan, dari gembala menjadi raja. Tetapi ketika Nehemia mengikut Tuhan, dari istana raja menjadi mandor bangunan. Semuanya adalah bicara mengenai Follow Me”. Billy Graham, seorang hamba Tuhan yang terkenal dan besar yang dipakai Tuhan, ketika dia berkotbah, ribuan orang, bahkan satu juta orang berkumpul, dan setelah selesai berkotbah, dan banyak orang yang kemudian menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tetapi, ketika saya membaca buku “Through The Gate of Splendor” tentang 5 orang misionaris, Auca Five dan pemimpinnya adalah Jim Elliot. Mereka pergi ke Ecuador dan kemudian dengan pesawat capungnya mereka sampai di sungai Curaray, penuh dengan lalat dan kemudian di situ berusaha untuk mengabarkan Injil. Tetapi belum sempat mengabarkan Injil, beberapa waktu kemudian mereka dibunuh oleh suku primitif. Auca Five itu mati dan mayatnya mengambang di sungai Curaray. Mereka meninggalkan istri dan anak-anaknya masih kecil. Dan ketika saya membacanya, air mata saya bercucuran dan saya bertanya kepada Tuhan. Mengapa? Ada orang yang dipanggil dan kemudian semua orang mendengarnya tetapi ada orang yang dipanggil tetapi kemudian tombak yang sampai kepada dia. Ada orang yang dipanggil sampai tua dan hidupnya mempermuliakan Kristus, tetapi ada orang yang dipanggil dan harus mati martir dalam usia yang begitu muda. Ada orang yang dipanggil bertemu raja demi raja, tetapi ada yang dipanggil masuk ke pelosok desa yang sama sekali tidak terkenal. Mengapa begitu berbeda? Satu hal: “Follow Me”. “Jikalau Aku menginginkan orang itu tetap ada sampai Aku datang, itu bukan urusanmu”. Kitab Ibrani mengatakan lihat selalu kepada Kristus Yesus yang memimpin iman kita dan membawa iman kita itu kepada kesempurnaan.

Saya akan mengakhiri dengan satu cerita yang sesungguhnya terjadi. Pada tanggal 7 Agustus 1954, kejuaraan lari satu mil British Empire di Vancouver, Kanada, menjadi mukjizat ketika dua pelari, Roger Bannister dan John Landy, dengan waktu yang mendekati 4 menit, berlari dalam kondisi puncak. Bannister terserang pilek selama seminggu sebelum perlombaan dan kaki Landy terluka sewaktu berjalan-jalan sehari sebelumnya namun keduanya masuk kualifikasi. Pada saat itu, Bannister berencana untuk agak melambatkan larinya selama putaran ketiga dan menyimpan tenaganya untuk putaran terakhirnya. Tetapi Landy tidak memperlambat kecepatannya. Dan dia menjadi jauh memimpin di depan. Bannister kemudian mengubah rencananya. Iya meningkatkan kecepatannya dan berhasil mendekati Landy. Landy tetap di depan, Bannister di belakangnya. Pada langkah-langkah terakhir sebelum mencapai garis akhir, orang banyak bersorak sorai. Landy tidak dapat mendengarkan Bannister di belakangnya, Landy lalu mengintai Bannister melalui bahunya. Pada saat itu, Bannister telah langsung melejit mendahuluinya dan kemudian menang. Intinya, Landy yang maksud awalnya berlari dengan baik sepanjang perlombaan untuk memenangkan perlombaan, akhirnya berlari untuk mengalahkan Bannister. Roger Bannister, menjadi orang pertama yang memecahkan rekor waktu itu. Dia bergerak dengan hati-hati pada awalnya, namun setelah menetapkan arah tujuannya, dia menyelesaikan dengan baik dan memenangkan perlombaan. Apa yang menjadi kekalahan iman kita? Saudara dan saya membandingkan diri kita dengan orang lain dan melupakan satu kalimat “Follow Me”

Panggilan Kristus bagi kita semua, “Follow Me”, panggilan untuk mengenal Dia, panggilan untuk memikul salib dan panggilan untuk hidup sepenuhnya dimiliki oleh Tuhan dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.

 

Ujian, Pencobaan dan Kemenangan (15)

Pengkhotbah: Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Matius 4:1-11 & Efesus 6:10-20

Saya merelasikan antara temptation of Jesus Christ dengan Spiritual warfare. Ketika melihat pencobaan Yesus Kristus oleh setan di padang gurun, maka satu sisi ini adalah sesuatu yang sifatnya adalah temptation, yang sifatnya menguji, mau menjatuhkan, tetapi Yesus Kristus tidak jatuh. Yesus Kristus bukan saja bertahan; Yesus Kristus menyerang sampai setan harus undur daripada-Nya. Ini adalah battle, peperangan yang tidak terlihat, sekarang dinyatakan oleh Allah. Melalui peristiwa yang sesungguhnya terjadi, maka saudara mengerti taktik, strategi dan tujuan setan. Dan kita mengerti kuasa dan jalan yang dipakai oleh Yesus Kristus, yang mewakili seluruh gereja, untuk melawan Setan. Peperangan rohani itu tidak bisa dihindarkan, ini panggilan gereja setelah manusia jatuh di dalam dosa. Tidak ada lagi perdamaian. Jangan pernah berharap akan adanya perdamaian dunia, karena kalimat pertama dari Allah Bapa di Surga setelah manusia jatuh di dalam dosa adalah “Aku akan mengadakan satu permusuhan antara keturunanmu dan keturunan perempuan ini. Keturunanmu akan memagut tumit daripada keturunan perempuan ini tetapi keturunan perempuan ini akan meremukkan engkau tepat di atas kepalanya.” Ini adalah nubuatan bahwa setan akan berusaha untuk melukai gereja tetapi tidak akan fatal adanya. Gereja akan menghancurkan segala perbuatan setan. Di dalam Kristus, kita akan menang adanya.

Ketika Yesus Kristus dicobai, maka kita dapat melihat jalan keluar yang Dia berikan, strategi yang Dia nyatakan, bagaimana kekuatan dan senjata, perlengkapan perang yang Tuhan nyatakan melalui Dia kepada kita. Paulus membukakan semua ini dengan lebih rinci di dalam kitab Efesus, berkenaan dengan perlengkapan-perlengkapan senjata Allah. Buku yang terbaik membahas mengenai Efesus pasal 6, tentang perlengkapan senjata rohani orang Kristen, adalah buku dari seorang puritan, 3 jilid, William Gurnall. Ketika kita berperang dengan setan yang tidak terlihat (subtle enemy), dia powerful enemy. Dia ada satu pribadi dengan seluruh anteknya yang sangat kuat dan berkuasa. Satu-satunya yang bisa menaklukan dia adalah Kritus Yesus itu sendiri dan bukan itu saja, peperangan ini adalah peperangan rohani. Peperangan rohani tidak bisa dibereskan dengan jasmani. Seorang jendral yang kuat, sehabis pulang berperang lalu dia tidur dengan pelacur dan jatuh di dalam dosa. Ini gambaran bahwa orang yang kuat sekalipun secara pribadi, secara psychology dan secara kepribadian, naturnya sebagai manusia, dia bisa menjadi satu pribadi yang dibuat mainan saja oleh setan. Sebaliknya, orang yang kelihatan biasa saja, tetapi kalau dia bergantung sepenuhnya kepada Kristus maka orang ini dipenuhi dengan Roh Kudus dan memiliki kekuatan untuk melawan setan.

Sekarang saya akan bicara berkenaan dengan apa yang menjadi jalan kemenangan. Kristus telah menjadi jalan kemenangan. Karakter Kristuslah yang ada dalam diri kita yang menjadi kemenangan. Kenakanlah Kristus sebagai senjata perangmu. Paulus kemudian itu menjabarkannya dengan lebih rinci lagi. Perlengkapan senjata perang itu:

  1. Ikat pinggang kebenaran, belt (Aleteia).
    Ikat pinggang adalah satu lambang di dalam Perjanjian Lama, Tuhan meremukkan musuh dengan menghancurkan pinggangnya. Jadi ikat pinggang kebenaran adalah satu ikat pinggang yang sangat penting dan kalau melihat senjata perang orang Romawi, maka sebagian besar senjata itu selalu dikaitkan dengan ikat pinggang. Kalau ikat pinggang itu terlepas, maka baju zirah akan terlepas. Kalau ikat pinggang itu terlepas, maka tempat untuk menyarungkan pedang tidak ada lagi. Kalau melihat bahasa aslinya, Aleteia, bicara berkenaan dengan sincerity of mind and the doctrine. Kita harus memiliki 2 hal ini yaitu doktrin yang benar dan hati yang benar. Ini adalah kekuatan kita berperang. Kalau kedua hal ini sudah tidak ada, kita tidak akan memiliki kekuatan berperang. Semuanya akan lepas. Semuanya akan ditertawakan oleh setan. Kita tidak boleh memiliki motivasi lain kecuali nama Tuhan dipermuliakan, menyatakan kebenaran, maka berkat Tuhan dinyatakan. Paulus menyatakan: Kami tidak mengkhotbahkan sesuatu yang membuat engkau itu terpikat, terpesona. Kami hanya mengkhotbahkan mengenai kebenaran dan kami mau diuji di hadapan Allah dan manusia. Orang yang seperti itu tak mungkin dikalahkan. Kalau saudara sedang berperang, sedang melayani dan ternyata tidak murni, langsung saudara tidak punya kekuatan untuk maju berperang. Maka sekali lagi, ini bicara berkenaan dengan kemurnian Injil dan kemurnian hati. Kalau kita itu mengikut Kristus dan kita menerima percikkan darah-Nya maka hati nurani kita akan dimurnikan. Dan kalau kita membaca Firman-Nya, kita akan menemukan kemurnian di dalam doktrin-Nya.
  2. Berbaju zirahkan keadilan (Dikaiosune).
    Dikaiosune bukan hanya adil tetapi sesuatu kebenaran keadilan, righteousness di dalam bahasa aslinya. Yesus mengatakan, “Jikalau hidup keagamaanmu (dikaiosune) tidak lebih benar dari ahli Taurat dan orang Farisi, maka engkau tidak bisa masuk Surga.” Maka ini adalah bicara berkenaan dengan etika, sikap hidup sehari-hari. Setelah motivasi Injil dan hati benar, maka kemudian tindakan di luar juga harus benar. Banyak orang menolak untuk melayani karena merasa diri belum beres, belum bisa menjadi kesaksian yang baik dalam hidup sehari-hari, sehingga tidak mau melayani. Kita sering sekali tertipu oleh setan. Kalau saudara itu tidak jadi kesaksian, bukan berarti saudara tidak datang ke gereja. Terbalik. Puluhan tahun pun tetap tidak beres, tetap tidak melayani. Satu hal, setan akan membuat hidup kita di bumi ini tidak efektif di hadapan Allah. Setan tidak dapat merebut jiwamu dari Surga menuju ke Neraka. Tidak bisa. Kalau kita adalah orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, sekali terima, diselamatkan, sekali diselamatkan, sampai selama-lamanya diselamatkan. Itu once for all, sekali untuk seterusnya. Yang setan dapat rebut itu bukan jiwamu, tetapi hidupmu. Hidup dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada satu kontribusi pun di dalam Kerajaan Allah, hanya penonton saja sampai mati. Apakah hatimu tidak berteriak? Apakah hidupmu puas? Tidak. Seluruhnya adalah untuk pekerjaan Tuhan, seluruhnya adalah untuk mengabdi, didedikasikan bagi Allah. Dan kalau kita mengarahkan seluruh hidup dan segala sesuatu yang kita miliki, termasuk anak dan istri dan kita semua, keluarga kita, maka akan ada bahagia yang besar. Perbaiki etika, baju zirah, keadilan saudara dan bersamaan dengan itu saudara tetap pergi ke gereja dan melayani. Perhatikan beberapa hal yang sifatnya etika ini. Etika itu adalah hasil daripada justification. Kalau seseorang sudah dibenarkan oleh Kristus maka dengan sendirinya perlahan demi perlahan tetapi pasti, perbuatannya makin lama makin hidup suci dalam seluruh aspek.
  3. Kasut kerelaan memberitakan Injil damai sejahtera.
    Hal yang ketiga bicara berkenaan dengan sandal, kasut, sepatu dan langkah kaki untuk memberitakan Injil. Langkah kaki untuk nama Kristus dipermuliakan. Langkah kaki untuk taat akan apa yang dia sudah dengar dari Tuhan untuk dijalankan di dunia ini. Abraham, keluar dari Ur-Kasdim, langkah kakinya berkasutkan kerelaan memberitakan Injil damai sejahtera. Nehemia, pergi ke Yerusalem, bangun tembok Yerusalem untuk menyatakan kehendak Allah. Dua pertanyaan ini, pertama, apakah saudara sungguh-sungguh memberitakan Injil? Kakimu ada di mana? Dan ketika itu ada, beritakan Injil atau tidak? Apakah saudara memberitakan kehendak Allah atau tidak? Kedua, apakah engkau dan saya rela dipindahkan oleh Tuhan untuk menggenapi rencananya, untuk Injil itu diberitakan? Sekali lagi, kita tidak dipanggil untuk merancang hidup kita sendiri. Kita dipanggil untuk mengikuti Tuhan. Kalau Tuhan menginginkan kita stay di satu tempat, saudara jangan pergi. Kalau Tuhan menginginkan kita pindah, maka kita tidak boleh diam. Itu adalah perjalanan iman. Kita harus belajar untuk memberitakan Injil. Ada beberapa keluarga dari jemaat di gerejanya John Piper, seorang hamba Tuhan yang Tuhan pakai di masa kini, beberapa keluarga tersebut bertumbuh di dalam iman menjadi orang yang mature, mendoakan, mendoakan misi dan kemudian pergi ke beberapa negara yang lain. Mereka adalah orang-orang awam yang bekerja di profesi mereka masing-masing dan mereka pergi kemana-mana. Itu adalah satu gereja yang baik. Saya tidak tahu kapan, tetapi saya berharap, saya berdoa kiranya Tuhan membangkitkan orang-orang itu ada di dalam gereja ini. Tetapi sebelum itu terjadi, biarlah di mana pun saja, kita memiliki kaki yang berkasutkan kerelaan memberitakan Injil damai sejahtera.
  4. Perisai iman.
    Hal yang keempat adalah iman dan iman itu muncul dari pendengaran akan Firman Allah. Maka ini akan selalu bergabung antara pedang Roh yaitu Firman Allah dan perisai iman. Kalau orang tidak kuat di dalam Firman sebenarnya dia tidak memiliki perisai iman. Orang yang tidak kuat di dalam Firman, ia tidak bisa mengayunkan pedang Roh. Perhatikan apa yang menjadi senjata Yesus Kristus bicara kepada Setan di dalam pencobaan, selalu bicara Firman, ..”ada pula tertulis”… Firman itu menjadi senjata yang sifatnya defensive dan offensive. Firman itu menjadi perisai sekaligus menjadi pedang Roh. Dikatakan, “maka di dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman”. Dengan perisai itu engkau dapat memadamkan semua panah api dari si jahat. Sekali lagi, iman itu muncul dan iman itu hanya boleh berdasarkan Firman.

    Suatu hari, Yesus menampakkan diri di danau, Dia berjalan di atas air. Petrus lalu kemudian melihatnya. Pertamanya Petrus takut lalu kemudian ia mengatakan, “Tuhan, kalau itu Engkau, perintahkanlah kepadaku untuk aku boleh berjalan di atas air.” Maka Yesus mengatakan, “Petrus, kau turun sekarang, kau berjalan di atas air.” Berdasarkan kalimat Yesus itu, maka Petrus turun, dan dia mulai berjalan di atas air. Ketika kemudian angin besar datang, dia mulai melihat angin itu, dia mulai memperhitungkan kekuatannya sendiri, dia tidak lagi mengingat Firman dari Yesus itu, maka di saat seperti itu dia tenggelam. Di saat seperti itu, imannya goyang, dia tenggelam. Begitu Petrus mulai tidak mempercayai kalimat Yesus, mulai dia tidak beriman. Saya berharap saudara jelas dalam hal ini.

    Hal yang kedua, seandainya Yohanes melihat peristiwa Petrus berjalan di atas air dan dia mengikuti Petrus berjalan di atas air, kira-kira menurut saudara apakah Yohanes dapat berjalan di atas air atau dia akan tenggelam? Jawabnnya adalah Yohanes akan tenggelam, karena tidak ada perintah dari Tuhan. Iman adalah respon ketaatan kepada Firman. Iman itu bukan bicara aku pasti kaya, tidak ada janji Tuhan untuk itu. Kita harus mengerti. Kalau saudara membaca Firman dan tidak ada janji itu, saudara tidak bisa claim. Kalaupun ada janji itu, saudara harus pikir baik-baik apakah janji itu sifatnya adalah umum atau janji itu sifatnya adalah personal. Maka relasi pribadi dengan Allah itu penting sekali. Itu akan menumbuhkan iman, itu akan membuat Alkitab ini menjadi sesuatu yang kita sadar Tuhan bicara pribadi kepada saya.

  5. Ketopong keselamatan.
    Di dalam 1 Tesalonika 5:8, “maka engkau biarlah memiliki ketopong pengharapan akan keselamatan”. Ini adalah perlengkapan rohani berdasarkan Alkitab, kita menanti-nanti dengan pengharapan yang pasti, bahwa Yang Berjanji itu akan menepati janji-Nya. Ketika bicara mengenai ketopong itu adalah bicara mengenai pikiran, itu ada di kepala kita. Perhatikan, hal yang paling sering dibidik oleh setan adalah pikiran. Kalau saudara ada di dalam kesulitan, setan akan terus menerus masuk di dalam pikiran saudara. Perlahan-lahan, meskipun kelihatannya pikiran saudara kuat dibentengi tetapi lama-lama itu ada satu tembusan kecil seperti tembusan untuk air, dia masuk lewat situ, pemikiran untuk meragukan Tuhan. Kalau ribuan kali setan bicara untuk kita meragukan Tuhan, lama kelamaan kita dapat mulai membenarkan pemikiran yang salah itu. Firman yang kita baca, akan menudungi pikiran kita, akan terus menguatkan pikiran kita. Membuat kita dapat melawan setan dan menyatakan pengharapanku dari Tuhan, pasti Dia akan memunculkan aku pada waktunya, aku menanti-nantikan Tuhan. Aku berpengharapan kepada Tuhan, karena Dia yang berjanji kepadaku. Saudara-saudara, maka terus kaitkan diri kita dengan janji Tuhan.
  6. Pedang Roh.
    Pedang Roh yaitu Firman Allah, maka itu adalah satu-satunya senjata yang sifatnya offensive. Jikalau kita tidak mengerti Firman, kita mudah dikalahkan. Itulah sebabnya Firman itu penting. Itulah sebabnya kita tahu yang paling utama di dalam seluruh hidup keluarga, suami, istri, dan anak-anak adalah membaca Firman. Di dalam sebuah gereja, yang paling penting bukan musik, tetapi Firman. Persekutuan penting tetapi yang paling penting yaitu Firman. Gereja ini terus bicara mengenai Firman. Kelihatannya tidak menyentuh di awal. Kalau saudara dikasih musik, itu ada rasa sentuhannya, itu ada linangan air mata. Tetapi perhatikan, ketika Firman itu diberikan, itu akan masuk seperti biji pertama kali, lama kelamaan akan bertumbuh, berakar, makin besar, kuat dan itu akan membuat kita berdiri tegap. Ini adalah sesuatu pekerjaan dan proses yang lama tetapi pasti akan bertumbuh dan menjadi kuat. Maka sekali lagi Firman itu penting, dan Firman itu untuk dilakukan. Ketika Reformed menyatakan Sola Scriptura berarti Firman. Dan Firman itu bukan hanya didengar tetapi harus dilakukan. Saudara harus tahu gereja ini mendidik saudara dengan Firman tetapi di tempat yang lain, kita harus melakukan Firman. Firman itu penting, bukan untuk orang lain, tetapi untuk diri kita. Kita harus menjadi pelaku Firman. Itu adalah pedang Roh.

Ujian, Pencobaan dan Kemenangan (10)

Pengkhotbah: Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Matius 4:5-7, Mazmur 78:18-19, Lukas 11:16

Pada pencobaan Yesus yang kedua, setan membawa Yesus ke bubungan Bait Suci dan meminta Yesus terjun dari atas. Setan mengingatkan Yesus akan Mazmur 91 yang mengatakan bahwa Malaikat akan diutus oleh Bapa di surga untuk menatang Yesus sehingga kaki-Nya tidak terantuk ke batu. Ini adalah pencobaan yang jauh lebih sulit daripada yang pertama. Kelihatannya setan memakai sesuatu yang baik, yang tidak berdosa, memakai sesuatu yang sungguh-sungguh agamawi, bahkan sesuatu yang merupakan inti dari gereja, yaitu Firman. Setan tidak memakai praise and worship untuk mencobai Yesus, setan tidak memakai segala ornamen di dalam gereja untuk mencobai Yesus. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Firman Tuhan itu penting sekali, pusat dari gereja adalah Firman Tuhan. Setan mengambil Firman dan menyodorkannya dengan tafsiran yang salah kepada Yesus Kristus. Perhatikan bagaimana Yesus keluar dari jebakan ini dan bagaimana Yesus melawan jebakan setan. Setan mengutip Firman, lalu Yesus Kristus mengatakan: “Ada pula tertulis janganlah engkau mencobai Tuhan Allahmu”. Yesus mengambil Firman dari kitab Ulangan 6:16. Perhatikan bahwa pencobaan kedua ini tidak bisa kita lawan kecuali kita mengenal dan mendalami Firman. Yang Yesus Kristus lakukan bukan melawan Firman di Mazmur dengan Firman di Ulangan 6. Yang Yesus lakukan adalah melawan tafsiran firman yang salah dari setan dengan tafsiran firman yang benar dari Yesus Kristus.

Banyak orang Kristen terjebak di dalam pencobaan kedua ini. Jika kita tidak mengenal Firman, maka ketika seseorang mengatakan sesuatu yang ada di dalam Alkitab maka kita berpikir bahwa kita harus mentaatinya. Contoh yang sederhana, ada orang mengatakan bahwa ular adalah wujud dari setan, ini ada di kitab Kejadian. Ular yang mencobai Adam dan Hawa, maka ular itu setan. Dahulu ada suatu ajaran, yang mungkin menggelikan, tetapi banyak orang Kristen mempercayainya. Kalau ada lukisan ular, langsung dibakar. Demikian juga dengan patung ular harus dibuang, guci bergambar ular harus dipecahkan. Karena ular itu adalah lambang dari setan. Kelihatannya ini adalah sesuatu yang benar, ada di Alkitab tetapi jangan lupa bahwa Musa ketika di padang gurun dan orang-orang Israel sakit, Musa meninggikan tongkat ular, maka ular itu adalah lambang keselamatan. Kalau kita tidak mengerti yang satu, kita berpikir bahwa yang ini benar, tetapi kalau kita mengerti ada berbagai macam ayat di dalam Alkitab, maka kita akan menemukan paradoks, bukan anti-tesis, tetapi paradoks yang membuat kita berpikir secara lebih dalam sehingga pikiran kita mengkristal dan menemukan kebenarannya. Inilah sebabnya kalau kita melihat teologia reformed dari orang-orang reformed dan puritan maka kita akan mendapat berkat Tuhan yang luar biasa di dalam sejarah gereja. Ketika mereka berkotbah, satu kotbah mereka, di bawahnya begitu banyak ayat referensi. Sering sekali dalam bahasa yang aslinya. Ini membuat kita mendapatkan suatu pikiran yang luas, mengerti secara keseluruhan. Banyak hamba Tuhan tidak mau belajar baik-baik. Kalaupun mereka tidak mengerti bahasa asli, setidaknya mereka bisa membaca banyak commentary yang terpercaya dari para raksasa rohani yang menyatakan Firman, mengupas dalam bahasa aslinya dan memberi tafsiran, commentary yang begitu sehat. Tetapi mereka tidak mau akan hal itu, mereka membuang dari buku-buku yang baik yang Tuhan sudah berikan melalui sejarah gereja dan orang-orang yang Tuhan sudah urapi pada masanya.

Paulus mengatakan kepada Timotius: “Timotius, apa yang aku perintahkan, aku ajarkan kepadamu saat ini, ajarkan kepada orang lain yang cakap untuk mengajar orang lain”. Maka Timotius harus mengingat kalimat Paulus, lalu kemudian diajarkan kepada seseorang yang cakap mengajarkan ke orang lain. Paulus sudah membuat patron bagaimana pengajaran yang benar itu terus sepanjang sejarah gereja. Dia sudah mempersiapkan Timotius untuk berbicara 3 level di bawah yaitu Paulus, Timotius, seorang yang cakap mengajar orang lain. Dengan begitu seluruh teologia gereja itu ada. Kita harus mengerti Firman. Kita harus mengerti Firman dengan tafsiran yang baik. Kita harus mengerti Firman dengan teologia yang sehat. Kita harus mengerti Firman untuk membawa kita semakin takluk kepada Tuhan, hidup dengan God-centred, not self-centred.

Sekarang hamba Tuhan sudah tidak membahas dengan baik Firman, memiliki satu spirit untuk mendapatkan keuntungan dari jemaatnya. Itu semua sudah mendukakan hati Tuhan. Ketika saya mengatakan demikian, saya tidak mengatakan bahwa kita lebih baik atau kita satu-satunya gereja yang benar, sama sekali tidak. Tetapi bukankah kita harus menuju kepada yang Tuhan kehendaki? Gereja dipersiapkan sebagai mempelai wanita Kristus yang murni dan tidak bercacat cela sampai bertemu dengan Tuhan. Bukankah kita harus memiliki kemurnian di dalam hati? Pantaskah kita menggunakan Firman untuk mendapatkan uang? Bukankah kita memiliki satu kemurnian di dalam hati untuk mengharapkan Kristus? Pantaskah kita mengharapkan Dia untuk mendapatkan berkat? Arah hati kita harus benar. Seluruh gereja kita menuju ke sana. Tidak ada gereja yang sempurna, tetapi minimal arah dan tujuannya harus tepat.

Yesus berkata di depan setan, kalimat ini diutarakan oleh Allah kepada kita untuk kita baca supaya kita tahu cara menghadapi setan. Perhatikan bagaimana cara untuk melawan setan. Kata Yesus: “Ada pula tertulis …”. Bila kita bertemu setan yang menggunakan ayat Alkitab, kalau kita tidak membaca ayat Alkitab, kita tidak mungkin bisa menghadapinya, bahkan kita terjebak dalam salah mentafsirkannya. Kita harus memiliki suatu tafsiran yang murni, yang benar dan yang sehat.

Kata Yesus: “Ada pula tertulis jangan engkau mencobai Tuhan Allah”. Di dalam Alkitab ada beberapa kali kata “bagaimana manusia mencobai Tuhan.” Dalam Alkitab, mencobai Tuhan itu seperti apa:

  1. Mencobai Tuhan dengan membatasi Tuhan.
    Kita mencobai Tuhan dengan memberi batasan kepada Tuhan. Lihat Mazmur 78:18-19. Di sini kata mencobai Tuhan muncul. Ayat tersebut mempunyai konteks di mana Allah sudah berjanji kepada Israel bahwa Dia menyertai. Tetapi Israel selalu menjadi bangsa yang tegar tengkuk, mereka selalu bersungut-sungut. Ingin air. Ketika sudah diberi air, mereka meminta daging, terus seperti itu, tidak pernah puas. Mereka berteriak: “Apakah Tuhan beserta kita atau tidak? Apakah Tuhan sanggup menyediakan hidangan di padang gurun?” Teriakan itu adalah teriakan tuntutan. Sungutan itu adalah suatu bentuk tidak mengakui bahwa Allah sudah memberikan anugerah sebelumnya. Jangan kita bersungut-sungut, jikalau apa yang kita inginkan belum atau tidak terjadi. Kita boleh berdoa kepada Tuhan, kita boleh menyatakan isi hati dan keinginan kita kepada Tuhan, tetapi dengan ucapan syukur (seperti kata Paulus). Kalau kita bersungut-sungut, artinya kita tidak puas dengan hidup yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Apakah tidak ada berkat Tuhan yang besar dalam hidup kita? Kenapa terus marah? Kenapa terus bersungut-sungut? Kenapa terus mencobai Tuhan? Tuhan marah kepada Israel, mereka sudah ditolong, tetapi ketika mereka menginginkan sesuatu yang tidak ada, mereka bersungut-sungut. Ini adalah bentuk membatasi Allah. Dengan marahnya dan bersungut-sungutnya mereka, mereka mau menentukan waktu, cara, dan tempat Allah harus menyatakan kuasa-Nya. Kita tidak sadar akan hal ini.

    Ketika saya membaca, menyelidiki hal ini, sungut-sungut dan marah-marah adalah hal yang sepele dan biasa terjadi. Kenapa marah-marah atau sungut-sungut? Kenapa Israel berbuat seperti itu? Tidak puas dengan hidup. Tetapi itu bukan hanya tidak puas, itu adalah suatu teriakan untuk Tuhan: “sekarang dengar keinginanku, lakukan sekarang di tempat ini segera, dengan cara yang aku inginkan!” Tuhan pasti menuntun hidup kita, pasti memberi anugerah yang terbaik, Dia sudah memberikan Anak-Nya, apalagi yang lain. Tetapi tidak berarti kita boleh membatasi Tuhan, harus hari ini, di sini, dengan cara seperti ini Engkau memberkati aku. Dia adalah Allah yang bebas dan tidak terikat, Dia adalah Allah yang mengasihi kita di dalam kedaulatan-Nya. Kalau kita memaksa bahwa ini harus terjadi karena aku beriman, itu sebenarnya adalah suatu teriakan bahwa kita tidak beriman. Aku mengakui kuasa-Mu, lakukan sekarang! Dia berkuasa dan kalau Dia tidak mau melakukan sekarang, kita juga tidak dapat berbuat apa-apa. Jangan bersungut-sungut, jangan menuntut Allah untuk hal ini. Bersungut-sungut artinya tidak bersyukur, tidak mengakui anugerah yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Ada orang yang sudah bertahun-tahun dikeluarkan dari kesulitan yang besar, hidupnya sekarang terus bersungut-sungut. Saya tidak habis pikir. Dahulu Tuhan tolong, sekarang Tuhan pasti tolong, tetapi yang membuat Tuhan tidak menolong adalah sungut-sungut itu, karena kalau Tuhan menolong ketika kita bersungut-sungut, berarti Tuhan adalah budak kita. Jangan membatasi Allah. Dia berhak menolong kita sekarang, 10 tahun lagi, atau kapan saja. Dia berhak menolong kita dengan burung gagak, atau cara lain yang biasa. Tetapi yang paling penting adalah kita mau taat pada-Nya atau tidak. Alkitab mengatakan bahwa Israel mencobai Tuhan. Jangan sampai kita mencobai Tuhan dan membangkitkan kemarahan-Nya.

  2. Mencobai Tuhan dengan menuntut tanda.
    Lihat Lukas 11:16. Hati-hati ketika kita minta tanda, apa motivasi kita. Apakah kita sungguh-sungguh sedang berada di dalam suatu ketidakjelasan sehingga kita minta tanda atau karena kita sebenarnya tidak mau taat, kita tidak percaya, kita tidak mengenal Dia. Kalau kita terus minta tanda, sebenarnya kita tidak percaya kepada-Nya, kita tidak mengenal-Nya. Alkitab mengatakan: “mereka mencobai Yesus dengan meminta tanda”. Sebaliknya, Gideon meminta tanda, tetapi Allah tidak marah. Tidak setiap kali kita minta tanda Allah akan marah. Tetapi dalam hal Gideon, dia meminta tanda karena:

    – Dia mendapat tugas khusus dan dia tidak percaya dia diberi tugas khusus

    – Gideon merasa ragu-ragu ketika dia berjalan, apakah yang dipikirkannya benar. Ini adalah suatu ketulusan untuk mengetahui lebih lanjut akan pimpinan Tuhan. Tetapi sebenarnya banyak orang yang begitu jelas dan nyata, tetapi terus minta tanda, sebenarnya intinya adalah menunda ketaatan kepada Tuhan. Di sini Allah menyatakan suatu kemarahan. Yesus sudah melakukan tanda-tanda, Dia sudah mengajar dengan begitu jelas, tetapi orang Israel masih minta tanda. Yesus mengatakan: “Aku tidak akan memberimu tanda kecuali tanda nabi Yunus”. Tanda bahwa Anak Manusia akan mati, dikubur tiga hari dan akan bangkit sama seperti Yunus ada di perut ikan tiga hari. Dan tanda kedua dari nabi Yunus adalah Israel tidak akan percaya, tetapi bangsa-bangsa lain akan percaya kepada Yesus. Ini adalah tanda penghakiman kepada orang Israel.

Masih ada 3 lagi prinsip mencobai Tuhan. Tetapi biarlah pada hari ini kita diingatkan supaya kita tidak membatasi cara kerja Allah. Juga jangan kita meminta tanda dengan didorong motivasi ketidakpercayaan. Biarlah kita hidup dalam ketaatan kepada Tuhan.

Ujian, Pencobaan dan Kemenangan (9)

Pengkhotbah: Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Matius 4:5-7

Pencobaan yang pertama, setan memakai kebutuhan yang ditinggikan. Pencobaan yang kedua, setan memakai Firman dan mujizat. Ini adalah cara kerja setan menggunakan sesuatu yang kelihatannya tidak berdosa kelihatannya tetapi dia menambahkan sesuatu di dalamnya, meninggikannya, membuat kita mengejarnya dan akhirnya itu menjadi ilah. “Engkau lapar Yesus? Ubah batu jadi roti”. Setan memberikan suggestion kepada Yesus Kristus untuk melakukannya yang memang Dia lakukan. Mungkin banyak di antara kita terjebak dalam hal ini, kita mementingkan apa yang ada di dalam daging kita. Aku mengejar-ngejarnya. Ada orang yang mengejar karir atau uang atau seks, sampai meninggalkan anak istrinya atau menggunakan segala cara akhirnya melanggar kesucian Allah. Ketika kebutuhan yang ditinggikan, orang sudah tidak lagi dapat berpikir jernih dan melupakan ordo. Seharusnya yang di atas itu adalah ketetapan Allah, kesucian Allah, kehendak Allah, bukan nafsu dan kebutuhan kita. Orang yang terus menerus memelihara ordo, dia akan diberkati oleh Tuhan. Kristus memberikan kepada kita bagaimana seharusnya kita hidup. Tidak salah dengan kebutuhan itu. Tetapi kalau kita terus menerus mengincar itu untuk diisi, engkau sedang menaikkan itu dan itu akan menjadi ilah. Alkitab mengatakan demikian, bersyukur kepada Tuhan untuk hidup ini, karena Tuhan memperhatikan kita, dan nyatakanlah apa yang menjadi keperluan, kebutuhan kita dengan ucapan syukur. Orang yang memerlukan sesuatu tetapi dapat berdoa dengan ucapan syukur, artinya orang tersebut menempatkan kehendak Allah lebih tinggi peringkatnya daripada kebutuhannya.

Pdt. Stephen Tong mengatakan tentang apa yang dapat kita pelajari dari setan. Pertama, setan itu mengetahui ia tidak akan mendapatkan pahala tetapi bekerja dengan tekun. Kedua, setan selalu tidak mau terang-terangan di depan. Itu rendah hati. Setan tidak akan muncul di depan kita ketika ia memerintah kita. Setan tidak memunculkan dirinya ketika dia bekerja. Maka kalau orang Kristen mau meninggikan dirinya agar dilihat orang ketika melayani maka rohaninya lebih rendah dari setan. Setan mengerti bagaimana mendapatkan sesuatu profit yang sebesar-besarnya, dia tahan dan menyangkal diri, walaupun sebenarnya dia ingin keluar dan suatu hari dia akan keluar. Ketiga, setan rajin bible study. Kalau kita tidak pernah bible study, kita akan kalah dengan setan. Kalau kita tidak mendapat anugerah dari Tuhan mengerti Firman, kita pasti kalah dengan setan. Ini adalah kehebatan setan yang kita secara positif harus belajar. Ada satu kalimat yang saya terus ulangi yaitu ingat akan arah direction.

Kalau kita melihat satu buku kotbah atau ringkasan kotbah atau apapun saja berkenaan dengan kotbah di dalam gereja atau seorang hamba Tuhan, jangan lupa ingat arah direction. Kalau saudara tidak mengerti arah, saudara pikir kalimat ini benar, ada di dalam Alkitab tetapi sebenarnya setan menipu untuk menggunakan Alkitab yang memang benar tertulis seperti itu tetapi arahnya itu menjauh. Sebagai contoh, kalau saudara pergi ke Jakarta lalu naik taksi di bandara, saudara akan naik yang terpercaya, tetapi itu tidak cukup. Saudara harus memperhatikan supir taksi tersebut akan membawa saudara ke mana, saudara harus peka. Jika tujuan saudara ke Grogol, saudara akan protes jika supir membawa ke Bogor. Di dalam seluruh kehidupan sehari-hari, saudara mengerti ini. Di dalam urusan mengenai rohani banyak orang tidak peka. Ini adalah prinsip penting, mengerti arah. Ketika Yesus dicobai oleh setan, ia menggunakan Mazmur 91. Tetapi Yesus tidak setuju dengan setan karena dia memutar arah yang lain. Kalimat-kalimat di dalam Mazmur 91 adalah kalimat yang diperuntukkan bagi semua orang yang berjalan di dalam ordinary life, di dalam ordinary providentia. Tuhan berjanji akan melindungi, menatang, mengirimkan malaikat-Nya bagi orang yang biasa melakukan tanggung jawabnya tetapi bukan berarti kemudian orang itu terus terjun dari bukit kemudian malaikat akan menatang. Bukan seperti itu artinya. Calvin mengatakan, ada orang menggunakan Firman, keluar dari konteksnya dan mengaplikasikannya secara liar. Biarlah kita boleh punya hati takut akan Tuhan, karena Dia pemilik Firman. Biarlah kita boleh sadar kita itu bukan diminta untuk mengambil Firman seenaknya.

John Flavel, seorang puritan menuliskan sebuah tesis, dia mengatakan beberapa prinsip ketika engkau mendengarkan kotbah maka engkau harus berhati-hati di dalam arahnya dan cek di dalam tiga hal ini. Tidak ada satu kotbah yang dinyatakan kepada kita tanpa tujuan. Seluruhnya ada tujuan dan harus dicek.

  1. Apakah arahnya mendorong kita menyukai dosa kedagingan atau mendorong kita menyangkal diri menuju kesucian?
    Banyak orang yang ingin untuk mendengar kotbah yang enak untuk didengar. Paulus mengatakan kepada Timotius sebelum dia mati. Timotius, pada akhir jaman, banyak orang berkumpul untuk mendengar pengajaran dari orang yang mengajarkan sesuai dengan keinginan telinga mereka. Setiap kali kalau mendengar kotbah dari seorang hamba Tuhan yang langsung menyenangkan kita, perhatikan yang disenangkan itu apa? Kalau daging, berarti arahnya menjauh dari Tuhan. Contohnya, berapa puluh tahun yang lalu ada satu gereja namanya Children of God yang terkenal di Jakarta. Mereka mengkotbahkan Allah itu cinta. Ini benar ada di dalam Alkitab. Kotbahnya berisi tentang cinta, mengasihi sesama dan semua orang menyukainya. Lalu bentuk kasih itu ujungnya adalah seks. Akhirnya satu dengan yang lain di dalam kebaktian setelah pulang mereka bermain seks karena cinta. Jikalau saudara melihat seorang hamba Tuhan terus berkotbah mengenai satu ayat, satu prinsip tanpa melihat yang lain, saudara harus hati-hati. God is love, itu benar. Tetapi di tempat yang lain, Tuhan itu Allah yang murka. Tuhan itu api yang menghanguskan. Mengapa saya sering sekali bicara berkenaan dengan penghakiman Allah, bicara mengenai kesucian Allah, bicara mengenai murka Allah? Apakah tidak ada bicara berkenaan dengan kasih Allah?

    Saya mengerti Allah itu kasih, dan Allah mengasihi kami luar biasa. Dan kasih-Nya membuat kami tidak bisa berkata-kata. Tetapi saya tidak mau menekankan itu. Pertama-pertama, karena banyak gereja selalu bicara kasih, saya harus memutar balik. Engkau harus tahu satu hal Allah itu adalah Allah yang penuh dengan kesucian. Sekali Dia marah tak mungkin ditarik lagi. Maka engkau akan menghargai cinta Tuhan. Orang yang mengerti kerasnya Allah, dia akan menghargai kelembutan Allah. Orang yang mengerti Allah yang menghakimi, dia akan mengerti dan menghargai satu keselamatan Allah. Orang yang mengerti kesucian Allah, dia akan mengerti dan menghargai penuh dengan air mata. Kalau terus berbicara tentang cinta, orang Kristen akan jadi lembek. Orang Kristen menjadi tidak mengenal Tuhan. Orang Kristen kemudian jadi mengenal allah yang lain. Allah itu begitu lembut, Allah itu begitu mengasihi kita, Allah itu begitu murah hati dan Allah itu begitu rendah hati. Dan di dalam banyak bahkan seluruh hidup maka cinta dan kebaikan dari kasih setia Tuhan itu terus muncul. Tetapi ketika itu muncul saudara semakin mengerti cinta Tuhan, semakin takut akan Dia. Hati saudara gemetar. Jikalau kita mengerti Allah itu keras, kita akan menghargai kelembutan-Nya. Kalau mengerti Allah itu Suci, kita akan menghargai cinta-Nya. Kalau mengerti Allah itu murka, saudara akan menghargai pengampunan-Nya,tetapi kalau saudara tidak mengerti kekerasan Allah, tidak mengerti penghakiman Allah, tidak mengerti kesucian Allah, saudara mempermainkan Dia. Gereja Children of God mengkotbahkan terus tentang cinta dan ada gereja yang terus mengkotbahkan tentang berkat.

    Berkat tidak perlu dikotbahkan, kita semua tahu Allah itu pemberi berkat, tetapi takut akan Allah perlu dikotbahkan karena kita tidak takut akan Tuhan. Saudara tidak usah meminta berkatpun Tuhan akan berikan. Dia mengatakan “kalau seorang ibu, mungkinkah dia melupakan anaknya? Pun kalau dia melupakan anaknya, Aku tak mungkin melupakan engkau hai Israel”. Dia mencintai kita, kita tidak perlu didik untuk meminta berkat, Dia memberkati kita dengan limpah. Kita perlu dididik untuk takut akan Tuhan. Saudara, teologia sukses, terus bicara berkat, ujungnya orang makin cinta uang, makin terus menggunakan kotbah untuk melihat peluang bisnis, menggunakan kotbah untuk mendapat profit, menggunakan hamba Tuhan untuk melihat future /masa depan untuk kemakmuranku, terus seperti itu. Itu sesuatu hal yang menjijikan sekali di hadapan Allah. Jangan pernah seperti itu, maka biarlah kita boleh bertemu dengan Kristus dan ketika kita boleh bertemu, bertumbuh mengenal Dia, biarlah kita boleh rest di dalam Dia. Hati kita memiliki contentment di dalam Dia dan ketika itu terjadi maka apakah kehidupan kita akan sukses ataupun tidak, apakah kita akan diangkat tinggi atau akan dibawakan ke tempat rendah, itu adalah tidak menjadi sesuatu hal yang utama lagi, karena aku ingin hanya untuk dipimpin oleh-Mu dan dekat dengan-Mu ya Tuhan. Alkitab terus membawa kita ke sana.

  2. Apakah itu berpusat pada diri/self-righteous/self-exaltation atau berpusat kepada Allah?
    Salah satu contoh yang jelas adalah bicara berkenaan dengan ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Dan Yesus mengatakan begitu sangat tajam kepada ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Berkenaan dengan ahli Taurat dan orang Farisi, kita sering kali menganggap bahwa Yesus itu membenci Taurat, bahwa Paulus itu tidak suka kepada Taurat. Jawabannya adalah tidak. Banyak orang Kristen bahkan sekarang sudah diajarkan bahwa Taurat itu tidak berlaku, bahwa Perjanjian Lama itu tidak terlalu penting, bahwa hukum-hukum Allah itu tidak penting, tetapi sekarang yang paling penting adalah kasih karunia, anugerah, grace. Di dalam Alkitab terbagi menjadi dua, masa Kejadian sampai Maleakhi disebut sebagai masa hukum, law, di dalam Matius sampai Revelation itu adalah masa grace. Dan kemudian kita berkata oh ini sekarang masa grace, Tuhan memberikan anugerah, itu adalah sesuatu kesalahan yang sangat fatal karena Yesus sendiri mengatakan jikalau hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari ahli-ahli Taurat atau orang Farisi, maka engkau tidak bisa masuk ke dalam kerajaan Allah. Maka yang melakukan Taurat Tuhan-lah yang masuk ke dalam kerajaan Allah. Yesus kristus mengatakan, “jangan engkau sangka bahwa Aku akan meniadakan hukum Musa, hukum Taurat”, Aku katakan kepadamu langit dan bumi bisa berlalu, tapi satu iota, satu nokta tidak akan berlalu dari hukum Taurat, Aku datang untuk menggenapinya. Ini adalah masa dari anugerah, betul. Tetapi itu tidak menghancurkan Taurat. Lalu kemudian seperti itu, apa yang salah dari orang Farisi dan ahli Taurat, bukan hukum Tauratnya, bukan law-nya, tetapi perhatikan baik-baik, mereka adalah orang-orang yang kemudian membaca Taurat lalu berusaha untuk melakukan Taurat sebisa mungkin, sesempurna mungkin.

    Yesus katakan, “munafik engkau”, karena tidak ada satu orang pun yang bisa melakukan hukum Taurat secara sempurna. Tetapi bukan itu saja, mereka melakukan hukum Taurat, lalu dengan keberhasilan mereka, mereka datang kepada Tuhan. Mereka mentaati hukum itu, lalu ketaatan itu dipakai untuk mengatakan kepada Tuhan, aku layak ke surga karena melakukan hukum. Ini mendirikan self-righteous, mendirikan kebenarannya pada dirinya sendiri. Ini menjadikan self-exaltation, meninggikan diri sendiri. Dengan kekuatanku, dan ketaatan, aku akan pergi ke sorga. Bukan seperti itu. Orang Kristen sejati akan mengatakan bahwa dirinya tidak benar, Kristus-lah yang membenarkan dan itu adalah anugerah, Kristus membenarkan, mengutus Roh-Nya yang suci, mendorong aku dengan sukacita mentaati Taurat, karena Dia bekerja di dalam aku, aku rela untuk memuliakan Dia dengan ketetapan yang Dia sendiri tulis. Sekali lagi orang Kristen itu tidak meng-abolish Taurat, orang Kristen itu menggunakan Taurat sebagai bentuk satu sukacitanya melayani Tuhan dan cintanya untuk menyenangkan hati Allah. Orang Kristen menyadari aku tidak mungkin bisa pergi ke surga, aku sama sekali tidak layak, aku penuh dengan kekotoran, Kristus ampuni dosaku, lalu kemudian Kristus mengampuni, Kristus memberikan Roh-Nya, Roh-Nya kemudian menuntun kita membaca Firman, dan ketika kita dituntun membaca Firman, kita memiliki satu kerinduan, aku rindu melakukan Firman-Mu sebelumnya aku tidak bisa, tetapi dengan Roh Kudus aku melakukannya, aku melakukannya bukan untuk kebenaranku sendiri, tetapi aku mau melakukannya untuk Engkau Tuhan, karena Engkau begitu murah hati, Engkau begitu mengasihi aku, aku mau melakukannya untuk memuliakan-Mu, maka Roma 11 ayat yang terakhir mengatakan satu kalimat kesimpulan mengenai orang yang hidup dalam God-centered. “Segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia, bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya”.

  3. Apakah arahnya menerima design dunia atau kepada Alkitabiah?
    Poin yang ketiga sebenarnya adalah sesuatu yang sulit sekali, karena kita berada di dalam dua kerajaan, satu adalah kerajaan Allah dan satu adalah kerajaan dunia. Kerajaan Allah dan kerajaan dunia memiliki hukum-hukum yang berbeda, bertolak belakang, 180 derajat, memiliki prinsip hidup, etika, dan filosofi yang berbeda, tetapi masalahnya adalah kita berada di tengah-tengah dua kerajaan ini, sampai kita bertemu dengan Tuhan, dan ini akan menjadikan kita selalu akan confuse, bagaimana cara untuk kita boleh hidup di tengah-tengah dunia ini, bagaimana cara saya bisa melayani Tuhan di tengah-tengah dunia ini. Saya tidak punya waktu untuk menjelaskan semuanya ini, ini adalah case per case. Saya ambil contoh, pada suatu hari saya diundang di satu gereja dan saya berkotbah di sana, cukup banyak anak-anak muda, dan satu tahun kemudian saya diundang, saya begitu kaget, karena persekutuan itu sekarang anak mudanya makin sedikit dan yang membuat saya kaget adalah set-up gerejanya dibuat café. Mereka mengakomodir gaya dunia untuk menarik orang muda datang ke gerejanya. Bagaimana bisa membuat sesuatu garis untuk mengatakan ini dari kerajaan Allah, ini cara dunia menjadi sesuatu yang tidak mudah, salah satu masalah di dalam misionaris dan dalam gereja masa kini adalah hal itu. Banyak pemimpin gereja berpikir kalau tidak pakai musik sekarang, tidak mungkin anak muda mau datang, saya tidak mengatakan bahwa ini adalah pasti salah, saya hanya mau mengatakan spirit-nya yang salah, karena untuk mengakomodir yang sifatnya duniawi. Perhatikan apa yang sudah dikatakan oleh John Flavel, apakah gereja itu mengakomodir design dunia atau biblical arahnya mendekati makin menuju kepada cara-cara dunia atau kepada cara-cara Alkitabiah, dan dia mengatakan yang mengakomodasi design dunia, akan membuat dirinya ditertawakan oleh dunia.

    Gereja yang mengakomodir design dunia, cara dunia, maka suatu hari akan ditertawakan oleh dunia. Dan ini sungguh-sungguh terjadi. Pembahasan mengenai same sex marriage apakah itu diterima atau tidak di gereja, ada orang-orang yang konservatif mengatakan tidak bisa, tetapi ada orang-orang Kristen yang mengatakan bisa. Bagaimana seharusnya kita bersikap seperti ini. Saudara perhatikan baik-baik, saudara boleh uji perkataan saya, saudara perhatikan apa yang Alkitab katakan. Allah menciptakan manusia menurut peta dan teladan Dia, diciptakannya laki-laki dan perempuan dan Allah kemudian membentuk institusi pernikahan itu. Institusi pernikahan bukan merupakan ide manusia, institusi pernikahan adalah ide Allah dan Allah menyatakan tidak baik manusia sendiri saja, Aku akan memberikan kepadanya penolong yang sepadan dengan dia, dan dia akan menikah, dia akan menjadi satu keluarga dan dia harus keluar dari orang tuanya. Manusia, kapan pernah kita punya issue dan punya sesuatu design pernikahan? Allah-lah yang men-design dan kemudian kita men-dekonstruksi seluruhnya, itu adalah sesuatu kejahatan. Saudara perhatikan baik-baik, tidak pernah ada, dan tidak pernah boleh, dan tidak disahkan di dalam Alkitab sejak dari Kejadian sampai Wahyu berkenaan dengan same sex marriage. Tetapi itu tidak berarti bahwa saudara boleh menghina sesukanya orang gay atau lesbian. Alkitab mengatakan bahwa kita harus mengasihi bahkan orang yang menganiayai kita. Kita tidak boleh memojokkan mereka, kita harus minta kuasa dari Kristus untuk kita boleh punya kekuatan melayani mereka dan mereka boleh keluar dari sesuatu kejahatan atau dosanya. Tetapi sekali lagi itu bukan sesuatu hal yang bisa dilegalkan, apalagi diberkati di dalam gereja. Dosa adalah tetap dosa, kebenaran adalah tetap kebenaran, dan kita tidak perlu mengatakan bahwa itu adalah sesuatu kebenaran untuk kita bisa diterima oleh mereka, ini adalah sesuatu yang sulit sekali, tetapi sesuatu yang sulit sekali menjadi sesuatu hal yang tidak beres, tidak benar.

    Perhatikan baik-baik, kalau sesuatu bersifat antithesis, saudara tidak pernah bisa mendapatkan sesuatu kesamaan hak. Saudara harus memiliki kesamaan hak, apakah dia orang Afrika atau apakah dia orang Amerika, kalau saudara lebih suka menjamu kepada orang Amerika, dan kemudian saudara membuang muka saudara kepada orang Afrika, Alkitab mengatakan engkau dan saya sedang berdosa. Mereka punya hak yang sama. Tetapi, ketika berbicara berkenaan dengan pernikahan, pembunuhan, dosa, maka ada dosa dan kebenaran, saudara tidak bisa samakan persamaan haknya. Segala sesuatu yang antithesis tidak mungkin ada persamaan haknya, saudara tidak bisa bicara kepada Tuhan, Engkau tidak adil, Engkau harus punya persamaan hak, Engkau kalau hidup, setan juga mesti hidup, itu antithesis, tidak mungkin ada persamaan hak di dalam hal ini. Misalkan kalau satu orang sudah mengklaim menikah dengan satu orang, sudah tidak mungkin orang lain klaim. Tidak bisa engkau mengatakan sama haknya, mesti adil, mesti mengasihi, Tidak pernah bisa. Ini hal filosofi yang paling rendah, paling sederhana, paling dasar, dan kita sedang dilawan, kita sedang dipermainkan, tetapi mereka memang mempermainkan, mungkin mereka tidak sadar. Sekarang kembali lagi mengenai pembahasan mengenai same sex-marriage, ada orang konservatif mengatakan tidak bisa, ada orang Kristen yang mengatakan bisa dengan alasan cinta kasih, lalu kemudian saudara perhatikan baik-baik, orang yang Kristen ini, saya tidak tahu dari gereja mana, kemudian dia menulis di dalam diskusi website itu tidak usah khawatir karena gerejanya menerima mereka yang ingin diberkati pernikahan sesama jenis. Kemudian, apa yang ditulis orang yang same sex marriage itu? Siapa yang minta diberkati oleh gereja? Gereja kalau sudah kehilangan hak kesulungannya, dia akan kehilangan apapun saja, dia berpikir bahwa dia bisa menjangkau. Kita harus menjangkau banyak orang, dengan spirit inkarnasi datang kepada mereka, tetapi tidak mengakomodasi cara-cara dunia. John Flavel mengatakan jikalau engkau melakukan hal ini, mengakomodasi design dunia, akan ditertawakan oleh dunia.

    Biarlah kita boleh mengerti setan selalu akan memberikan kepada kita prinsip-prinsip Firman Tuhan, tetapi sebenarnya adalah sesuatu yang selalu arahnya diselewengkan, arahnya diselewengkan kepada keinginan daging, arahnya diselewengkan kepada akomodasi dunia, arahnya selalu akan diselewengkan untuk membuat kita selalu punya self-righteous dan bukan God-centered, bukan God exaltation. Kiranya Tuhan boleh memimpin, dari satu per satu kita punya pikiran, membedah satu per satu daripada apa yang Alkitab katakan dan kiranya Roh Kudus yang menerangi kita, Dia memelihara jalan kita.

UJIAN, PENCOBAAN DAN KEMENANGAN(7)

Matius 4:5-7

Pencobaan Yesus Kristus adalah pencobaan yang riil, bukan semu atau absurd. Dia adalah manusia sejati dan sekaligus Allah yang sejati. Alkitab menyatakan Dia adalah seperti kita dan Dia adalah buah yang sulung itu dan apa yang terjadi kepada manusia terjadi kepada Yesus Kristus. Alkitab menyatakan bahwa Dia dicobai dari segala sisi tetapi yang membedakannya dengan kita, dengan Israel, dengan Adam, yaitu bahwa Dia tidak jatuh di dalam dosa. Ketika setan sudah menyelesaikan pencobaan pertama dan Yesus Kristus menang dari pencobaan yang pertama itu dan Yesus Kristus mengkutip Alkitab, yaitu “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.” Setiap pencobaan yang datang kepada Yesus Kristus dilawan bukan dengan kemarahan, dilawan bukan dengan senjata, tetapi dilawan dengan satu dasar yaitu, Firman. Setiap orang Kristen harus mengerti dan menyelidiki Firman. Sesuatu kebohongan dari setan membuat saudara pergi ke gereja tetapi saudara tidak berakar di dalam Firman. Setan membuat saudara bisa menikmati persekutuan Kristen tetapi tidak bertumbuh dan tidak mengenal Firman. Satu hal yang dikerjakan oleh setan, dia akan membuat saudara, mendorong saudara melakukan apapun saja kecuali satu, yaitu, engkau tidak mengenal Firman. Jangan engkau membaca Firman dengan teliti, jangan engkau dicerahkan hatimu oleh Firman karena begitu engkau mendapatkan Firman itu, Alkitab menyatakan adalah pedang untuk menusuk si musuh. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa perisai kita adalah iman dan pedang Roh yaitu Firman Allah. Kalau saudara tidak memiliki Firman, maka itu persis dengan seorang prajurit yang pergi bertempur tanpa ada satu senjata yang offensive. Dan di tempat yang lain dikatakan, iman itu bertumbuh karena Firman Allah. Maka jikalau kita tidak memiliki Firman itu, pada saat yang sama, maka saudara tidak memiliki perisai. Dua hal yang selalu ada di dalam peperangan rohani yaitu Firman dan iman. Dan iman itu ada karena Firman. Seluruh iman kita bukan berdasarkan pada perorangan, atau siapa pun hamba Tuhannya tetapi seluruh iman kita berdasarkan Alkitab. Seluruh hamba Tuhan yang Tuhan pakai, membawa seluruh jemaat bukan kepada dirinya tetapi kepada Firman. Belajarlah Firman.

Maka begitu masuk ke dalam pencobaan yang kedua, Setan tahu jawaban Yesus Kristus. Sekarang setan membawa Yesus Kristus ke tempat bubungan Bait Suci. Itu adalah tempat paling tinggi di Bait Suci. Biasanya seorang Imam Besar kalau mengumumkan sesuatu yang penting sekali untuk seluruh jemaat, ada di atas bubungan itu dan kemudian meniup sangkakala, maka seluruh orang Israel akan berkumpul dan kemudian akan diberikan sebuah pernyataan atau pengumuman. Hari itu, Yesus dibawa ke bubungan Bait Suci, lalu kemudian dia mengatakan, “Kalau Engkau Anak Allah,” atau tepatnya adalah “Engkau Anak Allah, bukan? Maka jatuhkan diri-Mu dari sini ke bawah. Sebab ada tertulis, maka malaikat-malaikat-Nya akan memegang Engkau sehingga kaki-Mu tidak terantuk kepada batu. Ini kalimat yang luar biasa tajam dan kalimat yang begitu mencemooh. Yesus sudah mengatakan, “Ada tertulis, manusia hidup bukan dari roti tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.” Maka kemudian sekarang setan mengatakan, “Ada tertulis juga Yesus, jatuhkan diri-Mu, maka Engkau tidak akan binasa.” William Gardner, seorang puritan, mengatakan, “Luar biasa. Perhatikan baik-baik seluruh gereja Tuhan. Di dalam peperangan, setan menggunakan senjata yang biasa digunakan oleh anak-anak Allah.” Setan menggunakan Pedang Roh untuk menusuk gereja. Empat hal ini saudara perhatikan baik-baik. Setan mengetahui Alkitab. Setan mengetahui Yesus Kristus itu Tuhan. Suatu hari Yesus Kristus datang dan Dia mau mengusir setan lalu kemudian setan mengatakan apa urusanmu hai Anak Allah kepada aku? Setan tahu. Di dalam kitab Yakobus, dikatakan Setan mengetahui Allah. Setan itu gemetar kepada Tuhan. Jikalau kita memiliki 4 hal ini, tidak menandakan kita orang Kristen. Ada tanda yang terakhir dan paling penting bagi orang Kristen, yaitu ketaatan. Mau kehendak-Mu jadi atau kehendakku yang jadi. Itu tanda yang sejati. Maka ini adalah pembukaan perang yang sesungguhnya. Setan menggunakan ayat Alkitab. Setan menggunakan teologia Kristen untuk menusuk gereja. Saya ingatkan 3 hal ini. Pertama, Setan menggunakan Alkitab. Kedua, Setan menggunakan tafsiran yang salah kepada Alkitab. Ketiga, Setan menggunakan Alkitab dengan tafsiran yang salah itu untuk kepentingan pribadi. Tiga hal ini disebut sebagai peperangan tafsiran atau perang hermenetik. Ini adalah senjata kuno sekali tetapi sudah menghancurkan begitu banyak gereja. Dan kita tidak luput kecuali Tuhan itu membuat kita sadar.

Hari ini saya akan khusus memberikan apa yang Alkitab katakan berkenaan dengan tafsiran demi tafsiran yang disalah mengerti. Jikalau kita perhatikan dari Kejadian sampai Wahyu, maka saudara akan tahu, seluruhnya adalah perang tafsiran. Seorang nabi yang sejati bilang A, seorang nabi palsu bilang B. Dan seluruh rakyat tidak tahu yang mana yang sejati dan mana yang palsu sampai seluruhnya mati dan kemudian sejarah baru membuktikan yang ini benar. Itu hal yang menakutkan sekali. Bagaimana kita bisa tahu bahwa yang kita tahu itu adalah benar? Bagaimana kita mengujinya? Itu semua adalah prinsip filsafat epistemologi. Semuanya hanya anugerah Tuhan untuk boleh mengerti kebenaran. Saya akan bicara satu persatu untuk merentang beberapa prinsip ini. Ketika Setan datang kepada Adam dan Hawa. Tamannya, pohonnya dan buahnya sama. Tuhan mengatakan, “You jangan makan ini. Engkau makan, engkau akan mati.” Setan kemudian datang kepada Adam dan Hawa, “Engkau makan, engkau akan hidup.” Saudara perhatikan, bendanya, keadaan/kondisinya sama, yang satu menafsirkan mati, yang satu menafsirkan hidup. Setan memakai Firman sebagai senjatanya. Peperangan tafsiran. Saudara sadar atau tidak? Bahwa seluruh dunia ini, peperangan yang paling utama bukan nuklir atau yang lainnya tetapi dari tafsiran melawan tafsiran, orang ini atau daerah ini harus ditaklukkan karena ini. Daerah ini tak boleh ditaklukkan karena ini. Dari dua itu siapa yang menang? Itu yang nanti akan menentukan itu bom jatuh atau tidak.

Kita harus selalu mengerti bahwa kita semua berada di tengah-tengah peperangan tafsiran. Mari kita melihat kenyataan di dalam Perjanjian Lama, Yeremia 28:1-9, saudara akan menemukan peperangan tafsiran ini di antara dua nabi, nabi yang sejati dan nabi yang palsu. Ini adalah peperangan yang luar biasa. Pada waktu itu seluruh Yehuda berada di dalam penawanan Babel. Semua orang Yehuda berada di dalam penderitaan karena Allah mengutus Babel untuk bisa menguasai mereka. Seluruh kehidupan kita itu adalah di dalam providentia Allah. Nabi Hanaya kemudian mengatakan di dalam dua tahun lagi maka Babel akan dikalahkan, di dalam dua tahun lagi engkau akan dibebaskan, di dalam dua tahun lagi rajamu akan datang. Berbeda dengan Yeremia yang selalu membawa berita yang tidak enak. Saudara perhatikan baik-baik, Yeremia adalah orang yang selalu membawa berita tidak enak. Yeremia nanti suatu hari akan mati dalam pembuangan, Yesaya akan mati dengan perut yang terbelah karena dipotong oleh raja pada waktu itu. Seluruh nabi, selalu beritanya itu adalah bukan berita damai sejahtera. Bukankah Allah itu sumber damai sejahtera? Mengapa nabi menyatakan berita malapetaka dan bukan damai sejahtera? Jawabannya adalah karena engkau tidak taat! Satu-satunya damai sejahtera itu jikalau engkau bertobat. Jikalau engkau tidak bertobat, jikalau engkau tidak taat, jangan pernah engkau berpikir ada kedamaian di dalam rumah tanggamu, jangan pernah engkau berpikir ada kedamaian di dalam hidupmu. Ini adalah prinsip dari seluruh nabi dan rasul. Engkau akan mendapatkan sejahtera dari Tuhan tetapi tidak di dalam dosamu. Ini adalah prinsip. Saudara-saudara perhatikan, peperangan dari tafsiran itu ada dan jemaat terhimpit di tengah-tengahnya. Di dalam peperangan ini akhirnya siapakah yang menang? Hanaya. Siapa yang dipercaya oleh Israel? Hanaya. Siapa yang kemudian dibuang oleh Israel? Yeremia. Tetapi Alkitab mengatakan, orang yang bergantung kepada Tuhan, yang takut akan Tuhan, yang mementingkan Firman Tuhan, akan hidup untuk selama-lamanya. Gereja tidak pernah ingat Hanaya tetapi gereja mengingat Yeremia. Jaman ini, gereja akan mengingat pengkotbah-pengkotbah yang tidak beres tetapi setelah jaman ini selesai, saudara-sadara akan tahu siapa benar siapa salah. Selalu dunia ini akan berulang seperti itu.

Sekarang saya akan membawa saudara-saudara kepada Yesus Kristus. Saudara pasti pernah ingat Yesus Kristus mengatakan seperti ini,“Engkau sudah pernah mendengar Firman tentang ini tetapi Aku mengatakan kepadamu sesungguhnya seperti ini”. Itu adalah kalimat mengenai tafsiran. Itu diucapkan Yesus kepada semua rakyat Israel karena mereka sudah mendengarkan pengajaran-pengajaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang tidak benar dan tidak beres tetapi Yesus mengatakan arti yang sesungguhnya. Itu adalah kalimat antitesis, itu bukan kalimat paradoks. Kalimat paradoks itu adalah dua kalimat yang bisa digabungkan dan ada kebenaran di dalamnya. Sedangkan kalimat antitesis yaitu saudara harus memilih salah satu apakah either ini benar atau yang ini benar. Maka ini adalah peperangan sepanjang jaman. Mari kita melihat Galatia 1:6-10, perhatikan kalimat Paulus. Pada waktu itu dia sedang menghadapi Injil yang sama tetapi tafsiran yang lain. Dia menghadapi orang-orang yang menyesatkan Injil itu. Dan perhatikan apa yang Paulus itu katakan (ayat 8), Paulus mengerti bahwa apa yang dia dapatkan itu adalah kebenaran. “Jikalau seseorang itu mengajarkan Injil, yang berbeda dengan Injil yang aku beritakan, terkutuklah dia!”. Jikalau pada waktu itu saudara adalah jemaatnya Paulus, apakah saudara mau percaya dengan dia? Mungkin saya tidak. Kalau bukan anugerah Tuhan. Saya akan katakan engkau sombong luar biasa. Engkau menganggap Kristus sama dengan engkau. Engkau menganggap Injil Kristus itu adalah Injil yang sama dari yang engkau ucapkan. Engkau menganggap dirimu dengan Kristus itu menjadi satu. Engkau harus tahu, Kristus itu Tuhan, engkau manusia. Ada perbedaan kualitatif, tetapi di sini saudara-saudara akhirnya setelah jaman itu berlalu, maka saudara akan mengerti, bahwa kita mengerti, bahwa siapa benar dan siapa yang salah. Ini adalah peperangan yang luar biasa sengit.

Ketika para rasul, khususnya ketika Yesus Kristus bertemu dengan orang yang berdosa, entah dia itu adalah cukai, entah dia itu adalah orang yang melacur, maka saudara-saudara perhatikan, Yesus Kristus penuh dengan cinta kasih. Ketika itu, di depan Dia diperhadapkan seorang perempuan yang berzinah yang dibawa oleh segerombolan orang Farisi, ahli Taurat untuk dilempar, dirajam, untuk dihakimi di depan Yesus Kristus. Yesus Kristus tidak bicara banyak hal. Alkitab mengatakan Dia menunduk ke bawah kemudian Dia menuliskan sesuatu di tanah. tidak memberitahu apa yang ditulis-Nya. Tetapi para penafsir mengatakan sangat mungkin Dia menuliskan sepuluh perintah Allah. Sehingga begitu ditulis, satu per satu dari mereka mengundurkan diri karena mereka tahu itu mereka akan semuanya melawan perintah Allah. Tidak ada satu orang pun yang suci di hadapan Allah. Yesus Kristus mengatakan, “Siapa yang tidak berdosa, silahkan lempar batu.” Lalu kemudian wanita itu setelah semuanya pergi, lalu kemudian Dia mengatakan kepada wanita itu, “Wanita, pergilah. Aku tidak akan menghukum engkau. Tetapi jangan berbuat dosa lagi.” Saudara perhatikan begitu cinta kasih Kristus kepada perempuan ini. Saudara perhatikan betapa Dia memiliki satu compassion, satu mercy kepada perempuan dan memberikan kesempatan hidup yang kedua. Tetapi kalimat Yesus Kristus tidak bisa saudara mainkan lalu kemudian “Yesus kan begitu baik itu, Yesus itu begitu sangat mengasihi.” Saudara perhatikan, Dia memang mengasihi, Dia sungguh-sungguh mengasihi orang itu tetapi Dia mengatakan, “You jangan berbuat dosa lagi.” Celakanya adalah banyak sekali orang yang tetap berbuat dosa dan menggunakan ayat itu. Apakah Yesus mengasihi gay? Pasti dia mengasihi. Tetapi Dia akan mengatakan, “Engkau pergi dan jangan berbuat dosa lagi.” Saudara-saudara harus tahu ada titik pertobatan. Kasih Allah itu bukan kasih kepada dosa tetapi Dia memberikan kesempatan.Perhatikan baik-baik ayat Alkitab. Saudara uji apa yang saya katakan, dan lihat di dalam Alkitab.

Mari kita melihat Matius 18:6-7. Sekarang akan melihat apa yang Yesus katakan kepada orang-orang yang sesat.Saya akan memberikan prinsip ini. Setan menggunakan ayat Alkitab tetapi memberikan penafsiran yang berbeda. Itu adalah senjata yang paling kuno dari Setan yang berhasil menaklukkan semua manusia bahkan orang di gereja sekalipun. Dan saudara perhatikan apa yang Yesus kerjakan ketika Dia berjumpa dengan orang yang berzinah, orang yang berdosa. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Dia sahabat orang berdosa, Dia berada di tengah-tengah kumpulan orang-orang yang pernah berzinah dan pernah menjadi pemungut cukai. Dia mengampuni mereka, Dia menerima mereka, Dia mengatakan, ” Jangan berbuat dosa lagi.” Dan kemudian Dia menjadi teman mereka. Semua orang yang menganggap diri paling benar, yang mencibir Yesus Kristus, mengatakan, “Aku paling benar. Engkau siapa? Engkau orang suci, kenapa ada di tengah-tengah mereka?” Yesus mau menjadi sahabat semua orang yang pernah berdosa yang bertobat. Tetapi ketika berbicara mengenai penyesat, Yesus tidak melepaskan orang-orang itu dari kesalahannya. Kepada penyesat, Dia mengucapkan satu kalimat, “Celakalah engkau! Lebih baik engkau itu tidak pernah hidup! Lebih baik engkau tidak pernah dilahirkan! Adalah lebih baik satu batu kilangan engkau ikatkan di lehernya kemudian engkau masukkan di dalam laut!” Kristus sendiri menginginkan kematiannya! Saudara sadar atau tidak, ini sudah sampai kepada inti peperangan itu. Tidak ada kasih, tidak ada satu toleransi apapun saja. Itulah sebabnya, Paulus menyatakan, “Jikalau ada orang yang berkotbah memberitakan satu Injil yang berbeda dengan apa yang aku katakan, itu sebenarnya bukan Injil Kristus, terkutuk dia!” Kepada orang-orang yang pernah jatuh di dalam dosa, kita harus mengasihi, tetapi bicara mengenai penyesat, tidak ada toleransi. Setiap orang harus sinkron, apa yang dipikirkan Kristus biarlah kita pikirkan. Apa yang ada dalam hati Kristus biarlah kita itu perhatikan. Ini kalimat-kalimat yang tidak enak didengar. Kita menginginkan seluruh dunia itu damai tetapi saudara perhatikan sejak manusia itu jatuh di dalam dosa, maka tidak pernah akan ada perdamaian. Satu kalimat nubuatan dari Allah Bapa sendiri yang pertama kali didengar oleh manusia setelah jatuh di dalam dosa, “Aku akan mengadakan permusuhan dengan keturunanmu.” Jadi tak pernah mungkin damai. Gereja itu akan terus berlawanan. Gereja akan terus berjuang. Gereja yang sejati, akan disiksa, jika terus bicara mengenai kebenaran. Kepada orang Farisi dan ahli Taurat yang salah, maka Yesus mengatakan, “Celaka engkau!” Ini semua adalah prinsip-prinsip di dalam Alkitab. Dalam 2 Petrus 2:1-3, Petrus berbicara begitu keras tentang hal ini. Semua nabi satu persatu berhadapan dengan pengajaran sesat. Penyesat itu tidak pernah tidak, pasti ada di dalam gereja dan Yesus Kristus sudah mengatakan itu. Tidak mungkin tidak ada penyesat, tetapi celakalah dia, lebih baik dia tidak pernah dilahirkan, lebih baik bahwa dia itu batu kilangan diikatkan di lehernya kemudian masuk ke dalam lautan.

Saya mau membawa saudara di dalam Wahyu 13:11-18. Saya akan jelaskan bahwa apa yang menjadi temptation dari Setan kepada Yesus Kristus itu kita akan hadapi. Kalau saudara-saudara melihat kitab Wahyu, maka saudara akan menemukan 4 hal, empat binatang yang akan menghancurkan gereja Tuhan atau akan bisa membuat gereja Tuhan itu hampir terkalahkan.

  1. Binatang yang keluar dari dalam laut. Binatang yang keluar dari dalam laut itu bicara mengenai penganiayaan fisik. Itu adalah orang-orang yang akan menghancurkan kita dan anak-anak kita dengan senjata dan kita akan mengeluarkan darah. Ini adalah abad yang penuh dengan darah dari para martir. Semakin majunya teknologi, ternyata di dalam dunia ini, semakin banyak martir, bukan semakin sedikit. Saudara-saudara bisa lihat di mana pun saja, mau di Syria, Kamboja, Thailand sekalipun yang kelihatannya baik, dimanapun saja, saudara-saudara melihat martir. Wahyu 13:10 menyatakan maka di sini yang paling penting adalah iman dan ketabahan dari orang-orang kudus.
  2. Binatang yang keluar dari dalam bumi. Itu adalah imam dan nabi yang palsu, yang terus menerus ada di sepanjang sejarah gereja. Di dalam Perjanjian Lama, Tuhan menghancurkan Yehuda, Samaria, Israel utara dan selatan karena satu hal, mereka tidak berbuah. Mereka tidak berbuah karena mereka dipimpin oleh imam-imam dan nabi-nabi palsu. Apa yang menyebabkan seluruh Israel itu bankrupt, corrupt? Bukan Babel. Bukan Nebukadnezar. Bukan Asyur, bukan Yunani, bukan Romawi. Yang menghancurkan Israel adalah dalam dirinya sendiri. Ada orang-orang yang memegang mimbar dan membalikkan hati rakyat. Mereka takut kepada manusia dan bukan kepada Allah. Mereka menyembah uang dan bukan kepada Allah. Maka itu kemudian itu adalah binatang yang keluar dari dalam bumi. Itu adalah penyesat-penyesat. Perhatikan baik-baik, Wahyu 13:18, Yang penting di situ adalah hikmat yang bisa membedakan mana benar dan salah. Sekarang beri kepadaku pengertian-Mu, hikmat-Mu. Bagaimana aku bisa membedakan? Tuhan kemudian mengatakan, engkau perhatikan, yang diajarkan itu selalu ada satu ciri, yaitu bilangan 666. 6 itu adalah angka manusia. 3 adalah angka TriTunggal. Bagi orang-orang Yunani, numbers sekaligus memiliki arti. Misalkan saja ketika membicarakan 12, di dalam Alkitab itu adalah angka di dalam Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru. Sehingga kalau saudara-saudara bicara mengenai 144 ribu orang yang akan diselamatkan, itu adalah 12x12x1000 dan itu adalah bicara mengenai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan jumlah yang begitu banyak, multitude. Dan ketika bicara mengenai 6 itu adalah angka manusia. Dan 666 itu berarti manusia itu ditinggikan sedemikian rupa menjadi center, self-centered. Seluruh keinginan, ambisi, lust, nafsu, semuanya diri itu dipenuhkan. Itu 666. Tuhan mengatakan, lihat yang diajarkan. Kalau itu salah pasti 666. Maksudnya adalah yang diajarkan itu, maka pengajaran itu akan menuju kepada kepuasan diri. Menuju kepada diri sebagai pusat. Menuju kepada self-centered and not God-centered. Menuju kepada dirimu itu yang paling utama. 666 itu berpusat pada diri. Pengajaran Yesus adalah 180 derajat kebalikannya, berpusat kepada Allah. God-centered vs self-centered.
  3. Binatang ketiga yang akan menghancurkan gereja Tuhan itu adalah Babel, Babylon. Di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ada satu kota yang selalu muncul yaitu Babel. Karena Babel arti sesungguhnya adalah penakluk umat-Ku. Jadi di mana Allah ada, di situ Babel ada. Babel itu pertama kali adalah dari Babylonia dari menara Babel. Saudara lihat menara Babel itu apa? Semua menuju ke langit. Self-exaltation. Babel menaklukkan gereja Tuhan melalui kemakmuran. Saudara-saudara, hati-hati. Saudara mungkin mengatakan ini negara lebih demokrasi dari Indonesia. Ini negara Australia lebih baik. Benar.Tetapi saudara harus hati-hati adalah banyak sekali orang-orang sucinya Allah itu ditaklukkan bukan dengan pedang, orang sucinya Allah ditaklukkan dengan Babel, gaya hidup yang nyaman. Pleasure at any cost. Di tempat negara-negara yang begitu banyak penganiayaan kepada orang-orang Kristen, iman mereka lebih kuat dibandingkan dengan kekristenan di Negara ini. Iman mereka adalah iman yang berjuang.
  4. Bicara mengenai Setan itu sendiri. Setan, naga yang besar akan datang untuk memerangi semua anak Allah pada akhir jaman. Keempat hal ini, binatang yang keluar dari dalam laut, binatang yang keluar dari dalam bumi, dan Babel dan kemudian adalah Setan itu. Babel disebut sebagai pelacur besar. Dan saudara-saudara, hari ini, temptation of Jesus Christ, itu adalah bicara berkenaan dengan setan yang menggunakan Firman, kesesatan tafsiran yang salah.

Minggu depan saya akan menjelaskan kepada saudara-saudara kenapa tafsiran ini menjadi tafsiran yang salah. Tetapi saudara sudah mendapatkan satu clue-nya terlebih dahulu. Saudara lihat apa yang dikerjakan setan menggunakan ayat Alkitab untuk mendapatkan untung bagi darinya. Itu adalah bicara berkenaan self-centered dan bukan God-centered.

UJIAN, PENCOBAAN DAN KEMENANGAN(6)

Ujian, Pencobaan dan Kemenangan(6)


Matius 4:1-7


Di dalam perikop pencobaan di padang gurun dari setan kepada Yesus Kristus, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan yaitu: usaha, tujuan, dan motivasi dari setan. Setan datang menyuruh Yesus mengubah batu menjadi roti saat Yesus pada puncak kelaparan-Nya. Apa yang menjadi taktik, teknik dan strategi dari setan dinyatakan dalam Alkitab. Setiap orang harus membaca Alkitab karena dengan membaca Alkitab kita mengerti apa yang sedang terjadi dalam hidup kita, apa yang sedang dikerjakan oleh sang penguasa kejahatan kepada gereja Tuhan, apa yang menjadi isi hati Tuhan dan penyediaan Allah pada kita tiap hari.

Ada 3 hal.Pertama, motivasi setan. Setan memakai kalimat Bapa untuk menjebak Kristus dengan suatu ejekan terhadap apa yang Bapa nyatakan. Di dalam baptisan Yesus Kristus, Bapa menyatakan: “Inilah Anakku yang kukasihi, dengarkanlah Dia, kepada-Nya Aku berkenan. Ini adalah kalimat Bapa mendeklarasikan siapa Yesus Kristus. Yesus bukan hanya penyelamat dunia, pendiri agama, orang saleh, orang yang suci yang hidup di dunia, tetapi Yesus Kristus pada esensi-Nya adalah Allah oknum ke dua dari Tritunggal yang Maha Suci. Dia sudah ada sebelum dunia ini ada. Dia bersama sama dengan Allah, Dia ada di pangkuan Bapa seperti dikatakan Yohanes. Ini berbicara mengenai pre-eksistansi Yesus. Dia adalah Anak Allah itu sendiri, The Son Of God, satu satunya (The only begotten Son). Dia adalah manusia yang sejati, Dia adalah Allah yang turun menjelma menjadi manusia. Kalimat dari setan itu bertujuan untuk mencobai Yesus, untuk mengejek kalimat Bapa, untuk mendakwa anak-anak Tuhan setelah kita jatuh dalam dosa. Tiga hal yang dikerjakan oleh setan: Setan akan menjadi penentang dari Bapa, setan akan menjadi pencoba dari manusia, setan akan menjadi pendakwa bagi kita ketika kita sudah jatuh dalam dosa.

Cara setan adalah mengangkat kebutuhan sampai puncak tertinggi sehingga menjadikannya ilah. Manusia tidak mungkin bisa lepas dari kebutuhan. Allah itu self-sufficient, tapi manusia tidak. Kita perlu sesuatu dari luar untuk mencukupi kebutuhan kita yang ada di dalam. Maka kebutuhan itu menjadi hal yang terus menerus kita kejar. Kita perlu makanan, maka kita perlu kerja, perlu uang untuk memenuhi kebutuhan itu. Kita memerlukan kesenangan, kita butuh kasih sayang, kita perlu dihargai. Tetapi apa pun yang terjadi, kebutuhan tersebut tidak boleh menjadi ilah di hadapan Allah. Jangan memakai segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan itu, bahkan dengan cara berdosa yang melawan hukum Allah. Ini adalah hal yang perlu diwaspadai karena begitu banyak orang yang tidak bisa lepas dan berkali-kali jatuh dalam hal ini. Ada yang membunuh karena ingin dihargai. Ada yang mencuri karena ingin memenuhi kebutuhan akan makanan. Berapa banyak orang yang jatuh di dalam dosa seksual karena dia berpikir dia mendapatkan kasih sayang melalui seks. Ini adalah tipuan setan. Ini adalah teknik, cara, usaha setan untuk membuat kita melawan Allah dengan kebutuhan.

Tujuan lain dari setan adalah berusaha agar Yesus mendapatkan kebutuhan-Nya dengan usaha-Nya, kuasa-Nya sendiri, memancing Yesus untuk memakai hak-Nya. Ini bukanlah hal yang tidak diperbolehkan, ini tidak menyerang siapa pun. Yesus Anak Allah punya hak. Isi Alkitab begitu teliti. Satu kalimat yang diajarkan Yesus berkali-kali kepada murid-Nya, kepada seluruh bangsa Israel, kepada gereja-Nya adalah bergantung pada Allah. Setiap pagi Yesus bergantung kepada Allah, Dia melangkahkan kaki-Nya bergantung kepada Allah, berbicara, pergi ke mana saja selalu bergantung kepada Allah. Dia mau menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan yang mengatur seluruh hidup-Nya meskipun Dia adalah Allah itu sendiri, tetapi Dia belajar dan mengajari kita bagaimana untuk taat kepada Bapa di Surga. Ini adalah prinsip yang penting. Tidak cukup kalau kita hidup baik, karena Alkitab menyatakan bahwa orang-orang di seluruh dunia bisa lebih baik dari orang Kristen, tapi satu hal yaitu apakah hidup kita sungguh-sungguh bergantung pada Allah. Yesus Kristus berserah pada Bapa-Nya, Dia tidak mau menggunakan hak keallahan-Nya, Dia menyangkal diri, kemudian Dia menyatakan pada setan: “Manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah”. Yesus menyerahkan seluruhnya, Dia bergantung mutlak pada Allah Bapa di Surga. Ada waktunya Tuhan akan memberi kita makanan. Ada waktunya Dia akan memunculkan orang yang berharap kepada Dia sebagai terang yang tidak mungkin bisa untuk ditudungi, tidak mungkin bisa dicegah. Ada waktunya kalau kita memelihara kesucian dan sungguh-sungguh bergantung kepada Allah dan minta untuk Dia saja yang mencukupi kebutuhan. Ada waktunya Dia akan mengangkat kita seperti terang. Itu adalah seluruh janji di dalam Alkitab. Nantikan Tuhan, nantikan waktu-Nya, jangan berkeluh kesah, jangan bersungut-sungut seperti Israel. Jangan mengatakan kepada Allah: “Di mana makanan yang seperti yang di Mesir, aku ingin hidup lebih baik, lebih layak. Aku punya hak untuk itu, apalagi aku adalah orang Kristen, orang yang ditebus, kenapa hidupku seperti ini?” Jangan ucapkan itu di hadapan Allah seakan akan Dia tuli, dan tidak memiliki belas kasihan kepada kita. Tapi biarlah kita boleh bergantung kepada Tuhan, karena yang Dia didik kepada kita adalah baik adanya. Ini adalah hal yang penting sekali, yaitu bergantung kepada Allah. Belajarlah! Kalau Allah memberi kita kesulitan atau beban yang besar, janganlah kita mengeluh, tetapi kita menanggungnya. Nyatakan beban dan kesulitan itu kepada Tuhan, minta sukacita dari Tuhan untuk menanggung semuanya supaya kita bisa mengerjakan semuanya dengan menikmati Tuhan dan mempermuliakan Tuhan, berseru kiranya Tuhan melepaskan kita pada waktunya Tuhan. Ini akan mendidik kita untuk bertumbuh secara rohani, menjadi orang Kristen yang kuat.

Yesus menjawab setan bukan asal jawab dengan perbantahan tanpa dasar, Dia menjawab dengan mengatakan: “Ada tertulis …” berarti Dia mengacu pada ketetapan. Yesus tidak asal bicara, tetapi memakai ketetapan Firman Allah. Yesus meng-counter setan dengan Firman Allah. Ini adalah contoh yang diajarkan oleh Yesus kepada kita semua. Untuk melawan setan harus belajar Firman, mau menang atas pencobaan harus mendalami Firman. Kalimat Yesus ini (“Ada tertulis …”) adalah kalimat yang diulang tiga kali (Lihat Matius 4:4,7,10). semua ini dilakukan Yesus untuk kita belajar bahwa hal yang diulangi oleh Yesus adalah hal yang penting sekali, setiap perkataan Yesus adalah perkataan dari Firman. Ini menyatakan supaya kita belajar Firman. Jangan hanya puas pergi ke gereja tiap hari Minggu saja, belajarlah Firman dengan berdoa dan saat teduh tiap pagi, melalui buku bible study, melalui kelas-kelas (misalnya STRIS, kelas seri bible study).

Semakin saya melihat dan membaca Firman, saya semakin bersyukur kepada Tuhan karena saya boleh bertemu dengan teologia Reformed, dengan gerakan dan gereja ini. Bukan karena gereja/gerakan ini sempurna, gereja/gerakan ini punya cacat cela karena kita manusia berdosa. Saya bersyukur karena semakin saya belajar Firman, saya semakin mengerti hal yang terpenting di dalam hidup, keluarga, satu kelompok masyarakat adalah Firman, the Word of God. Orang-orang Reformasi sangat menegaskan kembali kepada kesetiaan Firman (Sola Scriptura). Kita harus menangis dan minta tolong pada Tuhan kalau gereja sudah kehilangan Firman dan kalau mata hamba Tuhannya sudah menuju kepada yang lain dan bukan mengkhususkan diri untuk terus menerus menggali Firman dan mengajak jemaat untuk terus menerus melihat dan mempelajari Firman. Teologia reform tidak 100% infallible, ada salahnya, tetapi teologia yang lain lebih banyak salahnya. Satu hal yang penting dari seluruh gerakan di dunia ini di dalam kekristenan, hanya orang-orang di gerakan reformasi yang membawa kita untuk mementingkan Firman. Firman itu harus dilihat sebagai satu-satunya yang membawa hidup bagi jiwa kita. Bersyukur untuk teologia Reformed dan gerakan ini. Kalau kita melihat Pdt. Stephen Tong dan gerakan yang ada, maka kita bisa uji hal-hal berikut ini. Kita tidak dipanggil untuk menyembah seseorang, kita dipanggil untuk menyembah Allah di dalam Yesus Kristus saja. Tetapi berbahagialah bila kita mengerti siapa hamba Tuhan yang Tuhan pakai pada jaman ini. Kalau kita melihat pelayanan Yohanes Pembaptis, apakah kita menyembah dia? Tentu tidak. Tetapi kalau pada waktu itu kita tidak melihat bahwa pelayanan Yohanes Pembaptis adalah hal yang penting dan kita tidak memperhatikan hidupnya, betapa malangnya kita. Karena setelah jaman itu sudah berlalu, maka Alkitab menyatakan bahwa dia satu-satunya yang dipakai Allah sebelum Yesus datang. Kalau pada waktu itu Yeremia atau Yesaya atau Yunus ada, apakah kita memperhatikan pergumulan dan kalimatnya? Apakah hamba Tuhan semua sama? Ya dan tidak. Sama karena mereka milik Allah, dipanggil oleh Allah bila mereka hamba Tuhan sejati. Tetapi mereka juga tidak sama, ada satu orang dalam jaman tertentu dibangkitkan Tuhan untuk menjadi motor penggerak seluruh jaman. Berbahagialah kalau kita bertemu dengan orang itu. Kalau kita sekarang kita masih hidup, perhatikan kalimat-kalimat dari hamba Tuhan seperti Joni Eareckson Tada, Ravi Zacharias, John Piper, Pdt. Stephen Tong. Mereka adalah orang-orang yang Tuhan pakai di bidang, waktu, dan tempat masing-masing. Ketika berbicara mengenai chinese people, tidak ada orang yang dipakai begitu kuat saat ini selain Stephen Tong. Ketika berbicara mengenai post-modernism dan melawan atheist, tidak ada yang dipakai lebih kuat dari Ravi Zacharias. Ada hal yang Tuhan tetapkan untuk seseorang menjadi pendorong seluruh jaman.

Manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. Ini adalah kekuatan yang Yesus ajarkan untuk melawan temptation. John Owen mengatakan bahwa kita bisa melawan temptation dengan mengingat akan kematian, mengingat akan adanya hukuman, mengingat akan adanya neraka, tetapi semua itu tidak akan bertahan lama, suatu saat setan akan menjebol seluruh barikade kita. Satu-satunya yang membuat kita bisa menang dan tidak tertembus oleh setan dalam temptation-nya adalah dengan melawan temptation itu dengan Firman. Maka kita harus mengerti Firman. Firman adalah the greatest protection against temptation. Yesus mengatakan: Manusia hidup bukan dari roti saja tapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. Di mana kalimat ini muncul? Yesus Kristus mengatakan: “Ada tertulis …”, tertulis di mana? Perhatikan Ulangan 8:3. Yesus Kristus mengucapkan kalimat ini, apa artinya? Bukankah itu kalimat Yesus Kristus diucapkan kepada setan tetapi dibaca oleh gerejanya? Apa yang Yesus mau ajarkan kepada kita? Untuk mengerti ini, maka harus mengerti konteks Ulangan pasal 8. Di dalam ayat-ayat ini, Musa sedang mengingatkan Israel akan kebaikan hati Allah yang lembut kepada umat-Nya selama 40 tahun di perjalanan padang gurun yang gersang. Dia memelihara engkau. Dia membuat engkau bertahan padahal tidak ada toko, tidak ada mata air, tidak ada hujan, tidak ada apapun saja. Tetapi tanpa apapun saja, engkau memiliki Allah dan engkau tetap di dalam hidupmu tanpa kekurangan sekalipun. Israel, 40 tahun engkau dipelihara oleh Allah. Gereja, Yesus Kristus mengatakan bahwa lihat burung pipit itu dipelihara oleh Allah. Gereja, Yesus Kristus mengatakan: Lihat bunga bakung itu dipelihara oleh Allah. Kenapa engkau tidak mempercayainya? Mengapa engkau menggunakan seluruh sarana berdosa untuk memelihara hidupmu? Kalau kita melakukan sesuatu untuk mencari pemenuhan kebutuhan tapi kita melawan prinsip Allah maka kita sebenarnya keluar dari anugerah Allah. Kita berpikir Allah itu tidak bisa mencukupi aku maka harus ngotot kerja sampai mati-matian bahkan hari minggu sekalipun. Saudara-saudara, kenapa kita menggunakan sarana-sarana berdosa untuk memelihara hidup kita? Yesus Kristus mengatakan: Itu persis, itu sama dengan orang-orang kafir, gentile karena kalimat itu adalah orang yang tidak mengenal Allah.

Mari kita belajar to be content in Him. Belajar untuk kita puas di dalam Tuhan. Percaya pada penyediaan-Nya. Percaya kepada tender care of our Lord. Percaya kepada Dia yang memelihara dengan lembut hati kepada kita. Saya akan akhiri temptation ini di dalam 2 kalimat di dalam Mazmur. Yang pertama, mari kita melihat Mazmur 34:8-11. Perhatikan ayat yang Tuhan nyatakan: Singa-singa muda kelaparan tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan sesuatu pun yang baik. Mungkin ayat ini pernah muncul di dalam hati saudara; “Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu.” Saudara mungkin tidak bisa melihat sama sekali tangan yang begitu riil di dalam kehidupan kita. Saudara rasa hidup ini tidak disertai oleh Allah. Dan saudara-saudara harus berjuang sendiri untuk memelihara hidup saudara. Itu bukan kesalahan Allah tetapi saudara-saudara tidak mau rest di dalam Dia. Kita tidak mau memiliki contentment di dalam Tuhan. Kita tidak mengutamakan apa yang utama dan tidak sekunderkan apa yang sekunder. Seluruh kehidupan kita terbalik; yang di depan menjadi di belakang, yang di belakang menjadi di depan. Carilah Tuhan, utamakan Tuhan. Cari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu. Belajar untuk percaya kepada Tuhan. Belajar untuk menyerahkan seluruh hidup kita dipelihara oleh Allah. Ayat yang kedua adalah Mazmur 92:13-16. Kalimat ayat-ayat ini adalah kalimat yang luar biasa menyentuh hati kita. “Sampai pada masa tua” orang-orang ini mengatakan: Tuhan itu benar. Ia gunung batuku. Tidak ada kecurangan pada-Nya. Maka orang-orang yang mempercayakan hidupnya di dalam pemeliharaan Allah, dia mengutamakan Allah dan melihat bagaimana Allah itu setia, dia mengatakan bahwa sampai masa tuaku, Tuhan itu benar, Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan daripada-Nya. Tidak ada kecurangan daripada-Nya. Saudara-saudara, biar kita boleh mengerti; Tuhan menginginkan kita mempercayai Dia.

Sekarang kita lihat; apa yang setan itu sekarang kerjakan. Matius 4:5-7. Sekarang kita masuk ke dalam pencobaan yang kedua. Yesus menang dicobai dalam pencobaan yang pertama, Israel kalah, Adam kalah, semua umat manusia kalah di dalam pencobaan pertama. Yesus Kristus melawan setan. Dia menang dalam pencobaan pertama. Lalu setan membawa-Nya ke kota suci, menempatkan Dia di bubungan Bait Allah. Bubungan Bait Allah adalah salah satu tempat tertinggi dari seluruh Bait Allah. Kalau ada pengumuman yang penting maka imam besar akan membawakan pengumuman itu di bubungan Bait Allah dan sebelumnya sangkakala akan ditiup. Seluruh orang Israel akan berkumpul lalu kemudian ada pengumuman penting. Di tempat itulah maka Yesus Kristus dibawa lalu kemudian dicobai oleh setan di dalam pencobaan yang kedua. Perhatikan, di dalam pencobaan kedua setan memakai Firman. Betapa luar biasanya, beraninya dan kurang ajarnya setan kepada Yesus Kristus. Di dalam pencobaan yang pertama, Yesus dicobai: Ubah batu jadi roti! Yesus mengatakan: Ada tertulis; manusia hidup bukan dari roti saja tapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. Maka setelah setan mendengarkan kalimat Yesus: Ada tertulis? Maka Yesus me-refer kepada Firman. Maka setan mengatakan: Ada tertulis juga, Yesus! Bukankah ada tertulis kalau Engkau menjatuhkan diri-Mu ke bawah maka seluruh malaikat akan menatang Engkau? Ini adalah pertempuran yang sengit. Ini adalah Anak Allah dalam kerendahan hati-Nya dilawan oleh setan di dalam kecongkakannya. Saudara, ini adalah kalimat pertentangan antara Lucifer dengan Anak Allah itu. Saudara-saudara, setan mengatakan: Ada tertulis juga! Kalimat setan itu dikutip dari Mazmur 91.

Sekarang, beberapa hal singkat berkenaan dengan hal di atas. Pertama, setan itu tahu Alkitab. Maka orang Kristen yang tidak tahu Alkitab pasti akan kalah dengan setan. Kedua, setan menggunakan metode tafsiran yang salah. Ketiga, setan menunjukkan tafsiran itu untuk kepentingan diri kita yang berdosa. Saudara perhatikan 3 hal ini. Setan tahu Alkitab. Setan yang paling top itu adanya di dalam inti kekristenan. Itulah sebabnya kitab Yohanes mengatakan: Anti Christ itu datang, dan anti Christ; saudara jangan pikir anti Christ itu ISIS; saudara jangan pikir anti Christ itu adalah orang-orang beragama lain yang menyerang kekristenan. Anti Christ itu adalah salah satu dari kita. Itu ada di dalam kita. Itu adalah gereja. Orang-orang di dalam gerejalah, itulah pengkhianat Kristus. Orang-orang di dalam gerejalah yang membaca Firman dan mengkhianati Firman, memutarbalikkan Firman. Orang-orang di dalam gerejalah, hamba-hamba Tuhan itulah yang adalah antek-antek setan. Setan paling tinggi bukan di kuburan, itu setan goblok. Ketika dia mencobai saudara dengan cara seperti itu, langsung saudara dan saya lari berdoa. Setan kedua lebih pintar itu adalah setan yang kelihatannya ganteng, bagus dan intelektual, cantik, lalu kemudian memikat hatimu untuk engkau itu tidur dengan dia. Lalu kemudian meninggalkan seluruh anak istrimu. Itu lebih pintar. Setan yang lebih pintar maka itu perlu waktu; perlu waktu berbulan-bulan menjalin relasi dengan kesabaran sampai akhirnya engkau jatuh ke dalam dosa. Saya beritahu pada saudara-saudara sekali lagi dan khususnya kepada seluruh anak-anak muda, perhatikan kalimat di bawah ini. Kalau engkau milik Kristus, setan tidak pernah bisa mengambil jiwamu apapun saja yang terjadi kepada engkau, sekali diselamatkan kau tetap diselamatkan, tetapi setan bisa mengambil hidupmu. Kalau engkau sungguh-sungguh anak Tuhan maka itu terpatri untuk engkau. Tetapi yang dia bisa kerjakan adalah seumur hidup, engkau hidup bagi kemuliaan setan. Seumur hidup engkau menggenapi rencananya. Seumur hidup engkau mempermalukan nama Tuhan. Seumur hidup engkau berjalan di dalam teriakan Salomo, vanity, sia-sia, sia-sia semuanya. Itu setan yang kedua itu adalah setan yang lebih pintar.
Setan yang paling pintar kedoknya adalah Gembala, Teolog, dan hamba-hamba Tuhan. Lho Pak, Pak Agus, you juga hamba Tuhan, mungkin you setan? Mungkin. Silahkan untuk diuji, lihat seluruh motivasi. Lihat seluruh cara hidup, dan seluruh hal yang diajarkan. Engkau perhatikan kalimatnya, bagaimana penafsiran ayat-ayatnya. Perhatikan baik-baik, bukan berarti bahwa setiap hamba Tuhan yang jatuh di dalam dosa itu pasti adalah setan, tidak. Daud jatuh di dalam dosa, Petrus pernah menyangkal Yesus Kristus, tetapi perhatikan kalimat di bawah ini; setiap hamba Tuhan yang jatuh di dalam masalah keuangan maka saudara perhatikan hampir semua, saya tidak berani katakan seluruhnya, jikalau uang itu menjadi worldview nya maka kemungkinan sekali orang ini adalah akan dipakai oleh setan dan mungkin dia adalah orang yang sungguh-sungguh akan merusak pekerjaan Tuhan. Kembali lagi di sini, setan itu mengerti teologia, setan itu sungguh-sungguh mengerti apa yang Alkitab itu katakan. Maka perhatikan baik-baik, saudara kalau tidak tahu teologia pasti kalah dengan setan. Setan tahu Yesus Tuhan, setan tahu Allah, setan gemetar kepada Allah. Tetapi satu hal, perbedaannya adalah setan tidak pernah taat kepada Allah.

Jikalau seumur hidup saudara orang Kristen tetapi tidak pernah taat kepada Kristus maka itu adalah sebuah tanda tanya. Apakah benar-benar hatimu itu sudah dilahirbarukan? Mari kita akan melihat Yakobus 2:19 dan saya akan menutup semuanya. Yakobus sedang mengatakan kepada gerejanya: Engkau katakan bahwa engkau milik Kristus, engkau katakan bahwa engkau beriman kepada Kristus tetapi tidak ada di dalam perbuatanmu itu mencerminkan bahwa engkau adalah orang Kristen, tidak ada di dalam perbuatanmu itu engkau taat kepada hukum-hukum Allah, maka engkau mengatakan engkau punya iman? Maka Yakobus mengatakan: Aku akan tunjukkan imanku dari perbuatan. Imanku dari perbuatanku, engkau akan tahu. Dari perbuatanku, engkau akan mengerti iman. Sekarang engkau harus tahu bahwa setan pun percaya kepada Allah. Setan pun gemetar pada Allah. Tetapi engkau harus tahu satu hal bahwa tidak ada perbuatan berarti tidak ada ketaatan. Dan setan itu tidak taat kepada Allah. Tanda iman yang sejati adalah taat kepada Allah. Kiranya Tuhan boleh terus memberkati kita.

UJIAN, PENCOBAAN DAN KEMENANGAN (4)

Ulangan 8:1-5, Matius 4:1-4

Di dalam ayat-ayat mengenai pencobaan Yesus yang dilakukan oleh setan kepada Dia, Matius mau menyatakan kepada semua orang Yahudi bahwa Yesus adalah Kristus yang engkau tunggu-tunggu. Ketika orang Israel melihat ini, Matius mau untuk memparalelkan beberapa hal ini.

  1. Pencobaan Yesus Kristus menyatakan bahwa Dia adalah Adam kedua.

  2. Di dalam kitab Roma, Allah memandang seluruh dunia dalam dua aliran yaitu Adam pertama yang sudah jatuh di dalam dosa dan Adam kedua, yaitu Yesus Kristus. Sama seperti Adam yang pertama, maka Yesus Kristus dicoba. Tetapi Dia adalah Adam yang kedua dan di satu aliran yang baru, yang tidak sama dengan Adam yang pertama. Karena Adam yang pertama sudah dicoba di dalam makanan dan jatuh di dalam dosa. Yesus Kristus tidak. Dialah satu-satunya aliran yang baru yang memungkinkan kita semua yang berada di dalam Adam yang pertama tidak hanyut terus sampai mati di dalam dosa. Kita dibebaskan dengan satu aliran yang baru, yaitu Yesus Kristus, Adam yang kedua itu. Matius menuliskan bahwa pencobaan Yesus Kristus paralel dengan pencobaan Adam di taman Eden.

  3. Pencobaan Yesus Kristus paralel dengan pencobaan kepada Israel di padang gurun.

  4. Yesus Kristus adalah Israel yang sejati. Orang-orang Israel keluar dari Mesir, mereka dicobai atau lebih tepatnya, diuji oleh Tuhan di padang gurun. Kalimat dari Ulangan 8 sangat menggerakkan hati saya. Allah mengatakan: Aku memberikan kelaparan di dalam hatimu agar engkau mengetahui apakah isi hatimu. Kalau saudara-saudara sudah diperhadapkan dengan kelaparan, kebutuhan, atau uang, barulah kita mengetahui apakah kita mencintai Tuhan atau tidak dan apakah kita takut kepada Tuhan atau tidak. Ini adalah sesuatu ujian, bukan berarti Tuhan tidak mengetahui hati kita, tetapi Tuhan menguji kita supaya kita dapat mengetahui seperti apa isi hati kita. Dan begitu kita tahu, biarlah kita boleh bertobat di hadapan Tuhan. Dan Tuhan membalikkan hati kita supaya kita tidak melihat uang dan kebutuhan lebih daripada Allah. Ini adalah kalimat begitu yang tajam, Aku mencobai engkau, Aku membuat engkau lapar. Itu adalah kondisi hidup sehari-hari. Di situ engkau akan tahu apa isi imanmu. Israel gagal di dalam hal makanan. Mereka terus bersungut-sungut di hadapan Allah karena kondisi hidup yang kekurangan. Janganlah kita bersungut-sungut kepada Tuhan atas seluruh hidup kita. Itu berarti ingin menyatakan ketidakpuasan atas hidup yang diatur oleh Allah dan ini menjadi sesuatu kekejian di hadapan Allah. Kita sudah ditebus oleh Kristus tetapi kita terus bersungut-sungut untuk masalah makan. Maka di dalam Matius pasal kedua menyatakan adanya pengungsian ke Mesir: Lalu setelah itu dari Mesir, Kupanggil Anak-Ku. Itu semua adalah perjalanan Yesus Kristus ketika masih kecil. Lalu kemudian, keluar dari Mesir, itu persis sama dengan Israel keluar dari Mesir dan sama dengan Israel di padang gurun. Dari Mesir ke padang gurun, dicobai, diuji mengenai makanan. Demikian juga Yesus Kristus, diuji, dicobai oleh setan di dalam hal ini. Israel gagal, Yesus berhasil. Yesus adalah Israel yang sejati. Saudara perhatikan, Matius mau menuliskan kepada orang-orang Yahudi, lihat, Dia adalah Adam yang kedua dan Israel yang sejati.

  5. Pencobaan kepada Yesus Kristus menyatakan bahwa Dia adalah Kepala Gereja.

  6. Apa yang menjadi pencobaan kepada Yesus Kristus di dalam poin-poin ini adalah pencobaan yang setan akan kerjakan juga di dalam kehidupan orang-orang yang ditebus oleh Tuhan yang adalah gereja Tuhan. Apa yang dicobai kepada kita, tidak lebih dari apa yang sudah setan cobai kepada Yesus Kristus. Tetapi banyak dari kita jatuh di dalam dosa, Yesus Kristus tidak. Pencobaan setan, gangguan setan kepada gereja-Nya adalah terlebih dahulu dilakukan setan kepada Kepala Gereja-Nya yaitu Yesus Kristus.

  7. Pencobaan Yesus Kristus menyatakan bahwa Dia adalah Messiah yang sesungguhnya dan bukan saja Juruselamat Mesias, Dia adalah Tuhan itu sendiri.

  8. Kitab Ibrani menyatakan bahwa Yesus dicobai bukan saja persis seperti kita tetapi Yesus dicobai melebihi kita. Dia dicobai dalam segala sesuatu. Tidak ada orang yang dicobai di dalam segala sesuatu. Kita selalu jatuh dalam pencobaan sampai kita mati, tidak pernah bangkit. Ketika kita jatuh dalam satu pencobaan, maka kita akan terus dicobai. Tetapi apakah pencobaan Kristus sama dengan kita? Sama sekali tidak. Karena Alkitab menyatakan: Dia dicobai dalam segala sesuatu, segala sisi, segala hal, seluruh lapisan namun Dia tidak berdosa. Dia adalah Messiah yang sejati maka Matius mau menyatakan,”Hai Israel, dengarlah, Hai Israel, bacalah. Ini adalah Mesias yang sejati. Dia sudah diurapi dan sekarang Dia menyatakan kemenangan-Nya dalam segala hal.”

Hari ini kita akan meneruskan mengenai temptation yang pertama. Setan menyatakan kepada Yesus Kristus di saat Dia paling lapar dan paling membutuhkan, “Hai Yesus, ubahlah batu menjadi roti”. Yesus lalu berkata, “Tidak. Manusia bukan hidup dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah”. Yang dibidik oleh setan kepada Yesus Kristus adalah kebutuhan. Waspadalah terhadap kebutuhan kita. Karena kebutuhan itu memang riil tetapi pada saat yang sama, engkau dan saya mungkin masuk dalam jerat setan kalau kita tidak minta belas kasihan dari Tuhan. Perhatikan apa yang Tuhan nyatakan dalam Alkitab. Allah itu menciptakan manusia dan Allah menciptakan manusia dengan kepribadian. Pertama, manusia itu adalah ciptaan. Kedua, manusia itu adalah pribadi. Pribadi berarti satu oknum yang memiliki think, feeling dan action yang berbeda dengan orang atau pribadi yang lain. Robot tidak memiliki pikiran, perasaan sendiri, aksi atau keinginan sendiri. Saya adalah pribadi, saudara adalah pribadi. Ketika manusia diciptakan oleh Allah yang adalah pribadi, maka di situ pasti ada kebebasan. Ini menyatakan natur manusia. Manusia adalah pribadi maka manusia boleh dan bebas untuk memilih. Manusia boleh bebas untuk pergi ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakang, memilih yang hitam atau yang merah. Allah menciptakan manusia yang memiliki kehendak bebas. Tetapi jangan lupa, manusia yang memiliki kebebasan adalah suatu ciptaan. Ciptaan itu artinya kita bergantung pada sesuatu untuk mencukupi kebutuhan kita. Itulah salah satu hal yang membedakan manusia dengan Allah. Allah itu self-sufficient, self-eternal, self-exist. Manusia tidak. Maka Allah yang self-sufficient, cukup pada diri-Nya sendiri itu tidak memerlukan variabel dari luar untuk mencukupi diri-Nya. Manusia bukan pencipta sehingga meskipun kita bebas untuk memilih, kita tetap berada di dalam satu dominasi dari satu pribadi yang ada di atas kita. Kita pasti bergantung kepada sesuatu. Ada orang mengatakan saya bebas tetapi dia tetap bergantung pada sesuatu. Masalahnya kepada siapakah engkau bergantung? Saya mau bergantung kepada Tuhan karena Kristus mengatakan, “Apart from me, you can do nothing“. Apakah Engkau mau bebas? Silahkan, tapi engkau pasti memerlukan sesuatu dari luar untuk mencukupi kebutuhanmu. Karena manusia itu punya kebutuhan di dalam desain awalnya, Tuhan mau menyatakan: kebutuhan yang paling utama adalah Pribadi Allah dan di dalam relasi dengan Pribadi Allah, seluruh kebutuhan manusia yang lain diberikan oleh Allah.

Sekali lagi, di dalam diri manusia yang adalah pribadi tetapi sekaligus ciptaan, manusia memerlukan sesuatu yang ada di luar dirinya untuk mencukupi kebutuhannya. Dan apa yang ada di luar dirinya mencukupi kebutuhannya di dalam relasi dengan Allah, maka Allah mau menyatakan kebutuhan utamamu sebenarnya adalah Pribadi-Ku. Dan di dalam satu relasi dengan Pribadi-Ku, Aku mencukupkan seluruh dari kebutuhanmu yang lain. Tetapi celakanya, ketika dosa masuk, dosa memisahkan Allah dengan manusia. Manusia tetap memiliki kebutuhan tetapi dia tidak tahu lagi bagaimana cara untuk mendapatkan kebutuhan dari luar. Di situlah muncul kekuatiran yang besar. Itulah sebabnya kalimat pertama Yesus Kristus berkenaan dengan hal ini adalah jangan kamu kuatir. Jujurlah di dalam hati kita. Tuhan, aku memerlukan kebutuhan, aku ada kebutuhan, aku harus mencukupinya. Kembali kepada Tuhan. Jangan berpikir bahwa kalau saudara-saudara bekerja keras terus kemudian agama dapat ditempelkan di dalam hidup kita. Tidak. Sebaliknya, seluruh hidup kita adalah untuk Allah dan di dalam relasi ini saudara akan menikmati bagaimana Allah memberikan anugerah-Nya untuk mencukupi kebutuhan kita.

Dosa sudah memporak-porandakan manusia. Kita memerlukan sesuatu dari luar untuk mencukupkan kebutuhan kita. Siapakah sumbernya? Kepada siapakah engkau akan bergantung? Alkitab mengatakan: Kembalilah; Allah di dalam Kristuslah seharusnya menjadi tempat pergantungan kita. Maka di dalam posisi keterpisahan dan adanya kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi, setan pun masuk. “Yesus, ubah batu jadi roti”. Betapa tajamnya dan betapa jitunya setan. Jika kita tidak sungguh-sungguh minta belas kasihan dari Tuhan, pasti semua orang jatuh, karena kita memerlukan makan, perlu safety untuk masa depan. Semua itu adalah kebutuhan yang riil, bukan khayalan, tetapi semua menjadi kacau karena manusia sudah terpisah dari Tuhan. Tetapi Yesus Kristus mampu mematahkan senjata setan yang paling tajam. Kristus kemudian mengatakan kepada setan, “Manusia hidup bukan dari roti saja tapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah”. Apakah arti kalimat Yesus itu?


  1. Roti itu memang kebutuhan, tapi Firman itu juga adalah kebutuhan utama. Yesus tidak mengatakan bahwa manusia tidak memerlukan roti. Yesus mengerti bahwa kita diciptakan dari tanah dan hembusan nafas Allah maka bagaimana pun saja kita pasti bergantung dengan sesuatu yang ada di bumi ini. Kita tidak dapat mengatakan bahwa kita tidak memerlukan uang. Yesus mengatakan, “Manusia hidup bukan dari roti saja”, itu berarti kita memerlukan roti. Tetapi Yesus langsung menambahkan, “Tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah”. Yesus mau mengatakan bahwa manusia, engkau harus menyadari bahwa engkau memang memerlukan roti tetapi terlebih dari itu engkau memerlukan Firman. Tanpa Firman, maka jiwa kita kosong, tanpa Firman maka hidup kita tidak berarti. Roti hanya mencukupi hal yang jasmani tetapi Firman akan mengisi jiwamu. C.S. Lewis mengatakan bahwa manusia itu bukanlah tubuh yang memiliki jiwa tapi jiwa yang memiliki tubuh. Perhatikan saudara-saudara, kita adalah jiwa yang memiliki tubuh. Kalau kita mengerti kalimat ini, maka kita tidak menjadi orang bodoh. Manusia hanya mau mencari roti dan membuang Firman sehingga hidup kita menjadi sia-sia. Ada seorang yang luar biasa kaya yang kemudian bunuh diri. Polisi menemukan surat bunuh diri yang ditulisnya yang menjelaskan alasannya melakukan bunuh diri. Sejak muda dia telah meniti karirnya dan terpaksa melepaskan relasinya dengan anak dan istrinya. Dia percaya bahwa setelah mencapai puncak karirnya, maka semua kebahagiaan dan kepenuhan akan didapatkan kembali. Tetapi ketika dia telah mencapai puncak karirnya, dia menemukan nothing, itulah yang akhirnya membuat dia bunuh diri. Pernahkah saudara-saudara merasa nothing? Saudara mendapatkan segala sesuatu di dunia tetapi tetap merasa nothing! Yesus sudah menyatakan ribuan tahun yang lalu manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari Firman yang muncul dari mulut Allah. Mereka akan berbahagia kalau mendapatkan Firman. Saya tidak tahu apa yang menjadi kebahagiaan saudara. Di dalam anugerah yang besar dari Tuhan saya menyadari orang-orang yang sungguh-sungguh dibentuk oleh Tuhan dan yang bertumbuh akan menghargai Firman yang datang di dalam hidupnya. Banyak orang yang tidak senang ketika mendapatkan banyak Firman, itu menandakan ada yang tidak beres dengan hidup kita. Orang-orang yang dipakai dan diurapi Tuhan, serta anak-anak Tuhan yang sejati akan menghargai Firman dan gereja-Nya. Periksalah diri saudara. C.S. Lewis mengatakan, “Orang yang ada di dalam Kristus akan menyadari bahwa dunia ini tidak pernah akan bisa mengisi hatinya. Dan ketika dia mengerti bahwa dunia tidak bisa mengisi hatinya, maka dia langsung tahu bahwa sesungguhnya dia bukan dari dunia ini”. Anak-anak Tuhan membutuhkan Firman dan mendengarkan suara Bapa-Nya.


  2. Yesus Kristus mau mengajarkan bahwa yang mengemudikan hidup kita itu bukan roti, melainkan Firman. Ketaatan kepada Firman itulah yang men-drive seluruh hidup kita. Yesus Kristus pernah mengatakan, “Pada-Ku ada makanan yang lain yang tidak kamu kenal.” Makanan berarti sesuatu yang memberikan kekuatan. Apakah makanan Yesus? >Makanan-Ku adalah melakukan kehendak Bapa-Ku di Surga.Seharusnya yang men-drive hidup kita adalah kehendak Allah, rencana-Nya dan keinginan-Nya. Jika kita berjalan di dalam ketaatan meskipun kita rugi maka saudara akan melihat bagaimana Allah memenuhi seluruh kebutuhan kita. Belajar untuk mempercayai dan taat kepada Dia. Apa yang men-drive hidupmu? Yesus Kristus mengatakan, “Aku tidak akan mengubah batu jadi roti. Itu memang kebutuhan-Ku, tapi manusia hidup bukan dari itu saja. Manusia hidup dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah”.


  3. Yang Yesus mau ajarkan kepada kita untuk menang di dalam temptation ini, yaitu bahwa Firman harus menjadi prioritas di dalam hidup kita. Mencari Firman adalah prioritas di dalam hidup kita. Kehendak Allah, hukum Allah, ketetapan Allah itu harus ada di depan. Berapa banyak orang-orang di Sydney ini, yang tidak memprioritaskan kehendak Allah dan hukum Allah dan ketetapan Allah di depan melainkan memprioritaskan kebutuhan dan uang. Kita harus bertobat. Kita tidak memprioritaskan Firman, kita memprioritaskan apapun saja untuk dunia ini, tapi tidak pernah Tuhan. Kita telah break the covenant. Mari melihat Yesaya 58:13-14. (13) Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan”, dan hari kudus Tuhan “hari yang mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, (14) maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya. Ketika saudara-saudara mencari uang pada hari Sabat dan merasa tidak bersalah, itu sama seperti engkau mau mengatakan kepada Tuhan, di dalam hukum-Mu juga ada tulisan: jangan membunuh, dan saya membunuh, dan kemudian saya tidak apa-apa. Bukankah ada yang tidak beres dalam hidup kita? Saudara percayalah kepada Firman, bertobatlah, dan mari bersama-sama bertumbuh. Hormatilah Dia. Yesus Kristus mengatakan makanan-Ku bukan cuma dari roti, tetapi makanan-Ku menjalankan kehendak Allah. Itu berarti ketetapan Allah ada di depan. Perhatikan Yesaya 58, itu bukan saja peringatan dari Allah, tetapi ada providensia Allah. Setiap kali Allah marah, di situ terletak dari kebaikan-Nya. Banyak orang yang menganggap hari sabat adalah beban, suatu kewajiban. Apakah saudara-saudara menyadari bahwa berkat Tuhan begitu besar bagi kita? Kami yang hina, yang berdosa, yang najis, yang tidak beres ini diangkat oleh Tuhan untuk boleh melayani Dia. Itu adalah privilege yang besar. Semua orang yang ada di dalam gereja, yang sungguh-sungguh dicelikkan oleh Tuhan, akan menyadari bahwa hari Sabat adalah hari kenikmatan, bukan beban. Melayani Tuhan bukanlah kewajiban, itu adalah sesuatu hal yang paling membahagiakan dalam hidup. Ada orang pergi ke gereja jika tidak bentur dengan acara mereka. Mungkin mereka adalah anak binasa. Karena tidak suka berada di rumah Bapa, tidak suka mendengar suara Kristus. Yesus Kristus sendiri mengatakan bahwa domba-domba-Ku mendengar suara-Ku. Lalu di dalam hardikan ini, saudara jangan berpikir Tuhan itu cuma marah, Tuhan itu begitu mengasihi kita. Saudara-saudara, jikalau engkau bersenang-senang karena Tuhan, maka Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan. Aku akan memberi engkau makan. Mengapa semua orang Israel dihancurkan oleh Tuhan? Karena mereka selalu berkeluh kesah untuk urusan uang dan urusan makan. Mereka ingin kembali ke Mesir karena mereka lebih suka makanan yang diberikan oleh Firaun. Alkitab mengatakan di Masa dan di Meriba engkau mencobai Aku, Aku akan membinasakan engkau! Akhirnya semua binasa. Apapun yang dunia berikan kepada kita, hal yang paling indah adalah diberi makan dari tangan Tuhan. Janganlah kita bodoh! Dia akan merawat hidup kita. Sampai kita tua, Dia tidak akan meninggalkan kita. Di kitab Ulangan tertulis, “Aku akan memberikan engkau manna, makanan yang tidak kamu kenal”. Pertama, manna memang tidak pernah ada sebelumnya dan nenek moyang mereka tidak tahu apakah manna itu. Tapi kedua, Tuhan mengatakan bahwa Dia akan memberi makan dengan cara yang tidak engkau kenal. Ada satu sindiran Allah di dalam hal ini, adalah orang-orang itu mencari uang dengan susah payah tetapi Aku memberikan kepada orang yang Aku kasihi ketika tidur. Itu bukan berarti malas, itu artinya rest di dalam Tuhan. Itu artinya kita mau menjalankan kehendak Tuhan. Allah akan mencukupkan kebutuhan kita, namun yang paling utama adalah biarlah kehendak Allah, ketetapan Allah, hukum Allah, dan rencana Allah ada di depan. Biarlah nikmat akan Tuhan di dalam hari-hari-Nya Tuhan dan di dalam rumah Tuhan itu adalah segala sesuatu yang menjadi prioritas dalam hidup kita.


  4. Yesus mengajarkan kepada kita, di tengah-tengah temptation seperti itu, makan roti itu tidak salah. Tapi karena itu sudah menjadi satu temptation sekarang Yesus benar-benar lapar. Maka kemudian Dia menahan lapar-Nya, Dia menahan puasa-Nya lebih panjang, itu adalah jalan sangkal diri. Saudara tidak perlu kuatir karena lapar, Tuhan pasti memberikan kita makanan. Anak-Nya yang tunggal saja, yang ada di dunia itu diberi makan, masakan Dia mencobai kita melebihi daripada anak-Nya? Tidak mungkin! Yesus adalah Guru Agung, Yesus adalah Pemimpin Gereja, Yesus paling rohani dari kita. Tetapi Allah memberikan satu ujian supaya Alkitab mengatakan engkau tahu pada saat itu apa pilihan hidupmu dan cetusan hatimu. Maka Yesus mengatakan, “Aku tidak akan makan, maka Aku akan menjalankan kehendak Allah”. Di saat seperti itu Dia harus memperpanjang puasa-Nya dan itu berarti Dia harus memikul salib-Nya, menyangkal diri-Nya dalam kehidupan-Nya yang kenosis. Dikosongkan sampai seluruh kehendak Allah jadi dalam hidup-Nya. Yesus mengatakan hal ini dan Yesus mengajarkan hal ini. Dan itu memberikan kepada kita jalan di dalam kemenangan. Tidak terjebak oleh setan tetapi mendapatkan apa yang diperlukan dalam hidup kita. Apakah saudara mau mendapatkan apa yang kita perlukan dan mendapatkannya dari tangan Tuhan. Bukankah itu yang terpenting? Bukankah itu adalah kebahagiaan yang sejati? Anak-anak saudara akan melihat bahwa saudara mengutamakan Tuhan lebih dari seluruh kebutuhan. Di dalam hati mereka akan mengetahui bahwa Tuhan adalah segala sesuatunya. Kehendak-Nya, Firman-Nya harus aku takuti. Apa yang menjadi kegagalan kita? Dalam mendidik anak-anak kita? Jika kita bicara apapun saja tentang Tuhan, tetapi kita hidup dengan jalan setan. Kita hidup di dalam pencobaan dan kemudian kita jatuh dalam dosa. Yesus mengatakan manusia bukan hidup dari roti saja tapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. Percayakan hati, hidup dan keluarga kita kepada Tuhan, dan biarlah Tuhan memfokuskan mata rohani kita untuk melihat kehendak-Nya, rencana-Nya lebih utama daripada seluruh kebutuhan kita dan Alkitab mengatakan, “Barangsiapa yang mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu”. Kiranya Firman-Nya itu boleh kita nikmati, kiranya Firman-Nya itu boleh sungguh-sungguh terjadi, kiranya Dia boleh menyatakan bahwa Dia adalah Allah yang setia dalam hidup kita.

Ketaatan (4) Aplikasi

Yakobus 1:21-25, Roma 8:28, Kejadian 50:20

Hari ini saya akan mengajak saudara-saudara melihat bagian Firman Tuhan berkenaan dengan aplikasi ketaatan. Tuhan menyatakan kepada kita bahwa kita harus taat kepada Dia dan mengaplikasikannya setiap hari di dalam hidup kita. Kita ingin taat tetapi masalahnya adalah Tuhan tidak datang dengan kasat mata yang bisa kita lihat begitu saja dan Dia tidak berbicara langsung di telinga kita. Jika demikian, seperti apakah bentuk aplikasi ketaatan sehari-harinya?

Alkitab menyatakan kepada kita ada 4 prinsip aplikasi ketaatan.

  1. Taat kepada Tuhan melalui otoritas

  2. Allah menciptakan dunia ini, di dalamnya ada ordo dan tatanan. Yang di bawah harus taat kepada yang di atas, yang di atas harus taat lagi kepada yang di atasnya. Sampai demikian, yang paling atas di dalam dunia ini, manusia harus taat kepada Tuhan. Ini adalah sesuatu yang Tuhan nyatakan kepada kita. Dia memberikan tatanan di dalam pemerintahan; ada rakyat, ada pemerintah, dan pemerintah harus bertanggungjawab kepada Tuhan. Dalam keluarga, anak taat pada orang tua, dan orang tua harus bertanggung jawab kepada Tuhan. Dalam prinsip education, murid-murid harus taat kepada guru, dan guru harus taat kepada Tuhan. Dalam perdagangan Alkitab menyatakan: Hai hamba-hamba, engkau harus taat kepada tuanmu, dan tuan-tuan engkau harus taat dan takut kepada Allah. Ini adalah prinsip ketaatan kepada Allah melalui otoritas. Ini adalah prinsip Alkitab yang paling dasar.

    Di dalam kehidupan manusia, Allah menciptakan bukan semuanya berada di dalam kesejajaran. Tetapi ada ordo dan otoritas yang Tuhan nyatakan kepada kita. Kita diciptakan berdasarkan prinsip Allah Tritunggal, yaitu ada kesetaraan, sama-sama manusia tetapi ada ordo di dalam menjalankan fungsi dan pelayanan kita di tengah-tengah dunia. Jikalau kita tidak menghormati otoritas, sebenarnya kita juga tidak menghormati Tuhan. Anak-anak yang melawan orang tuanya, rakyat yang melawan pemerintah, murid yang melawan guru dan hamba yang melawan tuannya, pada prinsipnya adalah sama dengan melawan Allah secara langsung. Ini adalah prinsip-prinsip yang Tuhan nyatakan kepada kita dan perintah untuk memelihara ordo.

    Ketika Alkitab menyatakan seperti ini maka dalam pikiran kita sulit dan tidak mudah untuk dipahami. Firman Tuhan mengatakan untuk istri tunduk kepada suami, tetapi masalahnya adalah ada suami yang tidak bertanggung jawab dan memerintah istri macam-macam dan tidak bisa diterima. Perhatikan baik-baik, jika perintah suami bukan sesuatu perintah untuk kita itu berdosa langsung, istri tetap harus taat. Seorang anak tidak bisa mengatakan saya mau taat kepada Tuhan Yesus tetapi saya tidak mau taat kepada orang tua. Sekalipun seandainya orang tua kita belum mengenal Kristus, tidak takut akan Allah, tetapi kalau mereka menyatakan suatu perintah dan perintah itu tidak membawa kita kepada dosa langsung kepada Allah, maka kita harus taat dan tunduk. Ini adalah hal yang Tuhan nyatakan, karena Allah menciptakan seluruh dunia dengan ordo dan keserasian. Allah juga memberikan anugerah dan wahyu umum kepada mereka, dan mereka yang memelihara keluarga. Ini adalah prinsip-prinsip yang kita harus setujui. Akan tetapi, sampai berapa banyak dan berapa luas kita harus mentaati mereka? Jangan saudara taat atau tidak taat berdasarkan like or dislike. Tuhan sudah membawa kita berada di bawah orang itu, maka pasti ada rencana dan pimpinan Tuhan. Dalam konteks pekerjaan, mungkin saudara ingin keluar dari tempat kerja anda. Saudara boleh keluar secara baik-baik. Saudara menginginkan boss yang lebih baik itu tidak salah, tetapi seandainya itu tidak terjadi, seandainya Tuhan belum buka untuk hal itu, maka saudara taatlah.

    Sekali lagi, kecuali orang yang di atas kita meminta kita melakukan dosa langsung yang menghantam Allah melawan Allah; saudara dan saya harus di dalam ketaatan menjaga ordo. Di dalam ketaatan, Tuhan akan membentuk kita. Di dalam ketaatan itu ada penjagaan Allah terhadap kita ketika kita mau berbuat dosa. Celakalah jikalau kita ingin bebas. Kita akan celaka jika tidak ada orang yang akan memperingatkan, yang akan memberikan gesekan kepada kita dan yang akan memberikan warning kalau kita sudah berapa derajat lewat. Paling celaka itu adalah hamba Tuhan yang berusaha melepaskan ordo dari gereja. Padahal gerejalah yang menyatakan berkali-kali ada Pencipta dan ada ciptaan, ada Allah dan manusia. Gerejalah yang menyatakan bahwa kita harus taat kepada Allah, tetapi kita menyangkali. Kalau memang Tuhan meletakkan kita di situ biar kita boleh taat kepada Tuhan langsung. Tetapi kalau Tuhan belum nyatakan, belum meletakkan kita di situ, jangan memberontak. Banyak orang yang terus menerus memberontak. Jemaat memberontak kepada pengurus, pengurus memberontak kepada hamba Tuhan, hamba Tuhan memberontak kepada hamba Tuhan yang lebih senior. Itu seluruhnya mengacaukan ordo. Banyak perpecahan gereja yang bukan disebabkan karena teologia yang berbeda tetapi penyebabnya adalah ambisi manusia yang tidak mau berada di bawah ordo. Salah satu dari kecelakaan gereja yang saya takut sekali adalah kalau gereja itu independent, tidak memiliki sinode atau hanya sekedar nama agar pemerintah menaungi gereja itu. Hal seperti ini adalah penipuan, deception secara rohani yang tidak disadari. Jikalau Tuhan menyatakan sesuatu ordo kepada kita, biarkan itu ada. Karena itu artinya Tuhan mau membentuk kita, Tuhan mau menjagai kita. Prinsip kejatuhan Adam dan Hawa adalah “aku ingin seperti Allah, aku bebas, aku tidak mau ada di dalam ordo”. Biarlah keluargamu boleh harmonis, anak-anak mentaati orang tua, isteri taat kepada suami. Biarlah di dalam gereja boleh ada keharmonisan. Jemaat taat kepada pengurus, pengurus taat kepada hamba Tuhan, hamba Tuhan yang junior kepada yang senior, terus seperti itu dan kita semua takut kepada Tuhan. Biarlah di dalam satu pemerintahan, satu sekolah seluruhnya ordo ini tertanam. Apa yang akan dikerjakan oleh setan adalah untuk menjungkir-balikkan dan merusak ordo.

    Biarlah kita tidak menjadi orang yang begitu sombong di hadapan Allah. Miryam dan Harun, kakak kandung dari Musa sendiri. Miryam adalah orang yang berjasa kepada Musa, karena pada waktu Musa lahir, Musa lalu harus dihanyutkan di sungai, Miryamlah yang terus melihat adiknya sampai diambil oleh Putri Firaun. Pada waktu Musa sudah besar, Tuhan memilih Musa menjadi pemimpin. Miryam dan Harun suatu kali mengatakan, “bukankah Tuhan juga bicara kepada kita? Mengapa kita harus taat kepada Musa? “ Maka di situ Tuhan menyatakan penghakimannya kepada Miryam. Tuhan menghukum Miryam, Tuhan menyatakan Aku berbicara kepada hamba-hamba-Ku, tetapi lain kepada Musa, Aku berbicara muka dengan muka.

    Di tempat pekerjaan mungkin atasan kita adalah orang yang memiliki pendidikan yang lebih rendah dari kita, tetapi jika Tuhan menginginkan kita untuk taat, maka kita harus taat. Biarlah ini boleh menjadi pelajaran aplikasi pertama untuk kita taat kepada Tuhan. Biarlah kita boleh menjadi orang penurut-penurut Allah melalui Firman.

  3. Taat kepada Tuhan melalui Firman yang kita baca.

  4. Hal ini begitu jelas terdapat Yakobus 1:22-25. Ketika kita membaca dan mendengarkan Firman Tuhan, jangan hanya sekedar membaca tetapi renungkan Firman itu dan kemudian taatilah dan buat proyek ketaatan. Jangan membaca lalu melupakan. Alkitab menyatakan itu seperti seorang yang memandang kepada cermin, dia tahu, dia jelas tetapi begitu selesai dia meninggalkan cermin itu dan melupakannya. Tidak ada faedahnya sama sekali. Betapa banyaknya berkat yang dibuang karena kita memiliki sikap seperti itu. Begitu banyak orang di dalam gereja merasa begitu terinspirasi akan Firman yang di dengar, merasa disegarkan, dan tersentuh setelah mendengarkan Firman bahkan berlinang air mata tetapi begitu kotbah selesai, di dalam waktu hanya 5 menit melupakan semuanya. Sama sekali tidak memiliki satu komitmen untuk satu ketaatan. Kita seharusnya mendengarkan Firman dan kemudian memikirkan apa aplikasi dari Firman itu dalam hidup kita minimal di dalam satu minggu. Saya perkirakan 95% orang Kristen yang mendengarkan khotbah hanya mengingat ilustrasinya, tidak mengingat Firman-Nya. Bahkan banyak orang Kristen merasa diri pintar dan tidak perlu mencatat kotbah yang didengar. Kita seringkali dealing dengan Tuhan seperti main-main. Kita memperlakukan Firman seperti petasan. Orang begitu kagum akan petasan, setelah selesai melihatnya, lalu pulang, kemudian tidak ada urusan petasan dengan hidup kita dan tidak akan terjadi perubahaan hidup apapun. Kita memperlakukan Firman seperti itu.

    Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa jangan kita membaca Firman lalu kemudian melupakannya tetapi kita harus mengaplikasikannya. Sesudah membaca Firman, saudara kemudian mengaplikasikannya. Saya ambil contoh poin pertama yang sudah dibicarakan mengenai mentaati Allah melalui ordo, mentaati Allah melalui otoritas. Jikalau saudara sudah berkeluarga, sesampai di rumah, cek ordo di dalam keluarga saudara. Apakah istri-istri sungguh sudah taat kepada suami? Apakah suami-suami sudah mengatakan aku sudah mengasihi istri? Ada satu tulisan seperti ini: harus di sini mentaati suami yang takut akan Tuhan. Mentaati suami bukan mentaati suami yang tidak beres hidupnya. Suami harus mengasihi istri, suami harus takut akan Tuhan. Istri harus taat kepada kepada suami. Anak-anak harus taat kepada orang tua. Cek di dalam ordo keluarga saudara, cek di dalam ordo di dalam penghormatan kepada Tuhan di dalam gereja atau sekolah anda, dan ini menjadi sesuatu proyek ketaatan. Kalau tidak, maka seluruh Firman yang kita dengar dan mengerti, terinspirasi tapi tidak berbuah karena kita itu hanya mendengar lalu melupakannya. Ada seorang pernah mengatakan kepada saya, yang biasanya kita kerjakan itu adalah virtual obedience (ketaatan maya) tidak pernah ada bentuknya.

  5. Taat kepadaTuhan melalui Firman yang tertanam di dalam hati.

  6. Lihat Yakobus 1:21.“Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu, dan terimalah dengan lemah-lembut Firman yang tertanam di dalam hatimu yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.” Terimalah dengan lembut hati Firman yang ada di mana? Yang tertanam di dalam hatimu. Ini adalah cara kerja Roh Kudus yang mengingatkan kita. Di dalam Roma 1:14 dikatakan bahwa anak-anak Allah akan mentaati Roh Allah/Roh Kudus, dan salah satu aspek utama dalam pekerjaan Roh Kudus adalah Dia akan bekerja di dalam hati dan pikiran kita, mencerahkan hati nurani kita dengan Firman yang pernah kita baca atau dengar sebelumnya. Banyak orang Kristen memiliki pengalaman seperti ini, ketika berada dalam temptation atau sebuah kondisi, tiba-tiba Firman itu muncul dalam pikiran kita, bahkan kita sendiri tidak mengingat kapan membaca atau mendengar Firman itu, bahkan tidak ingat siapa pengkotbahnya. Mungkin pada waktu itu engkau sedang diperhadapkan dengan sesuatu yang membawamu kepada perzinahan, lalu tiba-tiba Firman itu muncul, “Kuduslah kamu sebab Aku itu kudus adanya”. Mungkin saudara mau menekan hati nuranimu, lalu Alkitab menimbulkan dalam pikiran saudara dan Roh Tuhan itu menyatakan, “Jangan mendukakan Roh Kudus.” Atau mungkin ada kekuatiran muncul, lalu kemudian saudara langsung teringat, “Jangan kamu kuatir.” Di saat seperti itu, saya sebagai hamba Tuhan menyatakan kepada saudara, jangan melawan/menekan/berusaha untuk mematikan Firman itu, tetapi Alkitab mengatakan terimalah dengan lembut hati dan kemudian taat. Jikalau kita tidak mau menerimanya, maka kita akan menekan dan merasionalisasi tindakan berdosa kita. Misalnya, ketika diperhadapkan dengan satu godaan untuk melihat video porno, pada saat itu Firman mengingatkan untuk hidup kudus tetapi saudara tidak mau taat dan mulai menekan, Roh Kudus beberapa kali mengingatkan tetapi saudara tekan sampai ke titik tertentu saudara bilang saya tetap bagaimanapun sebagai orang muda harus belajar sex itu apa, saudara mulai merasionalisasi, nontonnya hanya 3 menit, sesekali tidak akan apa-apa, terus merasionalisasikan/membenarkan diri, lalu kemudian saudara akan masuk di dalam temptation.

    Alkitab mengatakan terimalah Firman dengan lembut, adalah bahaya yang besar kalau kita menutup suara Roh Kudus dalam hati kita. Jikalau kita membiarkan dosa yang kecil sekalipun tetapi dilakukan berkali-kali dan setelah itu dirasionalisasikan maka hati nurani bisa membatu dan semakin jatuh ke dalam dosa yang dalam. Rasionalisasi dosa yang tertinggi adalah agama. Ada orang membunuh karena alasan disuruh oleh agamanya. Hati nuraninya dikaburkan, dimatikan, dan rasionalisasi sudah sampai yang tertinggi. Saudara mengerti itu proses mematikan hidup kita dengan dosa, menyakitkan, maka sebagai orang Kristen hiduplah dengan hati nurani yang murni. Sebagai orang Kristen, Alkitab mengatakan ingat akan cara kerja Roh Kudus. Roh Kudus akan mengingatkan kita, menyadarkan kita dan Roh Kudus memakai kalimat yang lembut di dalam hati nuranimu, dan sekali lagi Alkitab mengatakan jangan mendukakan Roh Kudus Allah.

  7. Taat kepada Allah melalui keadaan hidup kita.

  8. Lihat Roma 8:28,” Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. Kejadian 50:20, “ Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-reka untuk kebaikan dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”. Poin ini adalah kita taat kepada Allah dengan kita menerima dengan syukur atas Tuhan yang memimpin kehidupan kita, disebut sebagai providensia Allah. Providence dalam teologi adalah karya atau kerja Allah di dalam seluruh bagian hidup kita. Orang Kristen tidak mengenal arti kata sial atau kebetulan. Allah sedang merencanakan sesuatu dalam hidup kita. Bukan kebetulan seorang anak dilahirkan prematur atau kebetulan mendapatkan pekerjaan atau teman hidup. Ada rencana Allah langsung di dalam hidup kita.

    Kristus adalah kepala gereja dan Kristus yang sama adalah pemilik alam semesta, Dia mengontrol kejadian-kejadian di dunia ini untuk memberikan kebaikan yang tertinggi bagi gereja-Nya. Jangan mempercayai bahwa hidup anda itu adalah just natural event. Jikalau kita mengerti prinsip Alkitab mengenai providensia, maka saudara akan menyadari bahwa jalan Allah bukan saja membawa kita dari sini menuju ke Surga tetapi prinsip ini akan membawa Surga ke dalam jiwa kita. Berapa banyak orang yang tidak bisa rest, sakit hati berkepanjangan, discourage seumur hidup karena sesuatu hal terjadi tahun-tahun sebelumnya? Sebagai hamba Tuhan saya katakan bangun, berdiri, lihat Firman, berjalan di dalam iman, bukan berjalan di dalam pengertianmu sendiri. Alkitab dengan jelas mengatakan Allah-lah yang mengontrol hidupmu, dan yang menyatakan itu kepadamu. Tujuan-Nya adalah untuk satu, mendatangkan kebaikan bagi semua orang yang terpanggil, terpilih sesuai dengan rencana-Nya, kecuali saudara berada dalam dosa dan kemudian sesuatu yang jahat terjadi di dalam hidupmu, maka seandainya pun itu terjadi, sebagai hamba Tuhan saya katakan kepadamu, bertobatlah, dan ketika engkau bertobat, engkau akan menyadari misteri providensia Allah, yaitu Dia akan membalik sesuatu akibat dosa menjadi kecemerlangan yang besar di dalam Kristus. Ini adalah cara kerja Allah yang sulit sekali dimengerti yang Tuhan nyatakan. Apapun saja yang terjadi, apakah itu baik atau tidak beruntung, apakah menyenangkan atau mendukakan hati kita di masa lampau, maka sekarang kita boleh rest di dalam Tuhan, di dalam Firman-Nya, terimalah itu sebagai sesuatu kehendak Allah dan terimalah itu di dalam ketaatanmu kepada Allah dan nantikan Tuhan bertindak akan mengubah segala sesuatunya.

    Setan itu seakan-akan membawa pertaruhan di dalam hidup kita, dia ingin menghancurkan iman kita. Maka di situ saudara rela taat kepada Tuhan dan Tuhan akan balikkan, bahkan kalaupun berdosa, bertobatlah. Ingat peristiwa Daud. Tuhan memperhitungkan dosa Daud karena keadilan dan kesucian-Nya harus ditegakkan, tetapi uniknya, dari seluruh anak Daud, anak kedua dari dia dan Batsyeba, Salomo, itu yang dinaikkan Tuhan di atas tahtanya. Apapun saja yang terjadi, Tuhan itu Yesus Kristus adalah Kepala Gereja dan alam semesta, Dialah yang mengatur segala sesuatunya untuk kebaikan kita, nantikan Dia, dan lihat bagaimana Dia akan membalikkan semuanya untuk kebaikan kita dan itu adalah spesialis pekerjaan-Nya.

    Perhatikan dua tokoh ini, pertama adalah Yusuf, Yusuf itu adalah anak kesayangan, tetapi kemudian dimasukkan ke dalam perigi, diambil orang, kemudian menjadi budak Potifar. Yusuf berpikir hidupnya sudah habis, tidak lagi akan bertemu keluarganya tetapi kemudian di bekerja kepada Potifar, ternyata bagus, Yusuf diangkat jabatannya lalu istri Potifar memfitnah dia dan dia masuk penjara. Tetapi akhirnya Jusuf menjadi orang yang menafsirkan mimpi Firaun dan menjadi tangan kanan Firaun sampai bertemu kembali dengan keluarganya. Hidup Jusuf naik turun. Yusuf kemudian menyarikan hidupnya dengan satu hal (Kejadian 50:20) engkau mereka-rekakan yang jahat bagi hidupku, tetapi Allah mereka-rekakan yang baik yaitu melindungi seluruh bangsa ini dari kesusahan besar. Bersyukur untuk air mata, kesulitan untuk segala hal terjadi dalam hidup kita, karena Tuhan memberikannya kepada kita untuk kebaikan kita.

    Satu lagi adalah Daniel. Daniel pada waktu itu masih remaja, tentera Nebukadnezar datang dan membawa Daniel ke Babel. Berpuluh-puluh tahun dan tidak pernah kembali ke negerinya, tetapi kalimat pertama dari Daniel 1, menyatakan betapa kemahirannya, dia menyatakan Allah-lah yang menaklukan Yoyakim ini dan membawa Israel kepada Nebukadnezar, dia tahu peristiwa natural event itu sebenarnya adalah campur tangan Allah langsung di dalam hidupnya yang membawa Daniel dari Israel menuju kepada Babel. Daniel mengerti rahasia ini, dia mengerti bahwa natural event, hal yang kelihatannya kebetulan dan biasa saja, tetapi dia melihat natural event itu adalah tangan Allah yang tidak kelihatan memindahkan dia dari Israel ke Babel.

    Ada orang yang mengerti poin ke-4 ini dan ada orang yang tidak mengerti. Perbedaannya adalah kalau saudara mengerti Allah intervensi secara langsung dan tidak ada natural event dalam hidup kita, itu adalah intervensi providensia-Nya, membawa Daniel dari Israel menuju ke Babel, dia tahu bahwa ke Babel adalah calling, maka dia lakukan yang terbaik, dia bersaksi bagi Tuhan di tengah-tengah kondisi seperti ini, dia memuliakan Tuhan dan membuat orang-orang tahu bahwa YHWH itu hidup.Tetapi kalau Daniel tidak mengerti poin ini dan kemudian dia di bawa ke Babel, yang terjadi adalah seumur hidup dia akan mengasihani dirinya sendiri, dia tidak akan kembali lagi menjadi seorang pemuda yang bersinar, dia akan hancur di dalam hidup ini.

    Orang yang tahu hidupnya begitu menderita tetapi kehendak Allah jadi, maka dia tahu, this is my calling. Ini panggilanku, ini bukan sialku, aku dipanggil untuk ini dan aku memuliakan Tuhan untuk hal ini, aku akan bersaksi dengan seluruh kepahitan di dalam hidupku. Ada orang yang dipanggil untuk menjadi hamba Tuhan di perdesaan, ada orang yang dipanggil untuk menyatakan Tuhan itu hidup di perkotaan, ada orang yang dipanggil untuk menyatakan kebesaran Allah kepada orang orang rendah, ada orang yang dipanggil untuk menyatakan kebesaran Allah kepada orang-orang yang besar, aristokrat, ada orang yang dipanggil menyatakan kebesaran Allah melalui kesehatan, kesulitan, penderitaan dan sakit penyakit.

Saudara-saudara biar kita boleh mengerti, kita boleh taat kepada Tuhan, menerima seluruh yang dinyatakan-Nya di dalam Firman-Nya, di dalam ordo dan juga di dalam segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita. Saudara mengerti hal ini, kita akan memiliki satu rest di dalam Tuhan dan kita akan mengerti panggilan kita setiap hari untuk mempermuliakan Dia dalam seluruh bagian hidup kita, dan nantikanlah Tuhan sampai Dia sendiri mengulurkan tangan kepada kita dan memberikan sesuatu kegemilangan dan sinar di dalam hidup kita, kiranya nama-Nya dipermuliakan.

^